Dedi Mulyadi: Kebangkitan Nasional Itu Ketika Rakyat Makmur Dan Terlindungi

Purwakarta RN. Memperingati hari kebangkitan nasional yang jatuh setiap tanggal 20 mei. Sudah seharusnya di jadikan sebagai spirit untuk da...

Paket Layanan Spesial Dalam Gempungan di Buruan Urang Lembur

Purwakarta Dorong PELAKU UMKM MELEK TEHNOLOGI

WARGA DEPOK KE GEDUNG NEGARA PURWAKARTA, BUPATI SEDANG RAPAT HARI JADI KOTA PURWAKARTA

Purwakarta RN.
Memperingati hari kebangkitan nasional yang jatuh setiap tanggal 20 mei. Sudah seharusnya di jadikan sebagai spirit untuk dapat berbuat lebih baik dalam mengisi kemerdekaan. Karena hari kebangkitan nasional lahir berawal dari sejarah Republik Indonesia yang membutuhkan figur pemersatu untuk membangkitkan semangat perjuangan melawan penjajah.

Kini, setelah 71 tahun Indonesia merdeka, kebangkitan Nasional harus di isi dengan bagaimana mengelola tanah air untuk kemakmuran Rakyat serta memberikan perlindungan.

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi memaknai hari kebangkitan Nasional adalah ketika pemimpin mampu mengelola kekuatan dan kekayaan negara bagi kemakmuran rakyat.

"Kebangkitan Nasional Itu, Ketika Para Pemimpin Mampu Mengelola Kekuatan dan Kekayaan Negara Bagi Kemakmuran Rakyatnya," semangat Dedi.

Sebagai Bupati yang di kenal sebagai pemegang teguh budaya "gotong- royong", Dedi juga menyebut kebangkitan Nasional ketika orang kaya tidak serakah.

"kebangkitan Nasional Itu Ketika Orang Kaya Tidak serakah, mau berbagi Pada Masyarakat Miskin. Kebangkitan Nasional Itu Ketika Para Pengusaha Mampu Memberikan Kesejahteraan kepada Para Buruh, Kebangkitan Nasional Itu Ketika Para Buruh Bekerja dengan Sepenuh Hati", tegasnya.

Tidak ketinggalan, sebagai tokoh, kepala daerah yang di kenal sangat dekat dengan masyarakat, serta menjadi wakil ketua pengurus cabang NU Purwakarta tersebut mengatakan jika kebangkitan nasional adalah ketika masyarakat terlindungi.

"Kebangkitan Nasional Itu Ketika Para Petani dan Nelayan dilindungi ketika Musim Paceklik. Kebangkitan Nasional Itu, Ketika Para TKI dihargai di Luar Negeri, kebangkitan Nasional Itu, Ketika Kaum Intelelektual Para Pemuka Agama, Adat,  Menghormati Perbedaan dan tidak Merasa Benar Sendiri", pungkasnya. (Dof)