Purwakarta RN. Sebagai pemimpin yang memiliki kepekaan tinggi terhadap masyarakat yang di pimpinnya, Dedi Mulyadi banyak masyarakat ...
Purwakarta RN.
Sebagai pemimpin yang memiliki kepekaan tinggi terhadap masyarakat yang di pimpinnya, Dedi Mulyadi banyak masyarakat nilai bukan hanya pemimpin yang cukup melihat warganya kenyang terisi perutnya, namun juga apakah kwalitas nasi yang di konsumsi oleh warganya layak, sehat dan ingin sama dengan apa yang di konsumsinya.
Dalam peresmian Anjungan Tunai Mandiri (ATM) beras, Dedi mengintruksikan untuk kwalitas beras adalah beras kwalitas premium, agar warga yang tidak mampu pun merasakan kwalitas nasi sama seperti orang mampu demi kebutuhan gizinya.
Salah seorang warga, Mak Onih (70) warga Kampung Rawa Salem RT 01/01 Desa Wanakerta, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta mengaku sangat senang dengan adanya program tersebut, di tambah lagi dirinya menjadi orang pertama yang menikmati fasilitas ATM Beras yang diluncurkan oleh Pemkab Purwakarta, Kamis (1/6) di desanya.
Meski tampak kebingungan saat berada di depan mesin ATM, nenek tua yang memiliki dua orang anak dan dua orang cucu tersebut tetap semangat untuk melakukan transaksi. Di bantu Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Sang Nenek memasukan kartu ATM dan Personal Identity Number (PIN) ke dalam mesin yang memiiki sistem paling mutakhir di Indonesia itu.
Dengan penuh kesabaran Bupati membimbing sang nenek untuk melakukan sesuatu yang baru di lihatnya tersebut, sambil bertanya tentang keseharian, bagaimana nenek tersebut mendapatkan beras dan dari mana uang untuk membeli berasnya.
"Emak biasa mendapatkan beras jatah beras raskin dengan harga Rp.2500 per liter, uangnya mah biasanya dari anak, kadang ada yang ngasih. Sekarang Alhamdulillah dapat beras bagus, gratis lagi", Jawab Mak Onih Sumringah.
Dari 46.582 jiwa warga Purwakarta penerima beras sejahtera, jumlah tersebut masih secara persentase hanya kurang lebih5% dari total penduduk di Kabupaten Purwakarta. Target realistis pun telah diusung oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam pelaksanaan Program ATM beras ini yakni, akhir Tahun 2017 diharapkan tidak ada lagi warga Purwakarta yang mengkonsumsi beras sejahtera jatah pemerintah pusat yang didistribusikan oleh Badan Urusan Logistik.
Melalui ATM beras, skema aliran beras menjadi sangat sederhana. Beras dikumpulkan oleh aparat desa dari warga Purwakarta yang sudah mampu, kemudian dimasukan ke dalam ATM beras berkapasitas 300 Kg. Lalu warga yang kurang mampu, dalam hal ini penerima jatah beras sejahtera, dapat langsung datang ke ATM beras.
Selain itu, keberadaan ATM beras ini juga dinilai dapat memutus mata rantai distribusi beras subdisi yang kerap disalahgunakan oleh oknum aparat desa untuk menarik keuntungan. Karena sikap tidak terpuji ini, pernah terjadi di beberapa desa di Kabupaten Purwakarta.
Sekali penarikan atau transaksi mereka (masyarakat penerima beras sejahtera) bisa mendapatkan 3 Kg beras, dengan jatah maksimal sebanyak 15 Kg beras setiap bulannya.
"Datanya tersistem dengan baik. Jadi bisa tepat sasaran. Kadang dalam kasus pembagian rastra masih saja ada oknum yang bermain, menjual berasnya kepada orang yang tidak berhak. Sekarang tidak bisa lagi. Data masuk dan data keluarnya beras itu dapat diketahui secara real time," ungkap Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Jum'at (2/6) saat dihubungi media.
Tahap awal pelaksanaan program ini, tersedia sebanyak 4 ATM beras yang telah tersebar di 4 desa meliputi Desa Wanakerta, Desa Dangdeur, Desa Cibungur dan Desa Bungursari, yang Seluruhnya berada dalam kawasan Kecamatan Bungursari Purwakarta. (Hum/Dof)
Dalam peresmian Anjungan Tunai Mandiri (ATM) beras, Dedi mengintruksikan untuk kwalitas beras adalah beras kwalitas premium, agar warga yang tidak mampu pun merasakan kwalitas nasi sama seperti orang mampu demi kebutuhan gizinya.
Salah seorang warga, Mak Onih (70) warga Kampung Rawa Salem RT 01/01 Desa Wanakerta, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta mengaku sangat senang dengan adanya program tersebut, di tambah lagi dirinya menjadi orang pertama yang menikmati fasilitas ATM Beras yang diluncurkan oleh Pemkab Purwakarta, Kamis (1/6) di desanya.
Meski tampak kebingungan saat berada di depan mesin ATM, nenek tua yang memiliki dua orang anak dan dua orang cucu tersebut tetap semangat untuk melakukan transaksi. Di bantu Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Sang Nenek memasukan kartu ATM dan Personal Identity Number (PIN) ke dalam mesin yang memiiki sistem paling mutakhir di Indonesia itu.
Dengan penuh kesabaran Bupati membimbing sang nenek untuk melakukan sesuatu yang baru di lihatnya tersebut, sambil bertanya tentang keseharian, bagaimana nenek tersebut mendapatkan beras dan dari mana uang untuk membeli berasnya.
"Emak biasa mendapatkan beras jatah beras raskin dengan harga Rp.2500 per liter, uangnya mah biasanya dari anak, kadang ada yang ngasih. Sekarang Alhamdulillah dapat beras bagus, gratis lagi", Jawab Mak Onih Sumringah.
Dari 46.582 jiwa warga Purwakarta penerima beras sejahtera, jumlah tersebut masih secara persentase hanya kurang lebih5% dari total penduduk di Kabupaten Purwakarta. Target realistis pun telah diusung oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam pelaksanaan Program ATM beras ini yakni, akhir Tahun 2017 diharapkan tidak ada lagi warga Purwakarta yang mengkonsumsi beras sejahtera jatah pemerintah pusat yang didistribusikan oleh Badan Urusan Logistik.
Melalui ATM beras, skema aliran beras menjadi sangat sederhana. Beras dikumpulkan oleh aparat desa dari warga Purwakarta yang sudah mampu, kemudian dimasukan ke dalam ATM beras berkapasitas 300 Kg. Lalu warga yang kurang mampu, dalam hal ini penerima jatah beras sejahtera, dapat langsung datang ke ATM beras.
Selain itu, keberadaan ATM beras ini juga dinilai dapat memutus mata rantai distribusi beras subdisi yang kerap disalahgunakan oleh oknum aparat desa untuk menarik keuntungan. Karena sikap tidak terpuji ini, pernah terjadi di beberapa desa di Kabupaten Purwakarta.
Sekali penarikan atau transaksi mereka (masyarakat penerima beras sejahtera) bisa mendapatkan 3 Kg beras, dengan jatah maksimal sebanyak 15 Kg beras setiap bulannya.
"Datanya tersistem dengan baik. Jadi bisa tepat sasaran. Kadang dalam kasus pembagian rastra masih saja ada oknum yang bermain, menjual berasnya kepada orang yang tidak berhak. Sekarang tidak bisa lagi. Data masuk dan data keluarnya beras itu dapat diketahui secara real time," ungkap Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Jum'at (2/6) saat dihubungi media.
Tahap awal pelaksanaan program ini, tersedia sebanyak 4 ATM beras yang telah tersebar di 4 desa meliputi Desa Wanakerta, Desa Dangdeur, Desa Cibungur dan Desa Bungursari, yang Seluruhnya berada dalam kawasan Kecamatan Bungursari Purwakarta. (Hum/Dof)
COMMENTS