Kuningan, RN LKS(lembar kerja siswa)meskipun sudah di larang oleh pemerintah namun kenyataanya masih banyak sekolah yang menjual lks sepe...
Kuningan, RN
LKS(lembar kerja siswa)meskipun sudah di larang oleh pemerintah namun kenyataanya masih banyak sekolah yang menjual lks seperti halnya SDN Bendungan Kec lebakwangi kab Kuningan masih saja menjual lks (lembar kerja siswa) dan yang parahnya memotong dari tabungan siswa untuk membayar lks,menurut orang tua siswa yang minta di rahasiakan identitasnya menuturkan ke awak media bahwa “anak saya di suruh membeli lks bisa tunai ataupun di cicil dan yang punya tabungan nanti di potong dari tabungan bagi saya orang miskin mah berat tapi mau gimana lagi itu kan di haruskan kalau tidak beli kasihan anaknya nanti ketinggalan pelajarannya dan bisa malu yang lain beli anak saya tidak”.ujarnya.
rabu,3/6/2020 awak rn coba kompirmasi ke sekolah namun sudah pada bubar akhirnya sore awak rn coba kompirmasi ke ibu lina selaku pemegang tabungan siswa kelas 2,saat di komfirmasi di rumahnya menjelaskan bahwa benar dia pemegang tabungan siswa kelas 2,”sebenarnya saya guru mapel agama namun di suruh ama kepsek untuk pegang tabungan siswa kelas di karnakan pak ugeng selaku walikelasnya sibuk sebagai operator sekolah dan lagian yang memegang lks pak ayub,untuk masalah pembayaran lks yang di ambil dari tabungan siswa itu atas kesepakatan dengan orang tua siswa,maap bukan di potong yaaa....!awak rn coba bertanya menurut ibu itu penjualan lks di sekolah boleh apa tidak.....?bu lina menjawab tidak boleh pak tapi saya ini hanya bawahan yang harus mengikuti perintah atasan”.ujar lina.
menurut ketua ormas lmpi kab Kuningan bang Djenggo saat di pendapat menuturkan penjualan lks (lembar kerja siswa)itu udah dilarang di jual belikan di sekolah karna sudah banyak regulasi yang melarang seperti PP no 17 tahun 2010 pasal 181 bahwa penyelenggara dan tenaga pendidikan baik pribadi maupun kolektip di larang menjual buku pelajaran,perlengkapa,bahan pelajaran,baju seragam di tingkat satuan pendidikan,juga peraturan mentri pendidikan nasional no 75 tahun 2016 serta UU no 3 tahun 2017,kok masih aja berani SDN Bendungan masih menjual lks apa masih awam dengan aturan apa pura pura lupa demi mencari keuntungan alias bagi bagi roti dengan pihak penyalur,kan sudah ada dari anggaran Dana BOS sebesar 20% pembelian buku,kalau memang seperti ini kami lmpi akan mengintruksikan MAC LMPI kec lebakwangi untuk menindak lanjuti dan melaporkan ke Dinas pendidikan kab Kuningan kalau dinas tutup mata tutup telinga alias dableg sabelas dua belas(dialeg sunda)kami marcab lmpi kuningan akan melayangkan surat audensi DPRD biar jelas per masalahnya karna ini kasus lama tang terus berjalan seperti bola sekam yang sudah waktu nya di ledakan lebih lanjut DJENGGO menambahkan “pokoke Dinas pendidikan selaku pengawasan dan pembinaan satuan pendidikan di kabupaten Kuningan wajib menindak lanjutnya karna pasti dan haqul yaqin SDN dan smp yang ada di kabupaten kuningan masih menjual lks,kenapa ini di biarkan jangan jangan ada keuntungan yang fantastis secara financial dan bagi bagi roti ini perlu di sikapi secara serius dan pengawasan intensip ibarat pepatah ini penyakit lama yang susah di sembuhkan dan sudah komplikasi”. tandas Djenggo. uus
LKS(lembar kerja siswa)meskipun sudah di larang oleh pemerintah namun kenyataanya masih banyak sekolah yang menjual lks seperti halnya SDN Bendungan Kec lebakwangi kab Kuningan masih saja menjual lks (lembar kerja siswa) dan yang parahnya memotong dari tabungan siswa untuk membayar lks,menurut orang tua siswa yang minta di rahasiakan identitasnya menuturkan ke awak media bahwa “anak saya di suruh membeli lks bisa tunai ataupun di cicil dan yang punya tabungan nanti di potong dari tabungan bagi saya orang miskin mah berat tapi mau gimana lagi itu kan di haruskan kalau tidak beli kasihan anaknya nanti ketinggalan pelajarannya dan bisa malu yang lain beli anak saya tidak”.ujarnya.
rabu,3/6/2020 awak rn coba kompirmasi ke sekolah namun sudah pada bubar akhirnya sore awak rn coba kompirmasi ke ibu lina selaku pemegang tabungan siswa kelas 2,saat di komfirmasi di rumahnya menjelaskan bahwa benar dia pemegang tabungan siswa kelas 2,”sebenarnya saya guru mapel agama namun di suruh ama kepsek untuk pegang tabungan siswa kelas di karnakan pak ugeng selaku walikelasnya sibuk sebagai operator sekolah dan lagian yang memegang lks pak ayub,untuk masalah pembayaran lks yang di ambil dari tabungan siswa itu atas kesepakatan dengan orang tua siswa,maap bukan di potong yaaa....!awak rn coba bertanya menurut ibu itu penjualan lks di sekolah boleh apa tidak.....?bu lina menjawab tidak boleh pak tapi saya ini hanya bawahan yang harus mengikuti perintah atasan”.ujar lina.
menurut ketua ormas lmpi kab Kuningan bang Djenggo saat di pendapat menuturkan penjualan lks (lembar kerja siswa)itu udah dilarang di jual belikan di sekolah karna sudah banyak regulasi yang melarang seperti PP no 17 tahun 2010 pasal 181 bahwa penyelenggara dan tenaga pendidikan baik pribadi maupun kolektip di larang menjual buku pelajaran,perlengkapa,bahan pelajaran,baju seragam di tingkat satuan pendidikan,juga peraturan mentri pendidikan nasional no 75 tahun 2016 serta UU no 3 tahun 2017,kok masih aja berani SDN Bendungan masih menjual lks apa masih awam dengan aturan apa pura pura lupa demi mencari keuntungan alias bagi bagi roti dengan pihak penyalur,kan sudah ada dari anggaran Dana BOS sebesar 20% pembelian buku,kalau memang seperti ini kami lmpi akan mengintruksikan MAC LMPI kec lebakwangi untuk menindak lanjuti dan melaporkan ke Dinas pendidikan kab Kuningan kalau dinas tutup mata tutup telinga alias dableg sabelas dua belas(dialeg sunda)kami marcab lmpi kuningan akan melayangkan surat audensi DPRD biar jelas per masalahnya karna ini kasus lama tang terus berjalan seperti bola sekam yang sudah waktu nya di ledakan lebih lanjut DJENGGO menambahkan “pokoke Dinas pendidikan selaku pengawasan dan pembinaan satuan pendidikan di kabupaten Kuningan wajib menindak lanjutnya karna pasti dan haqul yaqin SDN dan smp yang ada di kabupaten kuningan masih menjual lks,kenapa ini di biarkan jangan jangan ada keuntungan yang fantastis secara financial dan bagi bagi roti ini perlu di sikapi secara serius dan pengawasan intensip ibarat pepatah ini penyakit lama yang susah di sembuhkan dan sudah komplikasi”. tandas Djenggo. uus
COMMENTS