Pandeglang, Radar Nusantara Diduga pembangunan Proyek Ipal Komunal atau Instalasi Pengolahan Air Limbah Septik Tank di Desa Cikentrung Ke...
Pandeglang, Radar Nusantara
Diduga pembangunan Proyek Ipal Komunal atau Instalasi Pengolahan Air Limbah Septik Tank di Desa Cikentrung Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang, berpotensi korupsi pasalnya, selain mangkrak pekerjaannya, tujuan program Pemerintah Pusat agar bisa membantu masyarakat untuk pola hidup sehat belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Padahal proyek IPAL yang menelan anggaran Rp.240.000.000 dan dilaksanakan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Desa Cikentrung seharusnya sudah termanfaatkan oleh masyarakat, karena proyek itu dikerjakan pada Bulan Desember Tahun 2019.
Dilansir dari jni.or.id, Rabu (13/05/2020), proyek dari program sanitasi berbasis masyarakat tersebut dilokasi kegiatan ditemukan beberapa alat kontruksi dan material berupa u-ditch atau gorong-gorong dan pipa saluran air limbah guna memenuhi kebutuhan proyek tersebut masih belum terpasang.
Menurut keterangan warga setempat, akibat program itu mangkrak ada sekitar 20 rumah yang belum dikerjakan, padahal seharusnya kegiatan yang diperuntukan bagi 50 Kepala Keluarga itu sudah selesai pekerjaannya
Warga juga mengaku, proyek yang bersumber dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Pandeglang itu diduga ada intervensi pihak lain dengan ikut mengatur KSM. Bahkan kata warga kuat dugaan proyek itu ada keterlibatan oknum aparat desa.
"Lihat sama bapak, kenapa material proyek masih berceceran dan belum terpasang, itu karena warga penerima manfaat disuruh mengerjakan sendiri oleh kepala desa. Sementara mereka tidak dibayar, dengan dalih swadaya," cetus warga penuh kesal.
Ditambahkan warga, sebagai pengelola atau pelaksana proyek dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), saudara Edi dan Staf Desa, bukan dari kalangan masyarakat tapi dari aparatur atau staf desa, "Saya rasa itu juga sudah menyalahi aturan," tandasnya
Masih kata warga Cikentrung, Pemerintah Kabupaten Pandeglang Khususnya DPKPP dapat segera menindaklanjuti dan kembali meneruskan pekerjaan proyek program sanitasi masyarakat tersebut, karena warga, sangat mengharapkan manfaatnya.
“KSM selaku penanggung jawab pekerjaan diminta untuk segera menyelesaikan proyek pembangunan Ipal ini. karena warga sangat membutuhkan manfaatnya,"terang warga yang meminta namanya tidak disebut dalam pemberitaan media.
Ketua KSM Desa Cikentrung, Edi saat ketika ditanya kenapa proyek sanitasi tidak selesai pekerjaannya ? Edi pun terkesan enggan berkomentar ?, hanya dia mengaku kalau pekerjaan proyek tersebut bukan dia sebagai pelaksana melainkan ada orang lain berinisial DS sebagai koordinator program.
"Saya memang betul ketua KSM, tapi yang melaksanakan pekerjaan itu bukan saya melainkan koordinator berinisial DS, berikut anggarannya pun dia yang pegang. Saya sih hanya sebatas mengawasi," aku Edi saat ditemui dikediamannya.
Perihal material u-ditch yang belum terpasang, Edi menjelaskan, itu lantaran ada permintaan dari warga sendiri yang minta diganti menggunakan pasangan dari bata yang selanjutnya diplester pakai adukan pasir dan semen, lantaran proses pembuatan lubang saluran air yang terlalu besar. Adapun material yang belum terpasang, itu sisa dari pekerjaan.
"Tapi untuk lebih jelasnya tanya saja Pak DS selaku Koordinator," jelas Edi.
Terpisah, Jamaludin selaku Tim Pengawas proyek dari DPKPP Kabupaten Pandeglang, mengatakan, proyek itu sudah tidak ada masalah, karena telah diaudit oleh tim dari inspektorat Kabupaten Pandeglang.
"Dalam proyek IPAL Cikentrung saya hanya selaku tim pengawas dan itu bukan saya saja melainkan ada 5 orang. Dan soal proyek itu kayaknya sudah tidak ada masalah, karena sudah diaudit oleh tim dari inspektorat Pandeglang," terang Jamaludin yang telah mutasi menjadi pegawai Dinas Pemerintahan Desa.
Ditempat terpisah Ketua Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) Kabupaten Pandeglang, TB Enoh Junaedi melalui telepon selularnya, Senin (18/05/2020) mengatakan, di Pandeglang sepertinya tidak hanya proyek IPAL saja yang mangkrak, tapi masih banyak.proyek program pemerintah yang juga sama hanya menghamburkan uang negara sementara pemanfaatannya tidak dapat dirasakan oleh masyarakat.
"Proyek yang mangkrak seperti itu banyak terjadi di Pandeglang, bisa jadi ini adalah pusaran korupsi oknum birokrasi Pemkab Pandeglang," pungkas. (Iwan RN).
Diduga pembangunan Proyek Ipal Komunal atau Instalasi Pengolahan Air Limbah Septik Tank di Desa Cikentrung Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang, berpotensi korupsi pasalnya, selain mangkrak pekerjaannya, tujuan program Pemerintah Pusat agar bisa membantu masyarakat untuk pola hidup sehat belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Padahal proyek IPAL yang menelan anggaran Rp.240.000.000 dan dilaksanakan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Desa Cikentrung seharusnya sudah termanfaatkan oleh masyarakat, karena proyek itu dikerjakan pada Bulan Desember Tahun 2019.
Menurut keterangan warga setempat, akibat program itu mangkrak ada sekitar 20 rumah yang belum dikerjakan, padahal seharusnya kegiatan yang diperuntukan bagi 50 Kepala Keluarga itu sudah selesai pekerjaannya
Warga juga mengaku, proyek yang bersumber dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Pandeglang itu diduga ada intervensi pihak lain dengan ikut mengatur KSM. Bahkan kata warga kuat dugaan proyek itu ada keterlibatan oknum aparat desa.
"Lihat sama bapak, kenapa material proyek masih berceceran dan belum terpasang, itu karena warga penerima manfaat disuruh mengerjakan sendiri oleh kepala desa. Sementara mereka tidak dibayar, dengan dalih swadaya," cetus warga penuh kesal.
Ditambahkan warga, sebagai pengelola atau pelaksana proyek dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), saudara Edi dan Staf Desa, bukan dari kalangan masyarakat tapi dari aparatur atau staf desa, "Saya rasa itu juga sudah menyalahi aturan," tandasnya
Masih kata warga Cikentrung, Pemerintah Kabupaten Pandeglang Khususnya DPKPP dapat segera menindaklanjuti dan kembali meneruskan pekerjaan proyek program sanitasi masyarakat tersebut, karena warga, sangat mengharapkan manfaatnya.
“KSM selaku penanggung jawab pekerjaan diminta untuk segera menyelesaikan proyek pembangunan Ipal ini. karena warga sangat membutuhkan manfaatnya,"terang warga yang meminta namanya tidak disebut dalam pemberitaan media.
Ketua KSM Desa Cikentrung, Edi saat ketika ditanya kenapa proyek sanitasi tidak selesai pekerjaannya ? Edi pun terkesan enggan berkomentar ?, hanya dia mengaku kalau pekerjaan proyek tersebut bukan dia sebagai pelaksana melainkan ada orang lain berinisial DS sebagai koordinator program.
"Saya memang betul ketua KSM, tapi yang melaksanakan pekerjaan itu bukan saya melainkan koordinator berinisial DS, berikut anggarannya pun dia yang pegang. Saya sih hanya sebatas mengawasi," aku Edi saat ditemui dikediamannya.
Perihal material u-ditch yang belum terpasang, Edi menjelaskan, itu lantaran ada permintaan dari warga sendiri yang minta diganti menggunakan pasangan dari bata yang selanjutnya diplester pakai adukan pasir dan semen, lantaran proses pembuatan lubang saluran air yang terlalu besar. Adapun material yang belum terpasang, itu sisa dari pekerjaan.
"Tapi untuk lebih jelasnya tanya saja Pak DS selaku Koordinator," jelas Edi.
Terpisah, Jamaludin selaku Tim Pengawas proyek dari DPKPP Kabupaten Pandeglang, mengatakan, proyek itu sudah tidak ada masalah, karena telah diaudit oleh tim dari inspektorat Kabupaten Pandeglang.
"Dalam proyek IPAL Cikentrung saya hanya selaku tim pengawas dan itu bukan saya saja melainkan ada 5 orang. Dan soal proyek itu kayaknya sudah tidak ada masalah, karena sudah diaudit oleh tim dari inspektorat Pandeglang," terang Jamaludin yang telah mutasi menjadi pegawai Dinas Pemerintahan Desa.
Ditempat terpisah Ketua Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) Kabupaten Pandeglang, TB Enoh Junaedi melalui telepon selularnya, Senin (18/05/2020) mengatakan, di Pandeglang sepertinya tidak hanya proyek IPAL saja yang mangkrak, tapi masih banyak.proyek program pemerintah yang juga sama hanya menghamburkan uang negara sementara pemanfaatannya tidak dapat dirasakan oleh masyarakat.
"Proyek yang mangkrak seperti itu banyak terjadi di Pandeglang, bisa jadi ini adalah pusaran korupsi oknum birokrasi Pemkab Pandeglang," pungkas. (Iwan RN).
COMMENTS