Terinspirasi Abah Udju, Disdik Launching Pojok Baca Purbasari

Jakarta RN. Membaca masih di anggap sebagai bukan kebutuhan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, dengan berkembangnya tekhnologi pun, ...

Pemkab Purwakarta Targetkan 1.000 Hektar Areal Persawahan Organik

Bupati Purwakarta Beri Hadiah Kepada Pemenang Lomba Karya Tulis Di Purwakarta

Kembali Perolehan Medali, Purwakarta Tambah 2 Emas Cabor Dayung

Jakarta RN.
Membaca masih di anggap sebagai bukan kebutuhan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, dengan berkembangnya tekhnologi pun, membaca masih sebatas di media sosial untuk bisa komunikasi dengan teman atau mencari teman baru, bukan untuk dapat menimba pengetahuan yang dapat menambah wawasan demi keberlangsungan hidup yang lebih baik.

Tahun 2013 ada studi  mengungkapkan bahwa Minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah serta memprihatinkan. indeks Minat baca di tanah air  hanya mencapai 0.01,tertinggal jauh jika di bandingkan dengan rata-rata indeks baca negara maju yang berada di angka 0.45 hingga 0.62.

Di hadiri langsung oleh kepala dispora purwakarta H. M. Rasmita N. S., S.Pd., M.Pd. sekretaris Disdikpora Purwakarta Purwanto, M.Pd, Fadil Karsoma (Sekda) Kabupaten Purwakarta, pejuang literasi Abah Udju, serta 100 an  tamu undangan dari komunitas serta pegiat literasi di Purwakarta menghadiri launching pojok baca Purwakarta baca setiap hari (Purbasari) yang di selenggarakan oleh dinas pendidikan kabupaten Purwakarta, rabu (17/5) di aula kantor dinas pendidikan.

Launching pojok baca Purbasari  sendiri Terinspirasi dari seorang kakek bernama Abah Udju, yang bukan dari PNS juga tanpa memperoleh honor dari pemerintah, Abah Udju dengan sukarela, sabar, berkeliling kampung menggunakan sepeda membawa buku agar masyarakat khususnya anak-anak mau membaca.

Selain pojok baca Purbasari, juga dilangsungkan launching komunitas literasi Purwakarta  (kolita), launching buku "sampurasun Aussie" serta penganugerahan literasi Award untuk abah Udju.

kepala dispora purwakarta H. M. Rasmita dalam sambutannya mengatakan jika gerakkan membaca perlu di tingkatkan, karena membaca merupakan sumber pengetahuan.

"Gerakan membaca merupakan kegiatan untuk menemukan pengetahuan. Membaca tidak bisa ditawar lagi, karena membaca merupakan kebutuhan untuk memperoleh penerangan, membaca perlu di lakukan meskipun hanya beberapa menit dalam setiap hari", Ajak Rasmita.

Rasmita juga mengajak untuk bagaimana supaya membaca menjadi kebutuhan sama halnya makan dan minum.

"Gerakan membaca perlu di galakkan, bagaimana membaca bisa di ciptakan menjadi kebutuhan seperti halnya makan minum. Sehingga nantinya membaca akan menjadi suatu kebiasaan yang akan harus di penuhi di manapun berada", tegasnya.

Sekda Purwakarta Fadhil Karsoma juga berharap untuk bagaimana Purwakarta mampu menjadi inspirasi dalam program literasi.

"Kami berharap purwakarta dapat menjadi inspirasi untuk membaca termasuk membaca Al qur'an, kita gebyar kan Purwakarta membaca", ungkapnya.

Fadhil juga memuji perjuangan Abah Udju yang mampu menjadi perpustakaan keliling demi mencerdaskan masyarakat.

"Saya salut sama abah Udju, luar biasa perjuangan beliau dalam turut andil mencerdaskan generasi penerus dengan sukarela, yang saya sendiri belum tentu mampu melakukan",

Sekretaris Disdikpora Purwakarta,Purwanto juga mengatakan jika gemar baca perlu menjadi kebiasaan, untuk itu perlu aktor dan agen.

"Gemar membaca akan terjadi karena kebiasaan, untuk itu perlu aktor dan agen yang mempelopori program tersebut", jelas Purwanto.

Purwanto juga mengajak para pegiat literasi memecahkan Kebiasaan lama dengan menggalakkan kebiasaan yang baru.

"Kebiasaan lama yakni kebiasaan malas membaca harus di hancurkan, di pecahkan, dengan mengganti kebiasaan baru yakni giat membaca", tegasnya.

Purwanto yakin, dengan semakin terus meningkatnya komunitas pegiat literasi, budaya membaca akan sukses diraih.

"Semakin banyak komunitas di sekolah atau di masyarakat, saya optimis budaya membaca akan dapat terwujud", pungkasnya. (Dof)