Bupati & Wakil Bupati Jepara Pembohong,…!

Jepara, Radar Nusantara Sangat di sayangkan perilaku yang tidak terpuji kepala daerah di negeri ini terus menuai kritik dan poerilaku ...

TIKUS-TIKUS BERDASI BERAKSI DI PERUMDA JEPARA

Basmi Tikus Tikus Berdasi Yang Ada Di Perumda Jepara

BOBROKNYA KINERJA PERUMDA JEPARA

Jepara, Radar Nusantara
Sangat di sayangkan perilaku yang tidak terpuji kepala daerah di negeri ini terus menuai kritik dan poerilaku tak bermoral,lebih tragisnya perbuatan melawan hokum yang di lakukan bupati dan wakil bupati jepara sangat dan sangat memalukan karena dugaan ijazah palsu keduanya ASPAL.(ASLI TAPI PALSU ) Berdasarkan mekanisme akademis seorang mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjanah harus menyelesaikan mata kuliah minimum 147 SKS dan maksimum 160 SKS dan harus mengikuti UTS serta UAS setiap Tahun untuk mendapatkan transkip nilai dan Ijasah. Sdr M alias AM hanya menyekesaikan mata kuliah sebanyak 68 SKS.

Sewaktu tim dari Jepara serta awak media Radar Nusantara melakukan konfirmasi STIE IEU Yogyakarta, menurut M. Rifai dan Udin; pihak perguruan tinggi memberikan laporan ke kopertis V Yogyakarta pada Tahun 2006, sedangkan sdr M alias AM mendapatkan gelar SE (Sarjanah Ekonomi) pada Tahun 2003 dan masih banyak kejanggalan yang ditemukan, antara lain; mahasiswa regular ternyata non-reguler dan 158 SKS ternyata hanya 68 SKS.

Kalau sdr M alias AM hanya menyelesaikan mata kuliah 68 SKS, sdr DK hanya menyelesaikan 25 SKS mata kuliah. Kami menghimbau kepada penegak hukum supaya kasus ini di proses sesusi hukum yang berlaku di Negara kita ini. Hukum harus mengedepankan moralitas supaya hukum bermartabat dan berwibawah, karena hukum adalah panglima tertinggi di Negara kita ini.

Kalau dilihat dari jumlah SKS yang mereka selesaikan jelas kedua oknum ini hanya memperoleh ijasah tanpa ada transkip nilai. Tidak ada alasan bagi penegak hukum untuk tidak menaikkan kasus ini, jadi harus segera diproses sesuai hukum yang berlaku di NKRI, karena sampai saat ini semua masyarakat Jepara masih menunggu kepastian hukum yag jelas dan bermoralitas. Masalah kasus ini harus diusut tuntas sampai ke akar-akarnya. Menurut MY selaku pelapor.

Perguruan tinggi tersebut sewaktu dikonfirmasi Tim dari Jepara bersama awak media Radar Nusantara mengenai data kedua oknum yang sudah di laporkan, jawabannya hampir sama semua, hanya satu berbedaan yang tidak masuk akal dari STIE IEU Yogyakarta, data hilang karena sering berpindah-pindah kampus dan terkena gempa bumi, kopertis V diduga merekayasa karena tidak sesuai dengan temuan bukti di lapangan, sedangkan Tim dari Jepara memiliki bukti yang otentik. 

Dari temuan dilapangan Tim dari Jepara menurut keterangan mereka, kedua oknum tersebut diduga sudah termasuk melakukan kejahatan akademis karena menggunakan gelar sarjana yang tidak jelas keabsahannya karena tidak mengikuti mekanisme akademis yang sebenarnya.Dan tidak hanya itu dugaan keterlibatan oknum Komisi Pemilihan Umum Kab jepara pada saat pilkada berlangsung pantas di ajungin jempol karena berhasil menyelamatkan kedua pimpinan ini bisa lolos ikut peserta pilkada.Sungguh luar biasa mafia pilkada di lembaga KPU jepara harus mempertanggung jawabkan perbuatan yang sangat melukai masyarakat jepara yang telah membohongi dengan latar belakang pendidikannya bergelar sarjana S1 yang ternyata hanya tamat sekolah menengah Atas (SMA )sampai berita ini di turunkan KPU kab jepara belum dapat di konfirmasi terkait lolosnya bupati dan wakil bupati menjadi peserta pemilu.salah satu sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada media ini kalau KPU,BUPATI dan wakil Bupati harus di proses hukum atau pantasnya yang terlibat masuk PENJARA.(HOTEL PRODEO )
(SIND/RED TEAM )