Warga Pro dan Kontra Galian C Kalikatir Saling Lapor

Mojokerto, RN. Keberadaan lokasi galian C (pasir dan batu) di Desa Kalikatir, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, yang memunculkan...

Fasilitasi Bantuan Dana Bagi Wirausaha Baru, Ning Ita Buka Akses Klinik UMKM, MomMi ECCis (Mojokerto’s Small and Medium Enterprises Coaching Clinics)

Petugas Di 11 Titik Penjagaan Pos Pam Wilayah Hukum Polresta Mojokerto Jalani Sreening

Kapolresta Mojokerto Jalani Rapid tes Antibody di Pos Cek Point

Mojokerto, RN.

Keberadaan lokasi galian C (pasir dan batu) di Desa Kalikatir, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, yang memunculkan pro dan kontra warga, dipastikan bakal semakin panas. Menyusul, ada sebagian warga yang melaporkan jika galian C tersebut ilegal, namun disisi lain warga yang pro dan pengelola galian C melaporkan dugaan tanda tangan palsu yang dilakukan warga kontra galian.

Informasi yang dihimpun Radar Nusantara, salah satu tokoh warga yang kontra galian C, Musian. Dia melaporkan ke Mapolda Jatim dan Mapolres Mojokerto atas dugaan galian diduga ilegal. Slamet Pujiono, pengelola galian C di Desa Kalikatir, melaporkan ke Polsek Gondang atas dugaan pencemaran nama baik serta ada dugaan pemalsuan tandatangan yang dilakukan oleh oknum warga yang mempersoalkan keberadaan usaha pertambangan tersebut.

Sebagai upaya agar konflik dua kubu ini ada titik temu, Polsek Gondang melakukan konfrontir terhadap kedua belah pihak. Langkah itu untuk mengetahui kebenaran terkait tanda tangan yang dibawah warga dalam laporan ke Polda Jatim oleh warga yang kontra galinbeberapa waktu lalu.

Kapolsek Gondang, AKP Slamet Riyadi, mengatakan pihaknya telah memintai keterangan dari delapan saksi warga di Polsek Gondang. Menurut Slamet, dari pemeriksaan itu, sebanyak enam orang tidak mengakui tandatangan yang dijadikan acuan warga yang kontra dalam melaporkan galian C yang dianggap ilegal.  "Artinya, dalam kasus ini juga ada dugaan pemalsuan tandatangan," katanya kepada wartawan, Selasa (18/4/2017).

Dijelaskan, dari konfrontir itu, selain dugaan pencemaran nama baik terkait galian legal atau berijin, ada juga dugaan perkataan bohong. "Bohongnya yaitu, karena warga diminta tandatangan untuk minta bantuan gronjong bukan untuk penutupan galian C," kata mantan Kapolsek Jatirejo.

Polemik itu mulai memanas setelah beberapa warga, termasuk Musian, menuduh Slamet Pujiono, bahwa ada  galian C ilegal di Desa Kalikatir. Puncaknya,  Musian, menggalang warga masyarakat Kalikatir untuk mendukungnya untuk mengelar aksi penutupan dengan cara tanda tangan. Itupun dalam penggalangan tanda tangan. Bukan hanya penutupan, tanda tangan tersebut untuk digunakan menghentikan galian serta meminta bantuan gronjong kepada pemerintah lantaran sebelumnya ada banjir bandang. "Lah karena itu, beberapa warga merasa dibohongi. Untuk itu hari ini, saya panggil warga dan Musian untuk konfrontir," tegasnya.

Musian, sebagai terlapor membantah terkait pemalsuan tandatangan yang digunakan nya sebagai lampiran laporan ke Polda Jatim dan Polres Mojokerto beberapa waktu lalu. "Semua itu tandatangannya asli semua," ungkapnya seusai menjalani pemeriksaan bersama warga yang merasa tidak ikut tandatangan.

Dotanya soal pengalangan tanda tangan untuk minta bantuan gronjong pasca terjadinya banjir bandang pihaknya juga membantah. "Kenapa juga saya minta tanda tangan soal itu. Saya juga bukan polo atau perangkat desa. Saya minta tanda tangan ya untuk ini (lampiran menolak galian c)," pungkasnya.

Sementara itu, Slamet Pujiono, pengelola galian C Kalikatir menegaskan, jika galian C yang dikelolanya memiliki ijin resmi hingga tahun 2019. "Soal dugaan kerusakan lahan pertanian. Ya mesti saja rusak, kan batunya diambil, namun lahan milik warga kan sudah dibeli. Setelah itu kita kembalikan lagi sebagai sawah lagi yakni melalui reklamasi. Selama ini sudah kami lakukan reklamasi 30 persen dan sawahnya bisa digarap lagi," bebernya.

Menurut dia, hasil pemeriksaan soal tanda tangan yang diduga palsu. Bagi Slamet, ada warga yang dihasut jika tanda tangan tersebut untuk gronjong. Ternyata tanda tangan tersebut untuk pelaporan ke Polda. "Kami tidak terima karena galian kami ijinnya lengkap," tegasnya.

Jika ada rencana untuk mediasi bersama warga yang kontra adanya galian C, pihaknya tetap menunggu dari pemilik usaha galian. Jika pengusahanya menghendaki untuk damai ya terserah.

"Karena saya punya bos, kalau bosnya lanjut ya laporan ini tetap berlanjut. Intinya ini tadi di konfrontir soal laporan warga dan dugaan pemalsuan tanda tangan," imbuhnya.

Warga yang kontra galian, lanjut Slamet, tujuannya sengaja untuk mengusik keberadaan usaha galian. "Repot musuh orang iri, dia (Musian) juga sering minta uang ke saya," jelasnya. (NC)