Nenek Syuker Rindu Akan Rumah Layak Huni

Tanjab Timur RN Kondisi Nenek Syuker sungguh memprihatinkan. Di usianya yang sudah uzur, dia terpaksa tinggal sendirian di gubuk yang s...

Tanjab Timur RN

Kondisi Nenek Syuker sungguh memprihatinkan. Di usianya yang sudah uzur, dia terpaksa tinggal sendirian di gubuk yang sangat sederhana Lingkungan Dusun 2 Desa Tri mulyo, Kecamatan Rantau Rasau,Kabupaten Tanjab Timur, Jambi.

Pantauan Radarnusanara.com, rumah berukuran sekitar 3x5 meter itu memang beratap Seng, seperti kebanyakan rumah yang ada di sekitarnya. Namun, dilihat secara keseluruhan, rumah itu jauh dari kata layak huni.

Dinding rumahnya mengunakan papan yang sudah lapuk, bukan batu bata seperti pada umumnya. Begitu juga bagian lantai. Rumah itu tidak menggunakan ubin, hanya ada tanah. Kondisi langit-langit semakin menguatkan kesan memprihatinkan itu.

Di bagian dalam rumah,terlihat jelas atap rumah tidak utuh dan kondisinya sudah lapuk dan sebagian rumahnya tidak lagi punya atap. Rumah dibagi menjadi dua bagian, yakni dapur dan ruang tidur. Tempat untuk buang air tidak ditemukan di sana.

Kondisi memprihatinkan Nenek Syuker semakin lengkap dengan statusnya sebagai penghuni tunggal. Di usianya yang selayaknya ditemani oleh orang-orang tercinta, Syuker justru hidup sendiri. "Sebenarnya Nenek Syuker punya anak, suaminya sudah meninggal. " kata Nenek Syuker, Sabtu (16/2/2019).

Untuk mempertahankan hidup sehari-hari, Nenek Syuker mengumpulkan buah sawit (brondolan) warga yang biasa melakukan bongkar muat di dekat rumahnya. Setelah terkumpul Brondolan tersebut di jual kembali kepada warga,"Kalau nggak ada (buah sawit/brondolan) ya diem saja rumah," papar dia.

Kegetiran nasib nenek Syuker semakin terasa ketika memasuki musim hujan seperti sekarang ini. Dengan kondisi rumah seperti itu, tentunya tidak bisa melindungi bagian dalamnya dari cipratan dan rembesan air hujan. "Ya kalau hujan bocor," kata dia (Sat/Arf)