CV. ABJ selaku Pelaksana dalam Proyek Renovasi Villa 61 Six Senses jadi Korban oleh PT. CWP

Badung, RN CV. ABJ selaku pelaksana dalam pengerjaan proyek renovasi Villa 61 Six Senses Uluwatu dengan kesepakatan penandatanganan kontrak ...

Badung, RN

CV. ABJ selaku pelaksana dalam pengerjaan proyek renovasi Villa 61 Six Senses Uluwatu dengan kesepakatan penandatanganan kontrak kerjasama dengan pihak PT. CWP berujung bermasalah. Pasalnya dari pihak PT. CWP tidak menepati pembayaran sesuai dengan perjanjian awal.

Menurut keterangan Pelaksana dan Owner CV. ABJ Sutamto selaku korban bahwa kesepakatan kerjasama proyek tersebut berawal sekitar bulan Maret lalu temannya bernama Puji menawarkan proyek renovasi Villa 61– Sixense.

Pak Puji ini juga sebagai pelaksana maintenance di tempat tersebut yang kemudian mengenalkan Pak Sutamto dengan pak Herawan pada saat itu menjabat sebagai Projek Manager (PM) PT. Cahaya Warna Prima.

Kemudian bapak Herawan menghubungi sendiri bapak Sutamto sekitar bulan Maret untuk renovasi villa 61–Six Senses Uluwatu dengan penawaran harga yang sudah di sepakati.

Proyek pengerjaan di mulai pada 24 Mei 2024 mulai kerja atap dengan cara borongan dengan total borongan senilai Rp 253.218.222,-dengan Retensi 5%, untuk Uang Muka terbayar sebesar Rp 114.062.262,- dan sisa tagihan belum terbayar setelah retensi sebesar Rp 126.495.049,- dengan janji akan dibayar lunas setelah selesai pekerjaan dan retensi 5% ditagihkan setelah 365 hari dari tanggal BAST pertama.

"Proyek ini dikerjakan 17 orang dengan waktu 10 hari dan selesai harusnya tanggal 3 Juni 2024, tetapi meminta percepatan pekerjaan dalam waktu 7 hari sudah selesai pekerjaan, sehingga pada tanggal 30 Mei 2024 pekerjaan atap telah selesai dilakukan" jelas Pak Sutamto

Selain itu pak Herawan juga meminta kepada CV. ABJ agar di sediakan tukang harian untuk maintenance Villa 61– Six Senses Uluwatu yang awal nya bapak Herawan minta 20 tenaga kerja harian akan tetapi pihak CV. ABJ hanya menyediakan 7 tenaga harian.

Tenaga harian ini sudah bekerja selama 1 bulan lebih dengan upah yang sudah di sepakati oleh pak Herawan dan Ibu Anya yaitu upah harian tukang sebesar 200 ribu dan pembantu tukang sebesar 150 ribu.

Pada tanggal 16 Oktober 2024 pembayaran untuk tagihan pekerjaan harian tenaga telah selesai dibayarkan, tinggal menunggu penyerahan Bukti Potong dan pembayaran borongan pekerjaan atap yang hingga hari ini belum ada kejelasan kapan bisa diterima.

"Total yang belum di bayar saat ini dari PT. CWP untuk tagihan pekerjaa borongan atap adalah sebesar Rp 126.495.049 diluar tagihan retensi yang belum ditagihkan" Lanjut Sutamto

Diakhir penyelesaian pekerjaan borongan atap, pihak CV. ABJ mengajukan progres ke Ibu Anya sebagai PM PT. Cahaya Warna Prima dimana waktu itu menggantikan pak Herawan yang saat itu pulang ke Jakarta dengan alasan ibu nya sakit dan ibu Anya bilang akan di proses.

Pihak CV. ABJ telephon pak Herawan tapi tidak di angkat di chat pun hanya di baca.

Setelah itu pihak CV. ABJ sempat telphon pak Azis bagian keuangan PT. Cahaya Warna Prima dan jawabannya sama juga masih proses. Kembali pihak CV ABJ dihubungi oleh pak Azis alasan berkas kurang, tetapi ketika dihubungi kembali pihak bersangkutan tidak mengangkat telephon, terakhir tgl 26 September pihak CV. ABJ mencoba menghubungi kembali tetapi masih tidak diangkat kemudian coba chat dan balasannya sama yaitu berkas kurang, padahal semua berkas yang diminta untuk dilampirkan sudah terlampir dan dikirim ke pihak PT. CWP.

Awak media sempat menghubungi bapak Azis yang selama ini di percaya oleh pihak PT. Cahaya Warna Prima melalui telephon beberapa kali ke pihak yang menangani pembayaran (pak Azis) akan tetapi tidak di angkat.

Dengan alasan yang tidak masuk akal, bapak Sutamto (Owner CV. ABJ) selaku korban dari beberapa orang kepercayaan PT. CWP termasuk Bapak Azis sebagai bagian administrasi PT. Cahaya Warna Prima sengaja tidak ada iktikad baik untuk menyelesaikan kekurangan pembayaran dan bertindak hanya sebagai pekerja.

Isk