Lampung, RN Komunitas Peduli Sampah (KPS) Lampung pimpinan Suyatno yang berpusat di Desa Tanjung Kesuma Kecamatan Purbolinggo menerima ...
Lampung, RN
Komunitas Peduli Sampah (KPS) Lampung pimpinan Suyatno yang berpusat di Desa Tanjung Kesuma Kecamatan Purbolinggo menerima kunjungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bandar Lampung (UBL) Propinsi Lampung. Rombongan LPPM UBL terdiri dari DR. Budi Waskito selaku Dosen Komunikasi UBL, Suwito dan Muhammad Idrus sebagai Ketua dan staf LPPM UBL, disambut oleh pengurus dan anggota KPS Lampung. Selanjutnya, rombongan meninjau lokasi pengolahan sampah, yang mana selama ini belum produktif sebab masih mengalami kekurangan sarana prasarana penunjang.
Usai makan siang, kepada Radar Nusantara Budi Waskito menyampaikan, "Kita sebagai perguruan tinggi punya Tridarma yakni penelitian, pendidikan dan pengabdian. Kita ada pengabdian masyarakat, sehingga kami di kampus tidak hanya sebagai mercusuar. Kita memberikan harapan kepada masyarakat untuk berkembang. UBL punya filosofi, apa yang kita hasilkan nanti sepatutnya mampu memberi sumbangan kondisi perbaikan bagi masyarakat khususnya Lampung. Tidak menutup kemungkinan di seluruh dunia khususnya Indonesia. Jadi kita ingin berkiprah lebih besar kepada masyarakat. Contohnya sampah salah satu yang kita tangkap, kita harus lebih banyak bergerak karena sampah lebih banyak di tengah masyarakat. Kita punya 16 prodi, punya keahlian yang bisa dicampur, seperti ahli komunikasi, hukum, mesin dan ahli sipil. Sehingga mempunyai solusi sesuai harapan kami," kata DR. Budi selaku Dosen Komunikasi UBL pada Kamis, 27/7 jam 12.30 WIB dirumah makan Muntilan Way Bungur.
LPPM UBL menemukan KPS Lampung tujuan program pengabdian masyarakat. "Kita ada email tentang sampah dan memang dulu mahasiswa kita ada thesis riset mengenai sampah di Balam. Dari Dinas Kebersihan kita lihat banyak bank-bank sampah, kita coba lihat mana yang bisa kita tarik untuk kasus sampah. Kita browsing ke internet menemukan KPS Lampung yang berada di Lamtim. Jadi konsep pengabdian kita dari situs sampah dari dulu belum pernah ditemukan. Sehingga kita bisa membuka sampah ini, ke depan masih menjadi masalah yang gak ada habisnya. Selama hidup masalah sampah selalu ada terkadang masalah pengangkutan jadi kendala. Ternyata untuk mengubah messed tidak mudah. Sehingga kita salud dengan KPS Lampung. Semoga ini bisa berkembang jauh dari yang kita harapkan dan inginkan ditempa dengan baik," imbuhnya.
"Harap ada perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Yang tadinya sampah plastik tidak bisa di daur ulang, sehingga masyarakat sedini mungkin menyadari sebelum lingkungan rusak. Kalau sedari dini kita arahkan secara konsep teori perilaku terbentuk dan ada manfaat secara ekonomi untuk ibu - ibu, bisa di ambil setahun sekali sebagai THR. Jadi untuk mengubah konsep ke pemberdayaan. Intinya, bagaimana kita menata perilaku masyarakat, sehingga bisa mengarahkan yang lebih baik" ujarnya.
Meskipun dalam kondisi efisiensi anggaran, pihaknya menghimbau kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Pemkab Lamtim serta DPRD Lamtim, dapat menjadikan penanganan sampah sebagai program kerja rencana strategi (renstra) sehingga dapat menyisihkan APBD Lamtim untuk pengembangan KPS Lampung sebagai mitra kerja. "(KPS Lampung) ini sudah terbentuk tentunya sebagai mitra, kalau renstranya Pemda Lamtim mungkin bisa berjalan. Kalau Pemda dan dinas kebersihan (BLH) duduk bersama membahas penanganan sampah. Lalu Pemda dan DPRD Lamtim menyisihkan APBD Lamtim guna melaksanakan program melalui KPS Lampung," jelasnya.
Ketua KPS Lampung, Suyatno mengapresiasi dan berterima kasih atas kehadiran pihak UBL. "Kita mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada UBL dalam pengaplikasian pengabdian kepada masyarakatnya. Secara spesifik memilih penggiat usaha pengelolaan limbah. Seperti kita ketahui berbagai aktifitas hidup menghasilkan limbah plastik. Komunitas ini berdiri, bagaimana mengajak masyarakat untuk peduli dengan ancaman plastik di lingkungan kita. Ajakan ini kita sebarkan kemanapun dan kapanpun. Kemudian kita wujudkan dalam bentuk aksi nyata di masyarakat. Coba mengelola limbah untuk rumah tangga masing - masing. Kita membuat pengelolaan dasar, pemilahan jenis sampah," ujar Suyatno didampingi Dadang Sekretaris KPS Lampung.
Kehadiran pihak UBL merupakan suatu langkah yang dapat memenuhi harapan KSP Lampung. "Kedatangan UBL saya pikir ini sebuah titik cerah kami, karena sekian tahun minim perhatian dari Pemda. Sekarang perguruan tinggi, artinya sebuah langkah yang memberi harapan kepada banyak pihak tidak hanya kami. Karena kami bersifat menghimpun gerakan, sehingga sampah ini bagaimana ditiadakan dari wilayah terdekat kita. Soal sampah hanya itu, meniadakan tanpa bakar, tanpa pengeluaran yang mahal. Padahal jika dikelola sampah bisa menciptakan dampak ekonomi. Artinya secara teknis perguruan tinggi melihat kelemahan-kelemahan kami, kemudian mencarikan solusinya. Bagaimana memanage sampah di wilayah kita," harap Ketua KPS Lampung. (Ropi)
Komunitas Peduli Sampah (KPS) Lampung pimpinan Suyatno yang berpusat di Desa Tanjung Kesuma Kecamatan Purbolinggo menerima kunjungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bandar Lampung (UBL) Propinsi Lampung. Rombongan LPPM UBL terdiri dari DR. Budi Waskito selaku Dosen Komunikasi UBL, Suwito dan Muhammad Idrus sebagai Ketua dan staf LPPM UBL, disambut oleh pengurus dan anggota KPS Lampung. Selanjutnya, rombongan meninjau lokasi pengolahan sampah, yang mana selama ini belum produktif sebab masih mengalami kekurangan sarana prasarana penunjang.
Usai makan siang, kepada Radar Nusantara Budi Waskito menyampaikan, "Kita sebagai perguruan tinggi punya Tridarma yakni penelitian, pendidikan dan pengabdian. Kita ada pengabdian masyarakat, sehingga kami di kampus tidak hanya sebagai mercusuar. Kita memberikan harapan kepada masyarakat untuk berkembang. UBL punya filosofi, apa yang kita hasilkan nanti sepatutnya mampu memberi sumbangan kondisi perbaikan bagi masyarakat khususnya Lampung. Tidak menutup kemungkinan di seluruh dunia khususnya Indonesia. Jadi kita ingin berkiprah lebih besar kepada masyarakat. Contohnya sampah salah satu yang kita tangkap, kita harus lebih banyak bergerak karena sampah lebih banyak di tengah masyarakat. Kita punya 16 prodi, punya keahlian yang bisa dicampur, seperti ahli komunikasi, hukum, mesin dan ahli sipil. Sehingga mempunyai solusi sesuai harapan kami," kata DR. Budi selaku Dosen Komunikasi UBL pada Kamis, 27/7 jam 12.30 WIB dirumah makan Muntilan Way Bungur.
LPPM UBL menemukan KPS Lampung tujuan program pengabdian masyarakat. "Kita ada email tentang sampah dan memang dulu mahasiswa kita ada thesis riset mengenai sampah di Balam. Dari Dinas Kebersihan kita lihat banyak bank-bank sampah, kita coba lihat mana yang bisa kita tarik untuk kasus sampah. Kita browsing ke internet menemukan KPS Lampung yang berada di Lamtim. Jadi konsep pengabdian kita dari situs sampah dari dulu belum pernah ditemukan. Sehingga kita bisa membuka sampah ini, ke depan masih menjadi masalah yang gak ada habisnya. Selama hidup masalah sampah selalu ada terkadang masalah pengangkutan jadi kendala. Ternyata untuk mengubah messed tidak mudah. Sehingga kita salud dengan KPS Lampung. Semoga ini bisa berkembang jauh dari yang kita harapkan dan inginkan ditempa dengan baik," imbuhnya.
"Harap ada perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Yang tadinya sampah plastik tidak bisa di daur ulang, sehingga masyarakat sedini mungkin menyadari sebelum lingkungan rusak. Kalau sedari dini kita arahkan secara konsep teori perilaku terbentuk dan ada manfaat secara ekonomi untuk ibu - ibu, bisa di ambil setahun sekali sebagai THR. Jadi untuk mengubah konsep ke pemberdayaan. Intinya, bagaimana kita menata perilaku masyarakat, sehingga bisa mengarahkan yang lebih baik" ujarnya.
Meskipun dalam kondisi efisiensi anggaran, pihaknya menghimbau kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Pemkab Lamtim serta DPRD Lamtim, dapat menjadikan penanganan sampah sebagai program kerja rencana strategi (renstra) sehingga dapat menyisihkan APBD Lamtim untuk pengembangan KPS Lampung sebagai mitra kerja. "(KPS Lampung) ini sudah terbentuk tentunya sebagai mitra, kalau renstranya Pemda Lamtim mungkin bisa berjalan. Kalau Pemda dan dinas kebersihan (BLH) duduk bersama membahas penanganan sampah. Lalu Pemda dan DPRD Lamtim menyisihkan APBD Lamtim guna melaksanakan program melalui KPS Lampung," jelasnya.
Ketua KPS Lampung, Suyatno mengapresiasi dan berterima kasih atas kehadiran pihak UBL. "Kita mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada UBL dalam pengaplikasian pengabdian kepada masyarakatnya. Secara spesifik memilih penggiat usaha pengelolaan limbah. Seperti kita ketahui berbagai aktifitas hidup menghasilkan limbah plastik. Komunitas ini berdiri, bagaimana mengajak masyarakat untuk peduli dengan ancaman plastik di lingkungan kita. Ajakan ini kita sebarkan kemanapun dan kapanpun. Kemudian kita wujudkan dalam bentuk aksi nyata di masyarakat. Coba mengelola limbah untuk rumah tangga masing - masing. Kita membuat pengelolaan dasar, pemilahan jenis sampah," ujar Suyatno didampingi Dadang Sekretaris KPS Lampung.
Kehadiran pihak UBL merupakan suatu langkah yang dapat memenuhi harapan KSP Lampung. "Kedatangan UBL saya pikir ini sebuah titik cerah kami, karena sekian tahun minim perhatian dari Pemda. Sekarang perguruan tinggi, artinya sebuah langkah yang memberi harapan kepada banyak pihak tidak hanya kami. Karena kami bersifat menghimpun gerakan, sehingga sampah ini bagaimana ditiadakan dari wilayah terdekat kita. Soal sampah hanya itu, meniadakan tanpa bakar, tanpa pengeluaran yang mahal. Padahal jika dikelola sampah bisa menciptakan dampak ekonomi. Artinya secara teknis perguruan tinggi melihat kelemahan-kelemahan kami, kemudian mencarikan solusinya. Bagaimana memanage sampah di wilayah kita," harap Ketua KPS Lampung. (Ropi)
COMMENTS