Akses Jalan Ke Lokasi Pembangunan Tol Serang - Panimbang Ditutup Warga Sindangresmi

Pandeglang, RN  Proyek pembangunan jalan tol Serang - Panimbang kini terhenti lantaran akses jalan menuju lokasi pembangunan pada Kamis (11/...

Kades Cipinang Sebut LMDH Sekarang Tidak Berlaku !!!

PT. Globalindo Agro Lestari Serahkan Bantuan Sarung Ke Pemda Pandeglang

Iptu Hasan Basri Pimpin Patroli dan Pengamanan di PT Indonesia Power PLTU Banten 2 Labuan

Pandeglang, RN 

Proyek pembangunan jalan tol Serang - Panimbang kini terhenti lantaran akses jalan menuju lokasi pembangunan pada Kamis (11/5/23) ditutup sejumlah warga Sindangresmi yang mengaku sebagai pemilik lahan akses keluar masuk kendaraan proyek, tepatnya di Jalan Desa Kadumalati Kecamatan Sindangresmi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

Kepada media, Ida mengatakan bahwa akses jalan menuju lokasi pembangunan tol Serang Panimbang tepatnya di Kampung / Desa Kadumalati ditutup sementara.

"Akses jalan menuju lokasi pembangunan tol Serang Panimbang yang melintasi tanah milik kami sementara kami tutup, karena seribu rupiah pun tidak ada pembayaran padahal sebelumnya pihak proyek yang bernama Uki janji akan memberikan pembayaran tapi hingga sekarang tidak ada, padahal tanah yang terpakai oleh pihak perusahaan sekitar 20 x 100 meter lebih", terang Ida warga Kp Kadumalati RT 02 RW 01 Desa Kadumalati Kecamatan Sindangresmi Kabupaten Pandeglang, Jumat ,(12/5/23). 

Ditemui di lokasi, H. Aden Hakimi sebagai suami Ibu Ida, membenarkan bahwa akses jalan menuju lokasi pembangunan tol yang melintasi lahan miliknya ditutup sementara.

"Memang benar, akses jalan keluar masuk kendaraan proyek menuju lokasi proyek pembangunan jalan tol Serang Panimbang kami tutup karena akses jalan tersebut belum dibayar,  lokasi disposal juga belum dibayar. Adapun tanah yang belum dibayar oleh pihak perusahaan tersebut sekitar 12.345  meter persegi berikut pepohonan juga belum dibayar", jelas H. Aden Hakimi.

H. Aden menyampaikan, memang tidak ada MOU dan bukti secara tertulis juga tidak ada, karena sebelumnya saya ada berada di dalam perusahaan bersama pak Sukri alias Ukik termasuk bersama PT. STK dan saya bekerja sebagai pembantu tetapi tidak punya legalitas di PT STK, "tutur H. Aden. 

Akses jalan menuju lokasi pembangunan itu ditutup karena saya merasa dirugikan dan di tunggu bahkan itu pasti selama 7 (tujuh) bulan hingga hari ini tidak ada pembayaran kompensasi tetapi tidak ada nominal juga yang dijanjikan oleh pak Sukri alias Uki. 

"Saya sudah berupaya menanyakan kepada Pak Sukri tetapi justru saya ditinggalkan dan sejak awal puasa sudah tidak ada komunikasi lagi', imbuhnya.

Menurutnya, selain tanah miliknya, ada juga pemilik lahan lain yang terpakai oleh PT. STK yang belum diberikan kompensasi yaitu tanah milik Pak Anda, milik Pak Agung , milik Ibrahim, tanah Ustad Jahel, milik Engkus dan lainnya dengan ukuran 10 x 500 meter atau total kurang lebih 5 ribu meter. 

"Harapan saya agar segera dibayar kompensasinya dengan setinggi-tingginya meskipun sejak awal tidak ada perjanjian makanya sekarang harus dibereskan meskipun nilainya belum ditentukan", pintanya.

Sementara, Sukri yang akrab disapa Uki membantah pernyataan pemilik lahan yang mengaku belum menerima uang seribu rupiah pun.

"Saya sudah mengeluarkan uang hampir mencapai Rp 50 juta kepada beliau atau keluarganya cuma memang tidak ada bukti kwitansi karena saya sudah dianggap mereka adalah dulur (saudara*red) dan saat memberikan uang juga banyak saksinya termasuk di depan Kepala Desa Kadumalati juga dia sudah mengakui menerima uang dari saya", bantah Sukri. 

Menurutnya, tidak benar bila H. Aden belum pernah menerima uang kompensasi tanah dan lainnya bisa dikatakan dongeng, termasuk kompensasi lahan milik Pak Anda, milik Pak Agung , milik Ibrahim, tanah Ustad Jahel, milik Engkus itu sudah dibayar sedangkan soal pembuangan disposal didepan dan dibelakang rumah dia itu adalah H.Aden yang mengatur pekerjaan tersebut termasuk keamanan alat berat. Kepala Desa Kadumalati, pihak Kecamatan, pihak Koramil mungkin tahu pas ditanya H. Aden nya menerima uang, sudah ada kasbon kepada saya, bahkan lebih. 

"Kalau kompensasi jalan itu cuma Rp.5.000,- permeter, sedangkan dari catatan yang tertulis itu uang itu sekitar Rp 48 juta dan kalau yang sedikit sedikit mah tidak terhitung", jelasnya.

Namun, untuk lebih jelasnya silahkan pihak media konfirmasi juga kepada Kepala Desa Kadumalati karena kalau ada warga yang mengeluhkan hal ini tentunya sejak awal bermasalah sedangkan ini sudah berjalan kondusif kurang lebih sekitar 7 (tujuh) bulan lamanya", pungkasnya. (Wan).