Kuasa Hukum Dari kantor hukum Afriadi Andika Kecewa,Korban Penganiayaan Lapor Ke polres Agam Hanya Diterima Dumas

Sumbar Agam, RN Sungguh malang nasib Sudirman (67)Th pria lansia (Lanjut usia) warga bawan tuo nagari bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten...

Sumbar Agam, RN

Sungguh malang nasib Sudirman (67)Th pria lansia (Lanjut usia) warga bawan tuo nagari bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam diduga jadi korban penganiayaan dua orang pria muda berinisial AL dan RI Pada Kamis (18/01/2024) sekitar pukul 10.00 WIB

Akibat penganiayaan tersebut kepala Sudirman luka robek dan mengeluarkan darah segar,selain itu kaki korban juga cacat,"terang Andika SH.MH,Kuasa Hukum Korban sambil menyampaikan kronologis dugaan penganiayaan tersebut.

Awalnya,Sudirman (Korban) bekerja sebagai pemanen sawit menyuruh anaknya mengambil agrek untuk di Asah,lalu Korban komunikasi dengan orang tua pelaku untuk mengantarkan nasi dan sambal gulai Pada Kamis (18/01/2024) sekitar pukul 10.00 pagi WIB.sudirman menyampaikan ke anaknya bahwa sambal gulai tersebut kurang enak,hal itulah yang membuat orang tua terduga pelaku penganiayaan salah paham

Tiba tiba datang dari dibelakang rumah pelaku melontarkan ucapan kasar mengunakan bahasa Minang"apo ang kecekan ka Amak den,(apa kamu sampai kepada ibu).pelaku juga mengucapkan kata-kata ancaman,"mau dibunuh ang disiko duluan,la dek ang den hanyo menanti sajo (mau dibunuh kamu disini,kamu mulai duluan saya menunggu) kata korban menirukan ucapan pelaku terduga penganiayaan.

"Ucapan yang dilontarkan pelaku di Perkiraan korban hanya bersifat candaan atau gurauan saja,ternyata pelaku serius dalam mengambil tindakan menggunakan senjata tajam yaitu pisau ditusukan ke arah perut korban,melihat kejadian tersebut,

spontan korban melakukan pembelaan diri dengan cara menangkis pisau dengan tangannya,namun apalah daya korban yang sudah lansia tidak berdaya,sehingga kepala dan kaki korban kena tusuk pisau

Disaat kejadian tersebut berlangsung,ada orang tua pelaku dan tetangganya berinisial AM yang berprofesi sebagai bengkel,Korban sempat meminta tolong kepada saksi berinisial AM,justru dia AM mengatakan bukan urusan saya itu,akan tetapi urusan mamak sama ponakan,kemudian ditelpon lah berinisial MI,maka berhentilah kejadian dugaan penganiayaan tersebut.tak lama kemudian muncul MI bersama seorang polisi mengunakan mobil ambulance,dalam keadaan kepala korban mengeluarkan darah segar dibawa ke puskesmas

Namun sayangnya Pihak oknum puskesmas untuk mengatakan agar melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib,

anak korban tidak memahami dalam membuat laporan,diarahkan untuk membuat pengaduan masyarakat (Dumas)

Setelah lebih kurang 2 Minggu kemudian anak korban membuat laporan di polres Agam dugaan tindak pidana penganiayaan atau berencana percobaan pembunuhan,

justru disuruh untuk visum ternyata hanya pengaduan masyarakat (Dumas) bukan laporan polisi

Afriadi Andika SH.MH,dan Rekan Aditya Fachrurozi SH selaku Kuasa Hukum Sudirman korban dugaan penganiayaan sangat menyayangkan sikap kinerja oknum kepolisian Polres Agam, Sangat miris sekali dan akan mengambil tindakan Hukum demi memperjuangkan hak korban sebagai kliennya

"Saya selaku Kuasa Hukum Sudirman minta AI dan RI ditindak tegas,Apalagi motif penganiayaan ada dugaan perencanaan pembunuhan hampir menghilangkan nyawa korban,apalagi korban sudah tua,Seharusnya pihak kepolisian harus cermat,dan teliti didalam tindak pidana ada mens rea dan actus Reus,padahal sebagai pedoman adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,

Peraturan perundang-undangan kepolisian & Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019

Tentang Penyidikan Tindak Pidana

"Kami selaku kuasa hukum akan ambil langkah hukum selanjutnya,sudah jelas ada dugaan tindak pidana yang harus terapkan oleh pihak kepolisian Polres Agam,harusnya laporan korban penganiayaan diterima,

bukan diarahkan untuk buat Dumas,"kata Andika penuh tanda tanya

Lebih lanjut dikatakan Andika,"jika Mangkir dari Panggilan Pemeriksaan Polisi,Ini Ancaman Hukumannya Pasal 224 ayat (1) KUHP menjelaskan bahwa perbuatan ketidakhadiran seorang saksi atau panggilan polisi dikarenakan alasan yang tidak jelas dapat digolongkan sebagai suatu tindak pidana.demikian disampaikan Afriadi Andika SH.MH kepada media secara tertulis

Kapolres Agam AKBP Muhammad Agus Hidayat, S.H., S.I.K.mengatakan"sudah di proses bapak.Konfirmasi lanjut bisa ke kasat Reskrim,tulis Kapolres Agam menjawab Konfirmasi wartawan (10 Juni 2024)

Sementara itu kasat reskrim polres Agam dikonfirmasi terkait dugaan penganiayaan tersebut,hingga berita ini dilansir belum ada jawaban.(kumbang)