MKKS SMPN Kemas Gelar Acara Perpisahan Kadisdik Dengan Family Gathering Di Malang Jawa Timur

Cirebon,RN Sebagai bentuk kehormatan terakhir kepada Kepala Dinas Pendidikan,  Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMPN Kab. Cirebon kema...

Cirebon,RN

Sebagai bentuk kehormatan terakhir kepada Kepala Dinas Pendidikan,  Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMPN Kab. Cirebon kemas gelar acara perpisahan Kadisdik H Denny Supdiana SE MSi dengan family gethering di Batu Malang dan Bromo dua lokasi daerah jawa timur.

Acara yang digelar tiga hari dari mulai hari jum'at, Sabtu dan minggu (25-26-27 Februari 2022) itu masing-masing dari setiap kepala sekolah SMPN yang berjumlah kurang lebih 80 sekolah dikenakan iuran Rp 3.750.000,- 

Namun dalam pelaksanaannya, didapat informasi dilapangan bagi kepala sekolah yang tidak hadir dikenakan iuran Rp 1.500.000,- padahal dalam rapat sebelum pemberangkatan, bagi yang berhalangan hadir dikenakan Rp 100.000,- sebagai bentuk partisipasi pemberian bikisan kepada Kadisdik yang terhitung akhir Februari 2022 purna bakti sebagai abdi negara.

Ketua MKKS Drs Didin Jaenudin MM membenarkan adanya acara itu, namun menurutnya dari jumlah 80 kepala sekolah yang ada hanya 50 yang hadir sementara sisanya tidak ikut dengan beralasan berbagai hal.

" Maaf, adanya permintaan Rp 1.500.000,- bagi yang tidak hadir. Karena panitia sudah mengkakulasi semua kekurangan anggaran." ujar Didin

Dan menurutnya. Saat itu pihak panitia kebingungan soal kekurangan dana karena banyaknya yang tidak hadir. Dan dikatakanya, selain soal akomodasi panitia sudah memboking dua gerbong dan boking tempat penginapan yang sudah dilakukan jauh-jauh hari.

Menanggapi persoalan itu, ketua Peduli Pendidikan dan Kesehatan (PP-Kes) Kab. Cirebon, Harman menyayangkan dengan acara yang diselenggarakan oleh MKKS SMPN Kab. Cirebon. Pasalnya, selain riskan menjalarnya wabah covid varian baru, dana yang terkumpul cukup lumayan dan dipertanyakan.

"Seharusnya, gelar acara diluar daerah cukup riskan sekali dengan wabah varian baru itu, hal itu takut menimbulkan akan membawa virus dari lokasi tujuan itu." kata Herman baru-baru ini kepada media.

Dan dikatakannya, pihaknya mempertanyakan pengambilan anggaran yang dikeluarkan oleh setiap kepala sekolah untuk iuran kegiatan itu. " Kami yakin dengan tanda kutip, dana yang dikeluarkan bukan dari kantong pribadi." ujar Herman *(hasan)*