LEMBATA-NTT,RN Bapa Guru Stanis itu telah pergi,pergi menjau dari kita semua untuk mempertanggungjawabkan semua dedikasinya semasa hidup ...


Almahrum Stanis Deri Burin yang sering di sapa keseharian dengan nama Gur Stani,beliau lahir dengan nama Stanis Deri Burin,tanggal, 01 Juli 1927 dari pasangan suami istri alm.bapak Mateus Kopong Burin dan alma.mama Margareta Adang Alior,lahir sebagai anak tunggal karena itu sangat dimanjakan oleh bapa dan mama serta keluarga besar Burin dan Alior serta rumpun keluarga terkait.beliau tumbuh dan berkembang sebagai anak kampung di lereng gunung labalekan tepatnya Desa Puor melowiti pada jaman itu dengan begitu gigih menempuh berbagai pendidikan pelatihan dan kursus-kursus,dia juga seorang yang kreatif,inovatif,rajin dan terampil mengatasi berbagai gejolak-gejolak dan tantangan- tantangan pada saman perubahan teristimewa mencurahkan segalala hidupnya untuk membangun kampung Puor Melowitin yang tercinta serta mendampingi semua kepala desa dimasing-masing periodenya dengan menciptakan program unggulan masing-masing kepala desa disaat itu.Bapa Stanis Burin menempuh pendidikannya dengan masuk sekolah rakyat di Desa Lamalera setelah tamat beliau melanjutkan ke standard school di kota renya Larantuka dan setelah tamat anak muda Stanis kembali ke kampong halamnaya Puor Melowiti.pada masa pendudukan jepang anak muda Stanis direkrut menjadi sukarelawan pembantu jepang yakni Tokuju tugas itu untuk memberi penyuluhan agar rakyat dapat melarikan diri di saat ada serangan dari tentara Belanda.setelah kemerdekaan Indonesia pemuda-pemuda direkrut untuk diberi kursus di bidang pertanian dalam rangka mengisi kemerdekaan terutama pembangunan dibidang pertanian dan pemuda Stanis dikirim ke Lela maumere untuk mengikuti kursusn pertanian di sana,bekal kursus yang dia terima tidak di sia-siakan,Bapa Stanis memelopori penggunaan cangkul,membuat terasering,pemakaian pupuk serta gerakan menananm kemudian pemuda Stanis terpanggil menjadi guru.Tugas menjadi guru tugas itu berat untuk mengisi pembangunan itu. Dengan mengikuti kursus-kursus teknik menyangkut profesi dan pada akirnya beliau mengikuti kursus pendidikan guru atau yang disebut PKPG,Bapa Stanis menghabiskan seluruh waktu mengajar dikampung Puor Melowiti dan pernah dipindahkan ke SDK Tobiwutung Kecamatan Ile Ape tapi karena kesehatan mama Beribin Ujan terganggu maka bapa Stanis di pindahkan ke kampung nya sendiri dan mengabdi hingga pensiun Pegawai Negeri Sipil di tahun 1987 dan sekarang meninggalkan keluarga dan kita semua.
Almahrum bapa Stanis Deri Burin menikah dengan mama Aloysia Bribin Ujan putri desa udak melomatan anak dari pasanagn alm.Bapak Paulus Uran Ujan dan alma. mama Paulina Peni Deram dari hasil perkawinan ini lahirlah anak yang dikarunia Tuhan anak 1.Maria Yasintha Kewa Burin(alma),2.Edeltrudis Peni Burin,3.HYasintus Tibang Burin,4.Mateus Kopong Burin(alm),5.Maria Lodovika Tulit Burin(alma),6.Maria Lodovika Tulit Burin,7.Redempta Lusia Adang Burin,8.Mria Ursula Siba Burin,9.Paulus Kopong burin,10.Protus Donatus Kia Burin,setelah kematian mama Aloysis Beribin Ujan,Bapa Stanis menikah dengan mama Fransiska Peni Botoor anak dari Bapak Arnoldus Pesawaj Botoor dan mama Maria kebang lamak,perkawainan ini melahirkan 3(tiga}anak perempuan, 1.Aloysia Bribin Burin,2.Lambertina Peni Burin,3.Maria Margareta Kebang Burin,jumlah semua anak dari mama pertama dan mama kedua 13(tigabelas)orang,meninggal 3(tiga)orang dan jumlah anak yang masih hidup 10(sepuluh)orang sedangkan jumlah cucu 23(dua puluh tiga) orang dan jumlah cece 14(empat belas) orang.
Riwayat pengabdian dibidang social kemasyarakata dan seni budaya,selain menjadi guru hampir seluruh waktu dipersembahkan untuk pengabdian di kampung Puor melowiti dan sekitarnya.jabatan pengabdian yang pernah ia emban adalah Ketua LSD dan LKMD untuk desa Puor tercinta,karya pengabdiannya melambung tinggi mengharumkan nama kampong ini dan ketika bapa Stanis berperan sabagai ketua LSD(Lembaga Sosial Desa)terlebi pada masa pemerintahan bapak Kepala Desa Yosep Nusa Wuwur,Puor mulai berubah dimana gerakan gotong royong,membangun rumah rakyat dikembalikan oleh Desa yang ditopangi oleh Lembaga Sosial Desa yang diketuai oleh bapa Guru Stanis.Pada masa pemerintahan bapak Viktor Bunga Kobun,Puor mencatat sebuah prestasi yang luar biasa dibidang peningkatan sumber daya manusia yakni kerja sama LKMD dan pemerintah membangun SMP Labalekan Puor,peran bapa Stanis dan tokoh masyarakat lainya sangat menentukan sehingga terwujutnya cita-cita itu.Bapa Stanis harus membangun organisasi yang logis untuk berhadapan dengan para Pastor kala itu yang tidak menyetujui pembangunan SMP di Puor,dalam memperjuangkan dan mempertahankan SMP Labalekan Puor hingga kini menjadi SMP Negeri I Wulandoni di Puor.
Dibidang Rohani Bapa Stanis juga juga menunjukan pengabdian sangat tinggi terbukti menjabat sebagai ketua Dewan Stasi Puor yang begitu lama dan beberapa tugas di pusat Dewan Paroki Boto,panitia dalam berbagai even rohani Paroki.Desa aman dan damai kalu setiap konflik segera diselesaikan dan kita semua tahu bahwa Bapa Stanis punya kehebatan dalam menangani konflik,menghadirkan suasana damai dalam berperan memediasi berbagai konflik baik dari dalam desa ataupun dari luar Desa.Dibidang seni dan budaya bapa stanis kita kenal sebagai Komponis atau penggubah lagi terutama lagu dalam bahasa daera Lamaholot Lagu Ema Maria Disenaren,Tite persaja,Tobi Nora bao,Roti nora Wai Anggur,Kajo Kerus,Basano dan sederetan lagu sudah menyebar keberbagai daerah dan etnis adalah gubahan beliau.Lagu-lagu daerah itu menjawab hasil konsili vatikan ke dua tentang inkulturasi dalam ekaristi kudus di gereja,sebagai Guru bapa Stania menciptakan lagu HYMNE GURU dan digubah dalam bahasa daerah yakni Nama Guru Goe.Riwayat sakit sang Maestro Lagu Daerah grejani,tahun 2019 ini bapak Stanis berusia 94 tahun,secara biologis usia 94 tahun adalah usia yang lama boleh dikatakan umur panjang namun demikian beliau mengalami sakit terutama pada kakinya yang sering keram dan kejang yang membuatnya tidak bisa berjalan sehingga harus berteman dengan kursi roda bersamaan dengan itu beliau mengalami struk ringan yakni awalnya tangan kiri selanjutnya tangan kanan, juga mengalami penyakit susuah tidur hal ini menyebabkan kesehatan bapa Stanis semakin menurun,tidur yang lama menyebabkan luka lecet pada bokong dan menyebabkan bapa Stanis merintih kesakitan baru minggu terakir luka lecet bisa diatasi walaupun beliau makan cukup tetapi komunikasinya mulai menurun dan semakin membungkam atau jarang omong. Upaya keluarga sudah optimal bersama para medis dan bidan serta bantuan obat dari berbagai Dokter Kesehatan namun Tuhan punya rencana lain..rencana tersendiri atas Bapa Stanis,hari Sabtu Pukul 13.30 wita atau jam 1.30 soreh dalam keadaan tenang dia telah kembali ke rumah bapa..terimakasih kepada para medis bidan dan dokter,terimakasih kepada masyarakat Puor melowitin serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas jasa perawatan dan kunjungan ketika beliau dalam keadaan sakit hingga menghembuskan nafas terakirnya menuju peristirahatan kekal,mohon maaf atas kekurangan bapa Stanis selama beliau masih hidupTuhan mengganjari segala kebaikan bapak dan ibu sudara saudari sekalian.Terimaksih tak terhingga kepada Tuhan yang maha kuasa atas seluruh berkat dan anugerah kedalam diri Ayah,Opah,Oyang kami semoga berbahagia di singga sana,selamat jalan bapa taka da yang dapat kami sekeluarga persembahkan kepadamu Cuma hanya dengan tulisan ini bentuk kepedulian kami sepuluh anakmu yang masih hidup,edel,sintus,mia tulit,redeem,Ursula ,paul,otu,is bribin,bety,etha Burin,bungsu yang selalu setia menjagamu hingga akir hayatmu akan menjaga baik ema yang adalah istrimu Fransiska Peni Botoor ibu yang sungguh mulia menjaga kami semua sejak ema bribin pergi meninggalkan kami semua,Ema disenaren membimbingmu menuju pintu sorga,Amen.
Protus Burin.
COMMENTS