TPK Desa Seuseupan Menyulap Jembatan Tua Menjadi Baru

Pandeglang, Radar Nusantara Bangunan tua yang memiliki karakter sejarah dan berarti buat sebuah kota pasti akan selalu dilestarikan, dir...

Pandeglang, Radar Nusantara

Bangunan tua yang memiliki karakter sejarah dan berarti buat sebuah kota pasti akan selalu dilestarikan, dirawat dan dibangun karena mempunyai nilai seni yang tinggi.

"Namun nampak berbeda tujuan dengan pembangunan jembatan tua yang disulap seolah menjadi baru, berlokasi di Kp. Sumur Bandung yang dikerjakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Seuseupan Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten diduga sarat penyimpangan, "Hal itu dikatakan Sudarman Warga Kp.Sumur Bandung Desa Seseupan Kecamatan Sukaresmi ke awak media radarnusantara.com dikediamannya, Rabu (25/3/2020).

Menurutnya, pembangunan jembatan yang berlokasi di Kp.Sumur Bandung dengan Panjang 4 Meter dan Lebar 2,5 Meter menghabiskan anggaran sebesar Rp.45.321.500,- (empat puluh lima juta tigaratus duapuluh satu ribu lima ratus rupiah) yang bersumber dari dana desa tahap III Tahun Anggaran 2019 itu disinyalir penuh rekayasa.

Hal itu disebabkan karena jembatan yang diklaim dibangun oleh TPK Desa tersebut, sebelumnya jembatan tersebut sudah ada yang dibangun dan dibiayai oleh warga hasil swadaya masyarakat.

"Jadi itu bukan pembangunan baru tetapi jembatan lama yang hanya direnovasi saja," ucapnya.

Kami, lanjutnya, sebagai warga masyarakat Desa Seuseupan berharap agar pembangunan itu harus sesuai dengan anggaran yang diperuntukkan.

"Jangan sampai ada penyimpangan atau korupsi karena desa kami ini masih termasuk desa terpencil bahkan infrastruktur jalan pun masih belum memadai," pintanya.

Ditempat yang sama, Mukari (35) warga Kp. Sukajaya Desa Seuseupan, menyampaikan bahwa pembangunan jembatan tersebut tidak mungkin menghabiskan anggaran hingga Rp.45.321.500,- sesuai dengan rencana anggaran biaya yang dibuat pemerintah desa karena pihak TPK hanya melakukan perehaban saja, karena jembatan tersebut sudah ada dari sebelumnya yang dibangun secara swadaya masyarakat,"bebernya.

Dikatakannya, "Perbaikan pembangunan jembatan tersebut paling menghabiskan anggaran sebanyak Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah,"jelasnya.

Sementara Kepala Desa Seuseupan Sunarto mengatakan, bahwa prihal dana desa tahap 3 tersebut memang kebetulan lagi dilakukan pemeriksaan dan pengecekan oleh inspektorat.

"Ya kebetulan itu juga dalam pemeriksaan inspektorat, jadi kalau saya mah tentang prihal itu sudah realisasi dan kita sudah laksanakan secara maksimal," tuturnya, Rabu (01/4/20).

Lanjutnya, adapun tentang kekurangan ya namanya manusia biasa namun secara teknisnya nanti bisa saya jelaskan lagi," ucapnya kepada awak media saat dikonfirmasi melalui saluran telepon.
**(Iwan RN).