Peran Konselor Sekolah dalam menangani Cyberbullying di Kalangan Usia Remaja! Dra. Nathalia Nursiti, MA, MM, Ph.D

Jakarta, Radar Nusantara Kemajuan teknologi membuat Remaja bisa dengan mudahnya menggunakan media sosial tanpa batas, bebas mengemuk...

Tingkatkan Perekonomian Daerah, Kemendagri Dorong Pemda Maksimalkan Pengelolaan BUMD

Sebanyak 4.051 KPM Sukses Digraduasi Dari Program PENA

Gelar Bakti Sosial Religi, Kapolri : Komitmen Menjaga Nilai-Nilai Toleransi dan Kebersamaan

Jakarta, Radar Nusantara

Kemajuan teknologi membuat Remaja bisa dengan mudahnya menggunakan media sosial tanpa batas, bebas mengemukakan pendapatnya di media sosial yang mengarah pada cyberbullying.

Cyberbullying adalah intimidasi yang terjadi di dunia maya terutama melalui media sosial dalam bentuk ejekan, ancaman, hinaan, gossip,  mengirim   pesan ancaman melalui email, mesenger,  melakukan teror melalui sms   atau whatsAap,   hujatan   atas postingan,   menggungah   foto   yang mempermalukan korban,   meretas   berbagai akun media sosial (hacking), membuat situs web yang bertujuan   untuk   memfitnah   hingga   mengancam dan   membuat   masalah   pada   korban yang bisa berakibat pada korban tidak percaya diri, menarik diri dari lingkungan sosial,  menutup akses Sosial Media, menghabiskan waktu sendirian, menghilang dari aktivitas sosial, perubahan kepribadian, akibat yang lebih fatal adalah melakukan bunuh diri.  Alasan tindakan cyberbullying beragam mulai dari  rasa   frustasi,   depresi,   ingin  balas   dendam mencari   eksistensi   dan   popularitas,  mencari hiburan, atau hanya sekedar bercanda. Adapun faktor penyebab Cyberbullying di kalangan   remaja   antara lain  intensitas   para   remaja menggunakan   internet   dan   media   sosial tergolong   tinggi dan kurangnya pengawasan dari orang tua sehingga mereka memungkinkan untuk  memenuhi   berbagai kebutuhan, terutama pada siswa usia remaja yang  kini  dengan mudah   mengakses   berbagai   situs pengetahuan   untuk   menambah   wawasan dan media   sosial   yang   memudahkan   para   remaja untuk   berkomunikasi secara luas. Kebiasaan yang buruk dapat membentuk perilaku yang buruk. Anak yang mempunyai sifat   genetik   pemarah   dan   egois   didalam kehidupan   sosialnya   lebih   sering   eksis   di dunia maya dari pada di dunia   nyata   maka   akan suka  mengungkapkan  kemarahan   dan   emosinya melalui cyberbullying. Faktor   lingkungan  juga   menjadi   penyebab timbulnya cyberbullying sebab lingkungan akan  membentuk  suatu   karakter  yang  dibangun dengan suatu   kebiasaan bukan sekedar  menjadi  tempat   berinteraksi   tetapi  juga dijadikan   sebagai   ajang   kompetisi   berlomba-lomba membuat berbagai akun sosial   media  untuk   menunjukkan   eksistensinya sebagai remaja yang atual dan tidak ketinggalan jaman.   Peran orangtua dalam mengawasi aktivitas anak dalam menggunakan internet berpengaruh pada kecenderungan anak untuk terlibat dalam aksi cyberbullying. Jika orangtua kurang melakukan pengawasan terhadap aktivitas online anak menjadikan anak lebih rentan terlibat dalam aksi cyberbullying

Konselor di sekolah memiliki peran penting dalam mencegah dan menanggulangi cyberbullying di sekolah, kepedulian konselor aktif memonitoring kegiatan-kegiatan anak didik, terutama pada kegiatan masa orientasi, ekskul, dan kegiatan-kegiatan yang lainnya, diperlukan pelayanan yang efisien dan komprehensif kepada seluruh siswa dengan menggunakan berbagai keterampilan dan media yang dapat membantu kinerja Konselor dalam menangani cyberbullying. Konselor sekolah juga memiliki peran penting dalam merancang dan mengimplementasikan strategi layanan bimbingan dan konseling sebagai upaya pencegahan maupun upaya kuratif terhadap cyberbullying yang terjadi dikalangan siswa. Konselor sekolah dapat bertindak sebagai pelayan utama dalam memfasilitasi siswa dengan melibatkan orang tua, dan komponen sekolah yang lain untuk mencegah semakin berkembangnya cyberbullying. Konselor dapat menerapkan strategi-strategi layanan Bimbingan Konseling dan melakukan intervensi program yang sesuai dalam meningkatkan kesadaran, memberikan pelatihan dan pendidikan, serta mengembangkan soft skill terkait pencegahan cyberbulliying tersebut.