MAHAKAM HULU, RN Karya misi gereja katolik di kalimantan sudah mulai di rintis oleh beberapa misionaris mulai abad 16 sampai dengan abad 18...

Sejarah karya Misi Gereja Katolik di Kalimantan Timur berawal pada tahun 1907 tatkala para Misionaris dari Ordo Kapusin mulai berkarya di Laham yang terletak di Hulu sungai Mahakam. Zaman itu seseorang dari Kalimantan Barat yang mau ke Laham harus lebih dahulu berangkat dengan kapal laut dari Pontianak menuju Jakarta. Dari Jakarta dengan kereta api menuju Surabaya dan dari Surabaya dengan kapal laut menuju Samarinda. Baru dari Samarinda mudik lagi dengan kapal menyusuri sungai Mahakam sejauh 500 km untuk kelaham. Para pater bekerja secara rajin dan giat atas nama dan untuk Tuhan (Zelus Domini),ungkap pastor Dale Pr,pada tanggal 21 Maret 1907 tiga misionaris pertama yaitu Pastor Libertus Cluts, Pastor Camilus Buil dan Bruder dari Ordo Kapusin, di utus dari Pontianak untuk membuka karya misi di Kalimantan Timur.
Setelah melewati perjalanan yang panjang dari Pontianak ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke surabaya, mereka tiba di Samarinda tanggak 24 April 1907, lalu mudik ke Long Iram dengan kapal sungai.
Setelah sekitar 2 bulan di Long Iram, tanggal 26 Juni 1907 mereka bertiga mudik lagi dan sampai Laham tanggal 28 Juni 1907. Pada awalnya mereka tinggal di sebuah kubu tempat penginapan sementara para pedagang dan militer, selama setahun. Setelah itu baru menempati satu pastoran sederhana.
Para misionaris memulai karyanya di bidang pendidikan dan kesehatan, dengan mendirikan sekolah, asrama, dan pelayanan obat obatan seraya mewartakan kabar gembira. Usaha menyadarkan orang untuk sekolah tidak mudah. Para Pastor harus berkeliling ke desa desa untuk mecari anak anak yang mau sekolah. Kesadaran orang tua untuk pendidikan masih rendah bahkan mereka memerlukan tenaga anak anak untuk pekerjaan di ladang atau ketika Upacara Adat.
Walapun sepertinya tidak mungkin namun berkat semangat misionaris, maka : pada tanggal 6 Januari 1913 diadakan babtisan pertama untuk 14 putra dan 29 Juli 1924 babtisan untuk 21 putri. Sedangkan pernikahan katolik, untuk pertama kali di laksanakan pada 6 Oktober 1925. Pada tahun 1920 mulai berkarya para suster dari konggregasi Fransiskanes dari Veghel dengan hadiarnya 3 suster pertama yaitu Sr. Alexia, Sr. Ligoria dan Sr. Theodorata, membantu karya para Pastor Kapusin. Para misionaris awal juga harus mengadakan turne (mengunjungi) paling tidak 2 kali dalam setahun ke umat katolik di Samarinda, Balikpapan, Tarakan, Bulungan, dan Berau yang terdiri dari Eropa dan pekerja dari Flores NTT. Demikian juga umat di Banjarmasin, Martapura, Kandangan, Sampit Muara Taweh dan Puruk Cahu (Wilayah Kalsel dan Kalteng).
Bertolak dari Laham juga para Pastor mulai membuka stasi stasi lainnya di sepanjang mahakam.
Selama melakukan karya misi disamping telah melakukan babtisan dan perkawinan katolik pertama, para biarawan dan biarawati telah di bantu oleh awan pertama dalam pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan. Awam pertama yg di maksud adalah Song Ding dan Hagong Angin. Dan masih banyak awam lainnya yang tidak tersebut namanya.
Menyadari bahwa Laham adalah tanah pertama"yang di kuduskan"Tuhan 1907 ketika misionaris pertama tiba di bumi Kalimantan Timur. Laham tanah yang menyaksikan pembabtisan pertama, perkawinan secara katolik pertama, Laham yang di karuniakan sebagai makam misionaris pertama; "Laham" mengutip ungkapan Pastor Vikaris Episkopal (Vikep) Mahakam Ulu sebagai Betlehem nya Kalimantan Timur, maka para pemuda " Laham"di restui oleh pastor Paroki, Pastor Vikep, Uskup Agung Samarinda serta didukung oleh Ismael Thomas, S.H. Bupati Kutai Bara dan para donatur, telah memulai membangun sebuah "konsep" Taman Doa "Keluarga Kudus" ( Hngkung Hinaq Maaran Julaan). Gereja Hati Kudus Yesus Laham. Sebagai ungkapan syukur, terima kasi dan bahagia atas Karya Hati Kudus Yesus di bumi Kalimantan Timur melalui tangan dan hati pada Misionaris Pertama, serta buah buah berlimpah sampai saat ini.
Kini Laham yang sebenarnya menjadi Ikon Rohaninya seluruh umat Katolik di Keiukupan Agung Samarinda ini terlihat sepih dan tak terasa lagi bahwa disinilah tapak Suci Kekatolikan tumbuh bak surga yang terlupakan,dari ordo Sionis,MSF dan kini Projo adalah waktu yang sudah cukup lama dinantikan kapan dibuat taman Wisata Rohani yang bisa menjadi kebanggaan umat paroki Laham dan seluruh wilayah Kalimantan Timur ujar beberapa umat Katolik disana saat ditemui RN mereka berharap agar Pemerintah dapat memberi akses yang lebih baik dan nyaman serta infrastruktur memadai melintasi pusat paroki yang merupakan ikon dari sejarah pembangunan Iman Khatolik.di tempat ini juga ada Taman Doa Keluarga Kudus Laham Kabupaten Mahakan Hulu Propinsi Kalimantan Timur. tepatnyadi tepian hulu sungai Mahakam. Taman Doa ini didirikan pada tahun 2007 sebagai rasa syukur seabad misi gereja katolik di Kalimantan Timur.
Taman Doa Laham terdiri dari Gua Maria, 14 pemberhentian jalan salib, pastoran Gereja Tua yg didirikan tahun 1928,Makam Misionaris dan Rekreasi Rohani. Serta kesederhanaan masyarakat sekitar, yang mengungkapkan 'pribadi' Yesus sendri; ketika mereka lapar, berilah aku makanan, ketika mereka tidak bernaung, berilah aku penginapan.
Dalam rangka aktivitas wisata rohani perjalanan menuju Taman Doa Laham melewati bandara sepinggan Balikpapan, serta Lapter Melalan Sendawar Kabupaten Kutai Barat, kemudian dapat menggunakan kapal motor atau speedboat.
Laham adalah salah satu Desa di Kabupaten Kutai Barat, yang telah mekar menjadi kecamatan termuda. Bagi peziarah luar Kabupaten, menuju ke Laham sudah pula dapat menikmati wisata 'Pelangi Budaya dan Aneka Anugerah Wisata Alam Kutai Barat' untuk diketahui sebagian besar umat Khatolik adalah Suku Dayak.mengakiri cerita panjang dan beberapa diskusi bersama bapa Pastor RD Agustinus Dale Weruim pada saat kunjungan ke Paroki Laham sangat membawa insprirasi baru bahwa Laham adalah Firdaus yang tertinggal ataupun Surga yang Hilang olehnya perlu adanya pembenahan dan pembangunan infrastruktur dan suprastruktur yang memadahi agar dapat dikunjungi oleh seluruh umat Katolik seluruh dunia ataupun para wisatawan Domestik,semoga menjadi berkah di bumi Laham surganya Kalimtan timur yang belum konsen di bangun oleh para pihak.Terimaksih untuk bapa Pastor Paroki Laham juga bapa Titus beserta keluarga yang sempat menjamu baik saya saat berada di Laham.Protus Burin
COMMENTS