Pemda Kabupaten Ogan Ilir Mengoptimalisasikan Lahan Tidur Melalui Tranformasi Pertanian

Indralaya, RN Kadin pertanian H Hasnandar Setiawan, SE, MM Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir (OI) memanfaatkan lahan tidur yang ada deng...

Bangunan sorum mobil putra pegagan motor depan koramil milik Hendra tidak ada IMB

Bupati Ogan Ilir Serahkan Bantuan 141.250 Ekor Bibit Ikan Patin dan Exapator Mini ke Lima Desa

Bupati Ogan Ilir Sambut Keluh Kesah Masyarakat

Indralaya, RN

Kadin pertanian H Hasnandar Setiawan, SE, MM

Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir (OI) memanfaatkan lahan tidur yang ada dengan program tranformasi pertanian. Ide pemikiran tersebut mengingat masih banyak lahan yang  tidak diusahakan (lahan tidur) , sehingga seringnya terjadi kebakaran  lahan yang mengakibatkan banyaknya kerugian materi,  kesehatan dan terganggunya ekosistem.  Diharapkan terbukanya potensi pengembangan lahan pertanian dan peningkatan produksi pangan, sehingga terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Luas wilayah Kabupaten Ogan Ilir (OI) sesuai undang-undang nomor 37 tahun 2003 seluas 2.666,07 km2 atau 266.607 hektar yang terdiri dari 16 Kecamatan,  227 Desa dan 14 Kelurahan. Dari luas wilayah tersebut, potensi lahan sawah seluas 69.702 ha, lahan sawah existing 52.473,5 ha, ditanam lainnya 1.864,5 ha dan sisanya seluas 15.364 ha merupakan lahan terlantar (lahan tidur) yang tersebar di 16 Kecamatan dan ini menjadi potensi dan agenda Kurhutla setiap tahun.

Menurut keterangan Kepala Dinas Pertanian Ogan Ilir,  H Hasnandar Setiawan, SE, MM diruang kerjanya (17/2) mengatakan tranformasi pertanian adalah mewujudkan petani tradisional ke petani modern sehingga terciptanya petani yang berjiwa enterpreneur. Pemerintah Daerah mempasilitasi seluruhnya baik peralatan untuk pengolahan lahan, benih dan pupuk,  petani hanya menyiapkan lahan dan siap bekerja.

Upaya peningkatan produktivitas padi dilakukan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) 200 pada lahan existing.  Program optimalisasi lahan pada lahan tidur (cetak sawah dan optimasi sub optimal). Peningkatan IP 200 dilakukan pada lahan exsising tipe lebak pematang dan tengahan estimasi luas 36.135 ha,  IP 100 dominan pada tipe lebak dalam luas 16.338,5 ha peningkatan provitas 4,3 ton GKG per ha, produksi 225.636,5 ton GKG. Optimalisasi lahan dilakukan pada lahan tidur estimasi luas 15.364 ha, provitas 2 ton GKG per ha, produksi 30.728 ton GKG. Cadangan benih 67.837,5 ha X 40 kg = 2.713,5 ton.

Dengan terbukanya lahan tidur,  maka terjadi penambahan luas lahan yang semula luas lahan sawah 52.473,5 ha menjadi 67.837,5 ha dan produksi meningkat dari 225.636,5 ton GKG menjadi 256.364,05 ton GKG atau naik 13,62 persen. Harapan kedepan melalui tranformasi pertanian masyarakat petani akan lebih sejahtera. (Suhanda)