Program PTSL Desa Penpen Diduga Jadi Ajang Pungli

Cirebon, RN Wujud kepedulian Pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan kenyamanan hak kepemilikan tanah, dengan menggulirkan program Pen...

"POLEMIK Pembangunan Pasar Desa Pabuaran Kidul Melahirkan Keputusan MA (Mahkamah Agung) "

SMPN 2 Sumber Gelar Pelepasan 290 Siswa

Aliran Dana Desa Winong Dipertanyakan Masyarakat

Cirebon, RN

Wujud kepedulian Pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan kenyamanan hak kepemilikan tanah, dengan menggulirkan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) untuk pertama kalinya, yang dilakukan secara serentak dan meliputi semua objek pendaftaran tanah yang belum didaftarkan dalam suatu wilayah desa atau kelurahan.

Namun sayang, dalam pelaksanaannya diduga jadi ajang pungli dengan modus penerima manfaat dikenakan biaya untuk memenuhi prasyarat pendaftaran oleh oknum panitia PTSL setempat. Melebihi peraturan pemerintah surat keputusan bersama tiga mentri sebesar Rp 150 ribu. 

Hal itu terungkap, saat pembagian sertifikat di Desa Penpen Kec. Mundu Kab. Cirebon, Senin (25/03/2024) bertempat disaung desa setempat. Beberapa warga berceloteh saat pendaftaran pihaknya dikenakan biaya Rp 300 ribu bagi warga yang memiliki surat Akte Jual Beli (AJB), sementara bagi warga yang tidak mempunyai surat AJB dikenakan Rp 600 ribu.

"Kami saat awal pendaftaran sampai pengukuran, pihak panitia meminta dana untuk pengurusan sertifikat, karena kami memiliki AJB, maka panitia meminta rupiah sebesar Rp 300 ribu." ujar warga Blok Cimacan yang tidak mau disebutkan namanya itu. 

Hal sama dikatakan, warga blok desa lama. Pertama pihaknya dimintai oleh panitia PTSL sebesar Rp 650 ribu, namun selang satu minggu pihaknya didatangin lagi oleh pihak panitia dan dimitai dana kembali sebesar Rp 150 ribu. Dengan alasan untuk pembuatan pemberkasan surat untuk dilampirkan prasyarat pendaftaran surat kepemilikan tanah. 

"Karena, kami sudah kadung membayar mau ndak mau apa yang diminta panitia kami beri" ujar warga blok desalama kepada media juga tidak mau sebutkan namanya itu, saat sedang mengantri panggilan penerimaan sertifikat oleh pihak BPN Kab. Cirebon. 

Sementara, Kuwu Penpen Mustofa saat dikonfirmasi tidak mau menemui, dan terkesan menghindar. "Maaf Mas, Pa Kuwu lagi ada obrolan penting ndak bisa diganggu, dan ini ada titipan dari Pa Kuwu sekedar buat bensin" kata salah satu staf desa. (hasan)