Diresahkan Para Petani Adanya Isu Kontrak Pawang Hujan

Banyuwangi, RN Adanya isu kontrak pengendali curah hujan alias pawang hujan dengan PT BSI sehingga memunculkan dugaan menjadi salahsatu fak...

Warga,Jika Benar IMB Sudah Terbit Patut Diduga Ada Manipulasi Data

"Warga Sekitar Belum Pernah Dimintai Izin Rencana Pembangunan Supermarket Vionata"

Bangunan Gapura Sekolahan Diduga Hasil Pungutan Dari Para Siswa.

Banyuwangi, RN
Adanya isu kontrak pengendali curah hujan alias pawang hujan dengan PT BSI sehingga memunculkan dugaan menjadi salahsatu faktor penyebab terjadinya kemarau panjang membuat resah warga kabupaten Banyuwangi terutama yang berada dibeberapa kecamatan wilayah selatan.

Sebut saja warga yang berada didua kecamatan yakni kecamatan Siliragung dan Pesanggaran yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan pekebun tentu saja sangat berharap hujan segera turun agar tanaman mereka tidak mati karena kekeringan.

Bahkan pada hari Minggu (26/1/2020) berlokasi di Dam Koper desa Ringintelu kecamatan Bangorejo yang masuk wilayah Korsda Pengairan Pesanggaran, warga yang tergabung dalam kerukunan umat beragama kecamatan Bangorejo sampai menggelar acara doa bersama untuk memohon keselamatan dan turunnya hujan.

"Jika sampai kontrak pawang hujan dengan PT BSI itu benar-benar ada, bisa jadi hal itu juga sebagai salahsatu penyebab hujan tidak turun hingga saat ini diwilayah kami mas, karena dimana mana hujan sudah turun dengan intensitas tinggi", ungkap Udin salahsatu warga yang turut serta dalam acara doa bersama itu.

Bahkan menurut Giyono selaku korek air korsda Pesanggaran, sejak tahun 1984 saat dirinya mulai bekerja pada dinas pengairan baru pada waktu belakangan ini petani diwilayah kerjanya harus menanam padi dengan cara "gejik" atau melubangi tanah untuk menaruh bibit padi.

"Musim kemarau kali ini benar-benar diluar perhitungan, sudah 10 bulan hujan tidak turun, kasihan para petani jika hal ini terus berlanjut, tanaman mereka tidak akan tumbuh dengan baik dan yang lebih fatal bisa mati karena kekeringan", tutur Giyono.

Sedangkan pihak PT BSI melalui Mufizar Mahmud selaku humasnya dengan tegas membantah tudingan jika aktivitas tambang emas di Gunung Tumpang Pitu telah menyebabkan hujan tidak turun.

"Tidak benar jika aktivitas tambang PT BSI menjadi penyebab hujan tidak turun, karena kita juga butuh air hujan untuk reboisasi yang kami lakukan dalam proses reklamasi",tegas Mufizar Mahmud dihadapan puluhan wartawan dari berbagai media massa yang memenuhi undangan PT BSI pada hari Sabtu (25/1/2020).

Namun saat ditanya tentang kebenaran adanya kontrak pawang hujan dengan perusahaan tempatnya bekerja Mufizar Mahmud tidak menjawab.

Hanya saja diakui oleh Ismed Siregar selaku wakil kepala teknik tambang PT BSI bahwa curah hujan tinggi bisa menurunkan produksi karena jalan yang becek diareal tambang akan menghambat mobilitas angkut material.

"Curah hujan tinggi tentu bisa menurunkan produksi tambang kita, akses jalan yang becek akibat hujan diareal tambang pasti menghambat mobilitas angkut material",papar Ismed.

(Tim)