Bantuan Swakelola Provinsi dan APBN Untuk SMAN 1 Cidahu Diduga Kuat Tidak Sesuai Juklak Juknis

Kuningan, RN Dalam satu tahun berjalan tahun 2017 sekolah SMA Cidahu mendapati bantuan dari provinsi rehab dua ruang kelas Rp 151.200...

Kuningan, RN

Dalam satu tahun berjalan tahun 2017 sekolah SMA Cidahu mendapati bantuan dari provinsi rehab dua ruang kelas Rp 151.200.000 dan dua ruang RKB Rp 338.723.000 ditambah juga dari pemerintah pusat APBN menerima bantuan ruang perpustakaan Rp 217.635.000 dalam pelaksanaannya swakelola melibatkan komite, seperti apa yang dituturkan guru Ojan bahwa susunan kepanitiaan sesuai juklak juknis.

Guru Ojan sebagai ketua panitia dan sekretaris Sudana, komite sekolah guru Yayan sebagai bendahara. Tetapi ada yang janggal diakui oleh sekretaris Sudana yang menjadi komite di sekolah SMA 1 Cidahu dirinya tidak dilibatkan jauh walaupun sebagai sekretaris dalam kepanitiaan. Sudana tidak tahu apa apa apalagi administrasi.

"Saya mah hanya di suruh ngawasin yang kerja kalau pun ada bahan yang kurang ada yang harus dibeli baru saya ngomong sama bendahara kalau sebagai sekretaris saya kurang paham tugasnya harus bagaimana selama ini saya walaupun jadi sekretaris tidak tahu apa apa," jelas Sudana.

Dilihat dari fisik pembangunan ruang perpustakaan diduga kurang maksimal tidak sesuai juklak juknis dari penggunaan bahan matrial kusen kayu yang dipakai, atap kuda kuda dan rusuk kayu lokal jenis arbise. Padahal menurut juklak juknis diharuskan memakai kayu kelas dua seperti apa yang di sampaikan team teknis konsultan Edi Juhaernedi melalui seluler.

Edi konsultan pembangunan mengatakan dalam juklak juknis tidak mencantumkan jenis kayu yang ada juga petunjuknya hanya harus memakai kayu kelas dua. Kayu kelas dua menurut Edi Juharnedi kayu lokal rawa masuk seperti halnya arbise juga bisa masuk kualitas kayu kelas dua jelasnya.

Disikapi oleh M. Toha sebagai anggota LSM Labrak Kab. Kuningan menuturkan, "kalau menurut saya aneh sebenernya ada kongkalingkong apa antara konsultan sebagai team teknis dengan pihak sekolah SMAN 1 Cidahu ini, padahal kayu kelas dua ini kan kayu sebrang kayu kalimantan sumatra kamper dan meranti yang kualitasnya memang bagus dan tidak diragukan lagi dari perbedaan harga juga jauh berbeda kayu kelas dua perkubiknya mencapai Rp 12 jutaan tapi kalau kayu arbise perkubiknya hanya Rp 4 jutaan. Saya rasa pihak sekolah sudah meraup keuntungan dari pembelian bahan matrial ini sehingga jelas sudah mengurangi kualitas dan merugikan negara dong, saya akan terus menindak lanjut hal ini supaya ada tindakan tegas dari pihak pihak hukum jangan sampai di biarkan KKN bergentayangan di negeri kita ini kita mesti mendorong pihak hukum untuk berjalan dengan semestinya sesuai tupoksinya setelah ada informasi ini."

Anggaran dari APBN untuk SMA 1 Cidahu Kab. Kuningan ini mesti disorot oleh berbagai pihak pasalnya ada beberapa mata anggaran yang diterima selain dari provinsi juga APBN, apalagi dalam penggunaan bahan bahan matrialnya tidak sesuai juklak juknis kualitas yang bagus, sudah barang tentu banyak kebocoran anggaran yang berceceran yang pada akhirnya KKN masuk ranah korupsi untuk kepentingan pribadi dan kelompok, pihak pemerintah dalam pengelolaan anggaran harus cepat tanggap dan sigap dengan diturunkannya pemberitaan ini harus cepat bertindak tegas jangan sampai KKN dibiarkan. (ujang.hendra)