Tanjab Barat-Purwodadi, RN Malang tak dapat ditolak untung tak dapat di raih itulah kata yang tepat buat seorang mantan karyawan PT.TML d...
Tanjab Barat-Purwodadi, RN
Malang tak dapat ditolak untung tak dapat di raih itulah kata yang tepat buat seorang mantan karyawan PT.TML di bilangan Purwodadi kecamatan Tebing Tinggi, sebut saja namanya berinisial SG yang saat ini terpaksa meninggalkan perusahaan dan harus pindah ke kabupaten Muaro Jambi
Dikarenakan beliau menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh PT Trimitra Lestari (TML) dengan alasan tidak masuk akal dan anehnya dibayar 1x kepmen (156 ayat 4) anehnya kualifikasinya mengundurkan diri. Menurut beliau (SG) awal permasalahan adalah disaat perusahaan kekurangan anggota atau karyawan kemudian saudara SG dipaksa harus cari anggota calon karyawan dengan biaya sendiri sebab perusahaan hanya mengurus akan tetapi tanpa memberikan fasilitas seperti uang jalan kendaraan dll, dan pada saat itu saudara SG sudah berupaya mencari calon tengaga kerja
Kesana kemari mencari orang yang mau kerja atau jadi calon karyawan di PT. TML namun seiring perjalanannya beliau tidak berhasil mendapatkannya sehingga perusahaan merasa bahwa saudara SG gagal dalam berkerja nah, yang menjadi pertanyaan aturan dari mana itu yang mengharuskan mandor mencari anggota sendiri sementara peraturan seperti itu tidak ada dijumpai di UUK nomor 13 tahun 2003
Awal mula permasalahan,masih menurut saudara (SG). Ditambah lagi ada aksi demo pada tanggal 14 Januari 2020 diperusahaan PT. TML dalam hal ini banyak supervisi yang ikut melakukan aksi penolakan peraturan perusahaan yang diduga melanggar UU nomor 13 tahun 2003 tentang buruh
Imbas dari aksi mogok kerja itu keesokan harinya pada tanggl 15 Januari 2020 saudara SG berdebat dengan atasan disaksikan oleh askep (Asisten Kepala) adapun isi perdebatan adalah seputar aksi demo atau mogok kerja tersebut yang intinya asisten kebun tidak terima mengapa supervisi apdeling 1 semua ikut mogok kerja sedangkan apdeling lain tidak
Saudara SG membisikan kata ke Asisten kebun biarkan saja pak mereka kan menuntut haknya sesuai dengan aturan kalau di halau nanti ribut yang penting merekakan gak anarkis begitulah bunyi bisikkan itu namun apa yang terjadi berikutnya diluar dugaan saudara SG pada tanggal 10 Februari 2020 mendapatkan surat demosi dari perusahaan no 004/TML/ESTATE/SKD/II/2020 tentang hasil demosi atau penurunan jabatan dari mandor satu menjadi mandor panen divisi lV karena di anggap tidak mampu membantu perusahaan mencari karyawan baru.
Padahal secara UU ketenaga kerjaan tidak ada aturan yang menyatakan bahwa mandor 1 diwajibkan untuk mencari anggota sendiri
Begitu juga yang tertuang dalam PKB antar PT. TML dengan KSBSI dan SPMS 2 organisasi buruh yang ada di PT Trimitra Lestari. Oleh karenanya saudara SG pun tidak terima sehingga baliau membuat surat penolakan namun perusahaan tetap konsisten pada pendiriannya untuk mutasi
Adapun jawaban dari pernyataan keberatan saudara SG adalah agar saudara SG berkerja seperti biasa tanpa menjelaskan diperkerjaan baru atau pekerjaan lama. Berhubung tanpa penjelasan maka pengertian saudara SG beliau tetap berkerja di divisi lama dengan jabatan sebagai mandor 1 dan bukan sebagai mandor panen di divisi IV
Namun apa yang terjadi di luar dugaan rupanya maksud perusahaan adalah tetap berkerja sebagi mandor panen di divisi IV sehingga dengan tiba tiba datang surat PHK dengan kualifikasi mengundurkan diri dengan nomor 006/TML.KBN/II//2020 pada tanggal 24 Febuari 2020
Akibatnya saudara SG pun bingung harus bagaimana karena beliau sebagai seorang karyawan tidak pernah merasa melanggar aturan yang dibuat oleh perusahaan namun mengapa hanya karena di anggap tidak mampu merekrut anggota baru dirinya malah di ombang ambingkan oleh pihak perusahaan
Pekerjaan SG dan berakhir dengan PHK sepihak atau kualifikasi mengundurkan diri sedangkan beliau juga pengurus organisasi disana. Sekarang saudara SG pun melaporkan hal tersebut kepada pimpinan tertinggi organisasi setingkat korwil diprovinsi jambi yang tergabung dalam KSBSI pimpinan inisial ,RP bukan KSBSI pimpinan pak Muktar Pakpahan yang korwil nya saudara S.Simanjuntak
Kordinator wilayah jambi sebab ada dua KSBSI di jambi supaya jangan salah persepsi maka redaksi terpaksa menyebut nama pimpinan organisasi besar tsb diatas.
Namun hasil dari laporan tersebut sangat membuat sakit hati saudara SG karena korwil nya malah menyarankan agar saudara SG menuruti saja kemauan perusahaan artinya saudara SG dianjurkan untuk menerima keputusan sepihak oleh perusahaan, akhirnya saudara SG pun bingung kemana lagi mengadu sebab beliau merasa tidak bersalah tapi harus menerima pil pahit yang namanya PHK.
Sementara organisasi serikat buruh yang diikutinya lah satu satunya harapan beliau yang dapat membantunya namun apalah daya organisasi KSBSI pemimpin inisial RP pun tidak mampu menyelesaikan permasalahan saya tegas SG, malah menyuruh saya menerima saja. Sementara hati menolak tambahnya sebab saudara SG masih pingin kerja kembali Akhirnya saudara SG pun dengan perasaan berat hati menerima putusan perusahaan sebab sudah putus asa dan tak tau berbuat apa dan kemana lagi saya untuk mengadu imbuhnya
Bambang. S / M. Musa.
Malang tak dapat ditolak untung tak dapat di raih itulah kata yang tepat buat seorang mantan karyawan PT.TML di bilangan Purwodadi kecamatan Tebing Tinggi, sebut saja namanya berinisial SG yang saat ini terpaksa meninggalkan perusahaan dan harus pindah ke kabupaten Muaro Jambi
Dikarenakan beliau menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh PT Trimitra Lestari (TML) dengan alasan tidak masuk akal dan anehnya dibayar 1x kepmen (156 ayat 4) anehnya kualifikasinya mengundurkan diri. Menurut beliau (SG) awal permasalahan adalah disaat perusahaan kekurangan anggota atau karyawan kemudian saudara SG dipaksa harus cari anggota calon karyawan dengan biaya sendiri sebab perusahaan hanya mengurus akan tetapi tanpa memberikan fasilitas seperti uang jalan kendaraan dll, dan pada saat itu saudara SG sudah berupaya mencari calon tengaga kerja
Kesana kemari mencari orang yang mau kerja atau jadi calon karyawan di PT. TML namun seiring perjalanannya beliau tidak berhasil mendapatkannya sehingga perusahaan merasa bahwa saudara SG gagal dalam berkerja nah, yang menjadi pertanyaan aturan dari mana itu yang mengharuskan mandor mencari anggota sendiri sementara peraturan seperti itu tidak ada dijumpai di UUK nomor 13 tahun 2003
Awal mula permasalahan,masih menurut saudara (SG). Ditambah lagi ada aksi demo pada tanggal 14 Januari 2020 diperusahaan PT. TML dalam hal ini banyak supervisi yang ikut melakukan aksi penolakan peraturan perusahaan yang diduga melanggar UU nomor 13 tahun 2003 tentang buruh
Imbas dari aksi mogok kerja itu keesokan harinya pada tanggl 15 Januari 2020 saudara SG berdebat dengan atasan disaksikan oleh askep (Asisten Kepala) adapun isi perdebatan adalah seputar aksi demo atau mogok kerja tersebut yang intinya asisten kebun tidak terima mengapa supervisi apdeling 1 semua ikut mogok kerja sedangkan apdeling lain tidak
Saudara SG membisikan kata ke Asisten kebun biarkan saja pak mereka kan menuntut haknya sesuai dengan aturan kalau di halau nanti ribut yang penting merekakan gak anarkis begitulah bunyi bisikkan itu namun apa yang terjadi berikutnya diluar dugaan saudara SG pada tanggal 10 Februari 2020 mendapatkan surat demosi dari perusahaan no 004/TML/ESTATE/SKD/II/2020 tentang hasil demosi atau penurunan jabatan dari mandor satu menjadi mandor panen divisi lV karena di anggap tidak mampu membantu perusahaan mencari karyawan baru.
Padahal secara UU ketenaga kerjaan tidak ada aturan yang menyatakan bahwa mandor 1 diwajibkan untuk mencari anggota sendiri
Begitu juga yang tertuang dalam PKB antar PT. TML dengan KSBSI dan SPMS 2 organisasi buruh yang ada di PT Trimitra Lestari. Oleh karenanya saudara SG pun tidak terima sehingga baliau membuat surat penolakan namun perusahaan tetap konsisten pada pendiriannya untuk mutasi
Adapun jawaban dari pernyataan keberatan saudara SG adalah agar saudara SG berkerja seperti biasa tanpa menjelaskan diperkerjaan baru atau pekerjaan lama. Berhubung tanpa penjelasan maka pengertian saudara SG beliau tetap berkerja di divisi lama dengan jabatan sebagai mandor 1 dan bukan sebagai mandor panen di divisi IV
Namun apa yang terjadi di luar dugaan rupanya maksud perusahaan adalah tetap berkerja sebagi mandor panen di divisi IV sehingga dengan tiba tiba datang surat PHK dengan kualifikasi mengundurkan diri dengan nomor 006/TML.KBN/II//2020 pada tanggal 24 Febuari 2020
Akibatnya saudara SG pun bingung harus bagaimana karena beliau sebagai seorang karyawan tidak pernah merasa melanggar aturan yang dibuat oleh perusahaan namun mengapa hanya karena di anggap tidak mampu merekrut anggota baru dirinya malah di ombang ambingkan oleh pihak perusahaan
Pekerjaan SG dan berakhir dengan PHK sepihak atau kualifikasi mengundurkan diri sedangkan beliau juga pengurus organisasi disana. Sekarang saudara SG pun melaporkan hal tersebut kepada pimpinan tertinggi organisasi setingkat korwil diprovinsi jambi yang tergabung dalam KSBSI pimpinan inisial ,RP bukan KSBSI pimpinan pak Muktar Pakpahan yang korwil nya saudara S.Simanjuntak
Kordinator wilayah jambi sebab ada dua KSBSI di jambi supaya jangan salah persepsi maka redaksi terpaksa menyebut nama pimpinan organisasi besar tsb diatas.
Namun hasil dari laporan tersebut sangat membuat sakit hati saudara SG karena korwil nya malah menyarankan agar saudara SG menuruti saja kemauan perusahaan artinya saudara SG dianjurkan untuk menerima keputusan sepihak oleh perusahaan, akhirnya saudara SG pun bingung kemana lagi mengadu sebab beliau merasa tidak bersalah tapi harus menerima pil pahit yang namanya PHK.
Sementara organisasi serikat buruh yang diikutinya lah satu satunya harapan beliau yang dapat membantunya namun apalah daya organisasi KSBSI pemimpin inisial RP pun tidak mampu menyelesaikan permasalahan saya tegas SG, malah menyuruh saya menerima saja. Sementara hati menolak tambahnya sebab saudara SG masih pingin kerja kembali Akhirnya saudara SG pun dengan perasaan berat hati menerima putusan perusahaan sebab sudah putus asa dan tak tau berbuat apa dan kemana lagi saya untuk mengadu imbuhnya
Bambang. S / M. Musa.
COMMENTS