Aktifis Mahasiswa Kritisi Pelaksanaan BPNT di Tulungagung

Tulungagung, RN  Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial yang dikelola oleh Dinsos, PP, PA dan KB Kabupaten Tulungagung m...

KPK Tetapkan Ketua DPRD Tulungagung Sebagai Tersangka. Apakah Sekda dan Kepala BPKAD Akan Terseret ???

Kaur Pembagunan Desa Bantengan Rangkap Jabatan

Plt. Bupati Melaksanakan Kegiatan Safari Ramadhan di Masjid Besar Al Fakih Kecamatan Kalidawir

Tulungagung, RN 
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial yang dikelola oleh Dinsos, PP, PA dan KB Kabupaten Tulungagung masih menjadi sorotan.

Pasalnya masih terjadi banyak aduan dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mengenai kwalitas dan kuantitas barang yang diterima oleh KPM.

Hal ini membuat salah satu putra Tulungagung yang sekarang menjabat sebagai Majelis Pengawas dan Konsultasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cab. Surakarta, Brilian Kusuma Ardi, S.Pd., mengkritisi pelaksanaan BPNT.

"Dalam teori ekonomi, panjangnya rantai distribusi menyebabkan meningkatnya biaya produksi, faktor itulah yang paling mempengaruhi kwalitas dan kuantitas barang yang diterima KPM." Jelas Brillian melalui telpon seluler, Sabtu (16/05).

Menurutnya, dalam Peraturan Menteri Sosial RI nomor 11 Tahun 2018 tentang Penyaluran BPNT dan dalam buku Pedoman Umum Program Sembako 2020, diamanat bahwa penyaluran BPNT itu melalui e-warong. Proses pendirian e-warong itu juga melalui mekanisme musyawarah dari KPM.

Lebih lanjut Brillian menjelaskan, Solusi penyaluran Program E-warong (Elektronik Warung Gotong Royong) menjadi strategi pemerintah agar terhindar dari bentuk-bentuk penyelewengan tersebut. Konsepnya sederhana, yakni BPNT diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) secara langsung.

"Walaupun E-warong turut berperan dalam penyaluran BPNT, fungsinya tidak sebatas itu saja. Masih mengacu pada peraturan Mensos, E-warong juga berfungsi untuk melayani pembayaran telepon, listrik, dan air, memasarkan hasil produksi Kelompok Usaha Bersama (KUBE), menjadi agen bank dalam penyaluran bantuan sosial, serta melakukan usaha pengemasan ulang bahan pangan pokok dari bentuk curah menjadi kemasan tertentu." Jelas Pemuda yang sedang menempuh kuliah jurusan Hukum itu.

Brilian menyayangkan bila pendirian e-warung ini dimonopoli oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan. Karena bila itu terjadi maka tujuan mulia dari e-warung tidak akan terlaksana. (pt/ds)