Politik Uang Masih Merajai Dunia Perpolitikan Tanjab Timur

ilustrasi Tanjab Timur,RN Politik uang atau politik perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya or...

Jargon "Perubahan" terus Booming di Tanjab Timur, Arie Suryanto: Karna Tidak ada yang bisa di "Lanjutkan"

Paslon RAMAH Terus mendapatkan Dukungan, Abdul Rasid: Ini Kehendak Masyarakat Tanjab Timur

KONDISI JALAN MENDAHARA ULU SANGAT MEMPRIHATINKAN DAN KURANGNYA PERHATIAN PEMERINTAH

ilustrasi

Tanjab Timur,RN

Politik uang atau politik perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya atau memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum.

Pembelian bisa dilakukan mengggunakan uang atau barang. Politik uang adalah sebuah bentuk pelanggaran kampanye, politik uang umumnya dilakukan simpatisan kader atau bahkan pengurus partai politik menjelang hari H pemilihan umum. Praktik politik uang dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak, dan gula kepada masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan susranya untuk partai yang bersangkutan.

Politik uang sebenarnya akan menyebabkan nilai-nilai demokrasi luntur oleh karenanya jangan sampai ada pihak yang seolah-olah mendukung politik uang ini. Politik uang harus tidak ada, jika masih terjadi akan sulit dibendung maka perlu adanya peraturan secara rinci melalui undang-undang. Pemilu yang bersih, jujur dan demokratis akhir-akhir ini sudah jarang ditemukan dikalangan masyarakat, proses pesta demokrasi yang tercoreng dengan banyaknya elit politik yang melakukan politik uang sehingga menyebabkan tercorengnya tujuan demokrasi seperti yang diharapkan sebelumnya

Pemilu yang bersifat langsung rakyat memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara, dan warga Negara harus memberikan suaranya secara langsung.

Pemilu yang bersifat umum mengandung makna terjadinnya kesempatan yang sama bagi semua warga Negara tanpa diskriminasi.

Pemilu yang bersifat bebas berarti bahwa setiap warga Negara yang berhak memilih bebas untuk menentukan pilihannya tanpa ada tekanan dan paksaan dari siapapun.

Pemilu yang bersifat rahasia berarti bahwa dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin pilihannya tidak akan diketahui

Pelaksanaan pesta Demokrasi/Pemilu 17 April 2019 secara serentak di seluruh wilayah negara Republik Indonesia telah selesai. Otomatis proses kontestasi para Caleg (calon legislatif) juga telah berakhir . tapi sangat disayangkan apabila pesta demokrasi yang diharapkan menjadi pesta demokrasi yang bersih dan bermartabat tapi justru yang terjadi sebaliknya. Karena dalam proses demokrasi yang ada di Kabupaten Tanjab Timur ini di nodai dengan adanya politik uang. Hal ini sudah bukan rahasia lagi di tengah-tengah masyarakat Tanjab Timur. 

Beberapa Oknum caleg yang berambisi menjadi Anggota Legislatif telah menghalalkan segala cara termasuk dengan memakai politik uang untuk mendapatkan suara pemilih sebanyak-banyaknya.

Walau begitu masifnya politik uang ini telah dilakukan oleh oknum calon legislatif namun tidak satupun yang tersentuh oleh Bawaslu Tanjab Timur. Dimanakah keberadaan Bawaslu ??.

Peran Bawaslu yang kurang maksimal menjadi peluang bagi para oknum calon anggota legislatif yang berambisi dengan politik uang dapat melenggang dengan mulus menuju singgasana. Jika hal ini terjadi maka produk anggota Legislatif yang di hasilkan setelah duduk di kursi Dewan pasti akan menjadi lintah penghisap darah masyarakat yang diwakili nya untuk mengembalikan modal ketika masih mencalonkan diri. Bahkan kedudukannya akan dimanfaatkan untuk memperkaya diri sendiri.

Salah seorang warga Koto Kandis berinisial SM menuturkan,bahwa kami satu keluarga dapat uang salah seorang caleg yang diantara melalui tim suksesnya Rp 150.000/suara;katanya

Ditempat lain warga Sungai Raya yang tidak mau disebutkan identitasnya mengatakan bahwa di kampung kami gencar bagi_bagi duit yang dilakukan oleh tim sukses caleg tidak lagi dilakukan sembunyi-sembunyi,kadang dilakukan siang bolong,jumlah uang yang di berikan masyarakat bervariasi Rp 100.00/150.000 perorang alias satu suara jadi bisa dipastikan bahwa siapa yang paling besar pemberiannya maka bisa dipastikan banyak dipilih seperti itu realitanya.ungkapnya

Untuk memastikan bahwa penyebaran politik uang  merata kami kembali menemui  salah seorang warga Simbur Naik yang berinisial BH dalam wawancara singkat dengan media Radarnusantara.com menuturkan bahwa saya ditawari uang dari tim sukses caleg,kalau mau memilih caleg X maka tim sukses tersebut memberikan uang Rp 150.000,saya bilang saja Ia,kemudian uang tersebut langsung dikasih,sementara istri saya juga dapat bagian berupa pakaian dari Caleg yang sama.tuturnya

Sementara itu salah seorang pemuda yang tinggal dilambur 2 berinisial AC,kalau ditempat kami ini ada juga yang bagi_ bagi uang untuk caleg tertentu tapi saya tidak kebagian,namun temen saya dapat uang Rp 150.000,parahnya lagi tim sukses Caleg itu menjabat sebagai Ketua RT dilikungan kami.katanya



Sangat disayangkan jika hanya orang yang punya pengaruh dan punya uang saja yang bisa menjadi pejabat legeslatif,sementara orang yang punya kemampuan,intelektual,akuntabilitas dan integritas kalau tidak punya uang harus tersingkir.( Sat/Arf)