Hutang Pemerintah RI Makin Membengkak
HomeTerkiniJakarta

Hutang Pemerintah RI Makin Membengkak

Jakarta. RN Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II-2019 sebesar US$ 391,8 miliar atau Rp 5...

RIB KN Wisnu Serahkan 3 Kantong Serpihan dan 5 Kantong Body Part
Partai UKM Tetapkan Sosok Muhajir Sebagai Ketua Umum DPP Satgas UKM
DPP Solidaritas Merah Putih Turut Berdukacita Atas Musibah Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ182

Jakarta. RN
Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II-2019
sebesar US$ 391,8 miliar atau Rp 5.681 triliun (Asumsi Kurs US$ 1 = Rp 14.500). Jumlah tersebut naik
10,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year (YoY).
ULN terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 195,5 miliar, serta utang swasta
(termasuk BUMN) sebesar US$ 196,3 miliar. ULN Indonesia tumbuh 10,1% YoY, lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 8,1% YoY, demikian keterangan
resmi BI.

Menurut bank sentral, kenaikan ULN dipengaruhi oleh penarikan neto dan penguatan nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sehingga utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam
denominasi dolar AS. Peningkatan pertumbuhan ULN terutama didorong oleh ULN pemerintah, di tengah
perlambatan ULN swasta.

ULN pemerintah, lanjut BI, tumbuh 9,1% YoY, lebih tinggi ketimbang pertumbuhan pada kuartal I-
2019 yaitu 3,6% YoY. Penyebabnya adalah kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor's

pada akhir Mei 2019, yang mendorong pembelian neto Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan
global oleh investor asing.
Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar
pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (18,9% dari total ULN
pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (15,9%), sektor administrasi pemerintah,

pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,2%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14,0%)," papar
laporan BI.

Sementara ULN sektor swasta justru tumbuh melambat. Pada kuartal II-2019, ULN swasta tumbuh
11,4% YoY sementara kuartal sebelumnya naik 13,3% YoY.

Perlambatan ULN swasta, demikian BI, terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran
pinjaman oleh korporasi. Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi,

sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor
pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta
mencapai 76,9%.

Struktur ULN Indonesia tetap sehat. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal II-2019 sebesar 36,8%, membaik
dibandingkan dengan rasio pada kuartal sebelumnya. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi

oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 87% dari total ULN.
Pertumbuhan ULN yang meningkat tersebut bersumber dari ULN pemerintah dan swasta. ULN
Pemerintah di bulan Juli 2019 tumbuh 9,7% (yoy) menjadi sebesar US$ 194,5 miliar, lebih tinggi dari
pertumbuhan bulan sebelumnya 9,1% (yoy).

Peningkatan tersebut didorong oleh arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN)
domestik yang tetap tinggi di tengah dinamika global yang kurang kondusif.
Hal ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap perekonomian domestik, didukung oleh imbal
hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik yang menarik.

Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi
terbesar pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (19,0% dari total ULN
Pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (16,0%), sektor administrasi pemerintah,

pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,2%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (13,9%).
Ekonom menilai bahwa dengan ekonomi Indonesia yang tumbuh 5% maka nilai ULN ini masih
sangat wajar, hanya saya penting bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas portofolio investasi.
Selain itu aturan konservatif terkait utang yang tidak boleh lebih dari 3% PDB dirasa mampu dijaga,
selain itu berbagai regulasi perpajakan dapat mendorong foreign direct investment.

Rincian hutang LN itu adalah untuk pembiayaan perekonomian dari kredit bank umum tercatat Rp
5.228 triliun, dari total Rp 9.093 triliun pembiayaan ekonomi secara keseluruhan.

Posisi kedua terbesar yang menjadi sumber pembiayaan perekonomian dalam negeri adalah utang
luar negeri (ULN). BI mencatat, pembiayaan perekonomian melalui ULN mencapai Rp 2.133 triliun.

Ini mmembuktikan Indonesia masih membutuhkan ULN untuk menjaga perekonomian saat ini. Jadi
bisa tidak negara ini hidup tanpa ULN? Memang negara ini membutuhkan ULN, tapi harus dikelola
dengan hati-hati. ULN pemerintah umumnya digunakan membiayai pengeluaran pemerintah dan menjaga
konsumsi rumah tangga untuk mendorong perekonomian. Pemerintah tentu saja harus dapat memantau
dan mengendalikan ULN agar stabilitas perekonomian tetap terjaga.

Merinci lebih lanjut, dari data BI ditunjukkan, sumber pembiayaan melalui ULN sendiri tercatat
meningkat 10,5% sebesar Rp 1.930 triliun. Namun pertumbuhannya melambat, dari 14,5% menjadi
10,5% secara year on year.

Sumber pembiayaan perekonomian selanjutnya adalah pasar modal yang menyumbang Rp 922
triliun, disusul industri keuangan non bank (IKNB) yang menyumbangkan Rp 698 triliun. Kemudian
secara berturut-turut disusul kredit BPR yang menyumbangkan Rp 105 triliun, dan fintech Rp 8,3 triliun.

Utang luar negeri pemerintah sebagian besar didapat dari instrumen Surat Berharga Negara (SBN),
yaitu US$ 195 milyar atau 70,8%. Adapun 29,2% lainnya yang sebesar US$ 54,4 miliar didapat dalam
bentuk pinjaman.

Sebagai informasi, SBN merupakan surat utang yang diterbitkan pemerintah yang dapat
diperdagangkan secara bebas di pasar keuangan. Pembentukan bunga utang pada instrumen ini mengikuti
mekanisme pasar.

Sementara utang dalam bentuk pinjaman didapat dari lembaga/negara yang bertindak sebagai
kreditur.
Hingga saat ini Jepang masih menjadi negara yang memberikan pinjaman terbesar bagi pemerintah

RI, yaitu mencapai US$ 12,7 miliar. Jerman dan Perancis mengekor dengan total pinjaman masing-
masing sebesar US$ 2,8 miliar dan US$ 2,6 miliar. China ada di posisi keempat dengan total pinjaman

sebesar US$ 1,6 miliar pada pemerintah.
Sementara lembaga yang tercatat memberi pinjaman terbesar adalah International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD) yakni sebesar US$ 16,8 miliar. Diketahui IBRD merupakan
bagian dari grup World Bank (WB).

Ada pula Asian Development Bank (ADB) dan International Development Association (IDA) yang
memberikan pinjaman masing-masing sebesar US$ 9,9 miliar dan US$ 1 miliar kepada pemerintah.
Menurut BI, pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan
porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.

Utang-utang tersebut utamanya diperuntukkan untuk sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial,
yaitu sebesar US$ 35 miliar atau 18,8%. Sektor konstruksi juga mendapat porsi yang cukup besar, yaitu
US$ 30,4 miliar atau 16,3%.

Sementara sektor porsi sektor industri pengolahan tercatat amat minim, yaitu hanya US$ 371 juta
atau 0,2%.
Analis menilai kondisi ULN Indonesia saat ini pertumbuhan utang 8,7% lebih cepat dibanding
pertumbuhan PDB yang sebesar 8% sehingga memberi sinyal bahwa pertumbuhan hutang harus di rem.

Selain itu dilihat dari angka absolute nya ULN masih sehat dan aman yaitu sebesar 36-37% yang
masih jauh di bawah ketentuan maksimal sekitar 60% dari PDB. Saat ini penting dalam mengoptimalkan
peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan dengan meminimalisir risiko negatif terhadap stabilitas ekonomi.

Utang Luar Negeri tersebut tumbuh 10,3 persen secara tahunan. Pertumbuhan tersebut naik
dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 9,9 persen.

BI merinci, utang tersebut berasal dari beberapa sumber. Pertama berasal dari utang pemerintah dan
bank sentral yang sebesar US$197,5 miliar. Kedua, utang swasta termasuk BUMN sebesar US$197,8
miliar. Penambahan utang tersebut dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto utang luar negeri dan
penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Biaya itu tidak bisa semuanya dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
atau APBD, sehingga pemerintah mencari jalan lain, yaitu menarik investasi dari luar negeri
dengan menerbitkan surat utang.

Penguatan tersebut membuat utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.
Pertumbuhan ULN pemerintah meningkat juga sejalan dengan persepsi positif investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia.

Peningkatan tersebut didorong oleh arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN)
domestik yang tetap tinggi di tengah dinamika global yang kurang kondusif.

Meskipun meningkat, utang luar negeri Indonesia masih aman. Utang juga terkendali dan berstruktur

sehat. Pengelolaan utang pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi
terbesar pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

Dalam lebih tiga tahun memimpin, pemerintahan Jokowi menyebut telah membangun di
antaranya 2.623 km jalan aspal, sebagian besar di "Papua, perbatasan Kalimantan dan Nusa
Tenggara Timur"; lebih dari 560 km jalan tol; lebih 25.000 meter jembatan; sejumlah bandar
udara; proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dan Palembang, serta Mass Rapid Transit
(MRT) Jakarta.

Akan tetapi dalam jangka panjang jumlah utang tersebut "pasti tidak aman" karena bunga
dan cicilannya dibayar dengan "gali lubang, tutup lubang". Utang baru dianggap aman kalau
pelunasannya "tidak mengganggu likuiditas".

Kondisi gali lubang tutup lubang ini muncul akibat rasio penerimaan pajak, yang merupakan
salah satu sumber dana untuk membayar ULN, "juga turun". Realisasi penerimaan pajak
Indonesia Penerimaan pajak tahun 2018 mencapai Rp 1.315,9 triliun, atau hanya 92% realisasi
dari target APBN 2018 sebesar Rp 1.424 triliun.

Kondisi tersebut akan dilihat pasar sebagai risiko fiskal, yang membuat pasar keuangan
Indonesia jadi rapuh dan mudah sekali timbul kekhawatiran. Kalau dollar menguat, orang akan
cepat khawatir akan terjadi aliran dana keluar.

Meskipun utang untuk pembangunan infrastruktur, tetapi "rasa percaya diri pasar, masih relatif stagnan. Ini
terlihat dari pertumbuhan investasi pada kuartal II 2019 melemah karena kontraksi pertumbuhan
investasi barang modal, selain bangunan dan mesin.

Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) yang merupakan indikator investasi tercatat hanya
tumbuh 5,01 persen atau lebih rendah dari pertumbuhan periode yang sama tahun lalu sebesar
5,85 persen.Investasi melambat karena pertumbuhan barang modal selain bangunan dan
mesin mengalami kontraksi.

Dari sisi pengeluaran, investasi merupakan kontributor kedua terbesar dalam
perekonomian, di bawah konsumsi. Pada tiga bulan kedua tahun ini, investasi menopang 31,25
persen terhadap perekonomian. Artinya, dari 5,05 persen angka pertumbuhan kuartal II 2019,
sebanyak 1,59 persen diantaranya berasal dari investasi. Meskipun bertumbuh, tetapi hanya di sektor
jasa, bukan ke sektor riil (pertanian, pertambangan, industri) yang lebih punya efek berganda pada kesejahteraan masyarakat.
Meskipun begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa kondisi utang Indonesia "masih aman",

karena jika dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) masih berada di kisaran 34% dan menambahkan
utang tidak boleh melebihi 60% dari PDB negara.
Untuk mendongkrak investasi, pemerintah perlu menjaga situasi politik dan keamanan.
Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan kepastian hukum dan melanjutkan
penyederhanaan regulasi.

Seiring berjalannya waktu sumber pembiayaan hutang luar negeri menjadi salah satu solusi yang
tepat dan juga berkelanjutan dalam membiayai kekurangan pendanaan pembangunan infrastuktur serta
mempercepat jalannya pembangunan di Indonesia. Pemanfaatan hutang luar negeri sebagai sumber
pembiayaan pembangunan merupakan salah satu hal yang tidak bisa di pisahkan dari pembangunan yang
terjadi, khususnya pada negara-negara yang berkembang seperti Indonesia.
Suatu pembangunan Infrastruktur di suatu negara tidak lepas dengan adanya pembiayaan
pembangunan, hal ini dikarenakan pembiayaan pembangunan berguna untuk memenuhi kebutuhan suatu negara. 

Semakin maju dan berkembangnya suatu negara maka kebutuhan akan pembangunan semakin
besar, tidak terlepas dari anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan kebutuhan pembangunan
tersebut juga akan semakin besar. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana tuntutan
pemerintah atas perbaikan dan pengadaan sarana-prasarana akan selalu meningkat.
Ada berbagai macam alternative dalam membiayai pembangunan infrastuktur,salah satunya yaitu
pembiayaan melalui hutang luar negeri. Sering kita dengar mengenai hutang luar negeri ini, bagi kita
hutang luar negeri sudah biasa. Pemerintah sering melakukan hutang luar negeri. Dari berbagai alternative
dalam pembiayaan infrastuktur, nampaknya htuang luar negeri lah yang banyak di dengar oleh
masyarakat Indonesia.

Jumlah nominal dari Utang Luar Negeri yang semakin tahun semakin bertambah dan pemerintah
selalu menggunakan hutang luar negeri, apakah dengan menggunakan sumber pembiayaan luar negeri
dapat menjadi solusi permasalahan pembangunan di Indonesia atau malah sebaliknya, penggunaan
pembiayaan Hutang Luar Negeri yang menjadi boomerang bagi Indonesia dan menmbulkan masalah
baru?

Sebenarnya hutang luar negeri memberi dampak positif dan juga dampak negative bagi
perekonomian Indonesia. Dampak positif dari adanya pembiayaan pembangunan melalui utang luar
negeri antara lain, dalam jangka pendek dapat menutup defisit Anggara Pendapatan Belanja Negara
(APBN) sehingga dalam hal ini pemerintah dapat melaksanakan pembangunan infrastuktur dengan
dukungan dana yang relative besar, dapat disimpulkan bahwa hutang luar negeri dapat membantu
mempercepat pembangunan infrastuktur di Indonesia.

Di samping itu, dampak negative yang timpul akibat utang luar negeri yaitu dalam jangka Panjang,
utang luar negeri yang terus menerus dilakukan akan tidak terkendali dapat menimbulkan berbagai
persoalan ekonomi Indonesia salah satunya dapat menyebabkan inflasi atau nilai tukar rupiah jatuh dan
nantinya pasti mengakibatkan ketergantungan akan hutang luar neheri. Hal ini akan menjadi boomerang
bagi bangsa Indonesia apabila menganggap utang luar negeri merupakan hal yang yang diandalkan dalam
pembiayaan pembangunan infastuktur. Banyak alternative lain yang memiliki keuntungan bagi
kelancaran pembangunan infrastuktur di Indonesia.

Hutang luar negeri seharusnya dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi di atas kapasitas
pertumbuhan normal dan juga dapat mempercepat pembangunan infrastuktur di Idonesia. Dalam
melakukan hutang luar negeri pemerintah harus memperhatkan strategi dan proporsinya. Berbicara
mengenai proporsi dari hutang luar negeri perlu dikaji kembali mengenai perbaikan rencana anggaran
negara dalam pembiayaan pembangunan negara, sehingga strategi dan sumber pembiayaan dapat lebih
efektif dan tidak hanya mengandalakan alternative utang luar negeri. Selain itu dalam pengaplikasiannya
harus dilakukan secara tepat agar tidak menjadi boomerang negara dalam utang berkepanjangan yang
nantinya akan membebani masyarakat.(***) Pemerhati masalah sosial dan ekonomi tinggal di
Purbalingga -Jawa Tengah






Nama

.,3,.berita terkini,11108,.beritaterkini,6,.kalbar,17,(Merlung),5,abiansemal,21,Aceh,36,aceh besar,1,ACEH SINGKIL,78,Aceh Tamiang,23,Aceh Tengah,120,ACEH TENGGARA,2,ACEH TIMUR,2,Aceh Utara,5,advertorial,21,aek kanopan,1,Aekkanopan,9,agam,19,aimas,3,ALAI.,5,Alor,1,ambon,7,amlapura,67,ampana,1,anjatan,2,Anyer,1,AS,1,Asahan,7,babel,1,badau,1,badung,709,Bagansiapiapi,4,bakan,1,BALAESANG,1,bali,1298,balige,14,BALIKPAPAN,6,balut.berita terkini,3,Banda Aceh,18,BANDAR LAMPUNG,39,Bandar Seri Begawan,1,bandara,7,Bandung,208,Bandung Barat,23,banggai,37,banggai kepulauan,1,bangka,2,bangka barat,2,Bangka Belitung,6,bangka selatan,1,Bangka Tengah,2,bangkep,1,BANGKEP - RN,1,BANGKINANG,5,bangli,966,Bangun Purba,1,Banguwangi,1,Banjar,23,Banjarmasin,1,Banjarnegara,8,bantaeng,46,Banten,202,Banyuasin,6,Banyumas,13,Banyuwangi,149,Barito Selatan,1,barito utara,2,Barru,6,Batam,104,batang,67,BATANG HARI,3,batang kuis,3,BATU,8,batu bara,73,Batur,4,baturaja,4,baturiti,2,bekasai,1,Bekasi,2826,bekasi berita terkini,1,bekasi terkini,3,Bekasi Utara,1,belawan,2,Belitung,220,Belitung Timur,18,Beltim,225,belu,3,benakat,1,bener,1,Bener Meriah,481,BENGKALIS,170,Bengkayang,77,BENGKULU,7,BENGKULU SELATAN,19,BENGKULU UTARA,1,benoa,11,BER,3,BERI,1,beria terkini,1,beriita terkini,3,berit terkini,3,berita,1,berita berita terkini,1,berita teekini,1,berita terikini,1,berita terki,1,Berita terkini,3706,berita terkini daerah,1,berita terkini.,1,berita terkinia,1,berita terkink,1,berita terkinu,2,berita tetkini,1,beritaterkini,4,beritq terkini,1,berta terkini,1,Bima,2,binjai,3,Bintan,9,Bintuni,1,Bitung,7,blahbatu,2,blahbatuh,49,Blitar,15,Blora,2,BMKG,1,BNN,1,Bogor,469,BOGOR TIMUR,71,Bojonegoro,1,Bola,1,BOLAANG MONGONDOW,3,bolmong,570,Bolmong raya,5,Bolmong selatan,22,bolmong timur,4,bolmong utara,2,bolmongsiar,1,bolmut,2,BOLNONG,1,bolong mopusi,1,bolsel,12,boltim,18,bondowoso,1,bone,4,BOYOLALI,2,Brebes,179,bualu,1,Bukit Tinggi,52,bukittinggi,19,buleleng,236,BUMIMORO,1,BUNGKU,1,bunta banggai,3,Buol,93,BUTENG,1,Casablanca,1,Catatan Radar Nusantara,13,Ciamis,115,Cianjur,19,Cibinong,16,Cibitung,3,cikampek,47,Cikampek barat,1,Cikande,1,Cikarang,109,CIKARANG BARAT,1,CIKARANG PUSAT,1,cikarang utara,2,Cilacap,13,Cilegon,52,cilengsi,3,Cileungsi,41,Cimahi,461,Cimanggung,1,Cirebon,565,Cirebon Kota,2,Cisarua,1,citeureup,1,Dabo Singkep,266,daeah,1,daer,2,Daerah,7934,daerah Terkini,2,daerh,1,Daik Lingga,3,Dairi,245,Deli Serdang,69,Deli tua,1,deliserdang,1,demak,51,Denpasa,5,denpasar,1078,denpasar timur,3,Dentim,1,Depok,678,derah,5,dharmasraya,6,DIY,8,Dolok,4,Doloksanggul,75,Dompu,2,Donggala,179,donri donri,1,DPRD Kab. Bekasi,11,DPRD Kota Bekasi,99,DPRD LamSel,8,Dumai,30,Dumoga,186,Dumoga Utara,2,duri,3,Ekonomi,3,EMPAT LAWANG,19,ende,2,eretan,1,Erkini,1,Fakfak,2,fakta,1,Flores Timur,1,Garut,103,gianyar,994,gilimanuk,1,gorontalo,68,Gowa,107,Gresik,2,GROBOGAN,3,gunung mas,2,Gunung Putri,2,gunungsitoli,3,Halmahera,1,hamparan perak,1,HL,23,HSU,1,Hukum,11,HUMAS BELTIM,6,humbahas,14,iklan,3,Indonesia,5,INDRA,1,Indragiri hulu,6,indralaya,44,Indramayu,35,Indrapura,15,info,1,INHIL,52,inhilriau,1,INHU,8,Jabar,22,jaka,4,Jakarta,2070,Jakarta barat,2,jakarta selatan,5,jakarta timur,4,jakarta utara,3,Jambi,162,jateng,6,jatijajar,1,JATIM,7,Jawa Barat,53,Jawa Tengah,14,Jawa Timur,13,Jayapura,56,Jayawijaya,1,Jember,10,jembrana,312,Jeneponto,23,Jepara,106,jimbaran,5,Jombang,6,kab,7,kab .Bandung,208,Kab 50 Kota,4,kab Bandung,31,kab. Agam,1,Kab. Bandung,3876,kab. bekasi,196,Kab. Bogor,33,Kab. Brebes,61,kab. buru,1,KAB. CIREBON,2,KAB. DAIRI,1,kab. Garut,1,Kab. Gumas,1,kab. Kajen,1,Kab. Kapuas Hulu,8,kab. Karawang,3,KAB. KARO,2,Kab. Kuningan,122,kab. langkat,3,kab. malang,2,Kab. Minahasa Tenggara,1,KAB. PELALAWAN,2,Kab. Serang,14,Kab. Serdang Bedagai,5,Kab. Sukabumi,12,kab. tangerang,8,Kab. Tasikmalaya,129,Kab. Toba,8,kab.agam,1,Kab.Bandung,1877,kab.barru,3,kab.beka,1,Kab.Bekasi,398,kab.bogor,37,KAB.BOGOR.BERITA TERKINI,1,kab.buru,2,Kab.Caringin,1,Kab.Dogiyai Papua Tengah,1,kab.garut,2,kab.langkat,2,Kab.Malang,4,Kab.Nganjuk,25,kab.pekalongan,26,Kab.Samosir,9,KAB.SEMARANG,1,Kab.Sergai,6,KAB.SINJAI,5,kab.sorong,3,Kab.Sumedang,26,Kab.Tangerang,30,kab.Tasikmalaya,84,Kab.Way kanan,29,KABANJAHE,1,kabBandung,2,Kabupaten Bandung Barat,1,KABUPATEN SINJAI,3,KABUPATEN SINJAJ,3,kaimana,4,Kajen,4,Kalbar,591,kalideres,1,Kalimantan Barat,10,kalimantan timur,15,kalipuro,1,Kalsel,10,Kalteng,270,Kaltim,25,Kampar,222,Kampar Kiri,4,Kampar Riau,345,kapuas,3,Kapuas Hulu,278,kara,1,karanganyar,2,karangasem,1075,Karawang,349,karawang Berita terkini,1,KARIMUN,12,KARIMUN - RN,1,KARO,28,katapang,1,KATINGAN,6,kayong utara,6,keban agung,1,KEBUMEN,1,Kec.Ukui,1,Kediri,75,KEEROM,27,Kendari,4,kepahiang,4,KEPRI,5,Kepulauan Riau,10,Kerinci,23,keritang inhil,1,kerobokan,13,KETAPANG,17,kintamani,1,klapanunggal,1,klungkung,534,KOBAR,1,kolaka,1,Kolaka Utara,1,Kominfo Kab.Bekasi,34,konawe selatan,1,Korupsi,9,kota agung,1,KOTA BATU,1,KOTA KOTOMOBAGU,5,KOTA MANNA,2,KOTA METRO,29,kota pekalongan,9,Kota Sorong,10,kotabaru,1,Kotabumi,1,KOTAMIBAGU,3,Kotamobagu,113,kotawaringin barat,3,KOTAWARINGIN TIMUR,4,KOTIM,11,kriminal,5,Kronjo,1,Kuala Kapuas,6,kuala lumpur,1,Kuala Tungkal,9,kuansing,15,kuantan,1,kuantan Sengingi,4,kubu,4,kubu raya,64,KUDUS,123,Kuningan,1707,kupang,4,kuta,23,kuta badung,3,kuta selatan,13,kuta utara,26,kutai barat,1,KUTAI KERTANEGARA,9,Kutai Timur,12,Kutim,6,l,1,Labuhan Bajo,1,Labuhan Batu,18,Labura,407,labusel,1,Lahat,31,LAMBATA,1,Lamongan,3,Lampung,102,Lampung Barat,196,LAMPUNG METRO,105,LAMPUNG SELATAN,68,Lampung Tengah,23,Lampung Timur,466,Lampung Utara,794,LAMPUNGUTARA,1,lampura,20,landak,6,langkat,6,langsa,4,LANTAMAL V,86,LANTAMAL X JAYAPURA,20,lawang kidul,46,lebak,211,Lembang,1,LEMBATA,7,LIMAPULUHKOTA,6,Lingga,1198,liwa,13,Loksado,1,lolak,1,LOLAYAN,3,Lombok,6,Lombok barat,6,Lombok tengah,13,lombok timur,139,Lombok Utara,1,LOTIM,12,lotim.berita terkini,37,LUBUK LINGGAU,17,Lubuk Pakam,8,lubuk sikaping,1,lubuklinggau,16,lubuksikapaing,1,LUBUKSIKAPING,1,lukun,1,Lumajang,8,Lumanjang,1,Luwu,2,Luwuk,19,luwuk banggai,37,m,1,M.Labuhan,1,Mabar,1,madina,1,Madiun,1,madura,1,Magelang,6,mahakam hulu,1,majaleMajalengka,1,Majalengka,640,majalengMajalengka,1,majalenMajalengka,1,majalMajalengka,1,majaMajalengka,1,majene,3,maka,1,makasar,3,makassar,212,malaka,1,Malang,195,Maluku,8,Maluku tengah,2,MALUKU UTARA,2,MAMAJU.RN,3,MAMASA,195,MAMUJU,220,MAMUJU TENGAH,7,Manado,68,mancanegara,1,mandau,1,mangapura,4,Manggar,91,Manggarai,1,manggarai barat,2,mangupura,308,Manokwari,165,mansel,1,marga,1,Maroko,1,maros,2,mataram,13,MATENG,7,Mauk,2,Maybrat,1,medan,292,Mekar Baru,1,melawi,15,MEMPAWAH,1,mengwi,36,mentawai,1,merak,6,merangin,93,MERANTI,969,MERAUKE,8,Merbau,3,Mesuji,75,metro,216,metro lampung,10,meulaboh,1,mimika,2,Minahasa,7,Minahasa Selatan,5,Minahasa Tenggara,2,Minahasa Utara,1,Minas,1,Minut,2,miranti,1,Mojokerto,561,monokwari,2,morowali,30,MOROWALI UTARA,1,MORUT,3,moskow,1,Muara Belida,1,Muara Bulian,1,muara bungo,3,Muara Enim,583,muara Tami,2,Muaro Jambi,4,muba,8,Mukomuko,81,muratara,534,murung raya,2,Musi Banyuasin,15,MUSI RAWAS,35,musirawas,7,Nabire,1,Naibenu,1,namlea,4,Nangka Bulik,2,Nasional,16,Natuna,95,negara,5,negara batin,1,ngawi,4,Nias barat,21,NTB,75,NTT,14,nunukan,25,nusa dua,1,Ogan Ilir,7,OKI,3,Oksibil,1,OKU,2,Oku Selatan,566,Oku Timur,52,olahraga,1,Opini,14,ottawa,1,P. Bharat,1,P.SIANTAR,12,PACITAN,3,Padang,17,Padang Lawas,15,PADANG PANJANG,2,padang pariaman,1,padang sidimpuan,2,Pagaralam,34,Pagimana,1,Pahuwato,1,Pakpak Bharat,21,pakuan ratu,2,Pakuhaji,2,Palangka raya,349,Palas,23,palelawan,44,Palembang,103,pali,2,palopo,1,Palu,374,palu utara,2,Paluta,66,pamekasan,2,Panang Enim,2,pancur batu,1,pand,1,pande,1,pandegelang,4,Pandeglang,2684,Pangandaran,24,Pangkalan Kerinci,3,pangkalanbun,5,Pangkalpinang,21,pangkep,4,pantai labu,1,Papandayan,1,Papua,97,PAPUA BARAT,228,papua barat daya,2,papua tengah,2,parapat,2,PARIAMAN,10,Parigi,6,Parigi Moutong,20,PARIMO,1068,PARIMOUT,1,Parlemen,32,PARUNG PANJANG,1,Pasaman,14,Pasangkayu,1,pasbar,1,Pasir Pangarayan,1,PASSI,1,PASSI TIMUR,6,Pasuruan,5,PATI,190,Patia,1,patrol,19,PAYAKUMBUH,10,PEBAYURAN,2,pecatu,1,Pekalongan,89,pekan baru,7,Pekanbaru,602,Pekanbaru Riau,1691,pelalawan,26,pemalang,3,Pematangsiantar,47,pemekas,1,Pemkab Bekasi,7,Pemkot Bekasi,6,Penajam Paser Utara,1,penanaman,1,penang Enim,2,Pendidikan,81,pengkadan,1,Penukal Abab Lematang Ilir (PALI),116,perbaungan,1,perimo,2,peristiwa,16,Permohonan,1,pesawaran,27,pesel,1,Pesisir Barat,2,Pesisir Barat,2,PESISIR SELATAN,1,Pilkada,1,pinrang,1,pintianak,1,PIPIKORO,1,PN.TIPIKOR,2,polda,1,polda jabar,1,Polhukam,154,Politik,2,polman,1,polres Pekalongan,2,ponorogo,1,pontia,1,Pontianak,1432,Poso,19,prabumulih,1,primo,9,Pringsewu,57,probolinggo,4,PROTOKOL DOLOK SANGGUL,1,PT Bukit Asam,1,Pulang Pisau,5,pulau merbau,7,pulau tidung,1,pulpis,1,Puncak Jaya,2,purbalingga,5,Purwakarta,1876,Purwokerto,2,Putussibau,58,Rabat,8,radar,3,Radar Artikel,74,Radar Selebrity,3,ragam,58,raja ampat,6,rambang dangku,1,RANGSANG,11,RANGSANG BARAT,1,rangsang pesisir,3,rantauprapat,1,rejang lebong,5,REMBANG,4,Renah mendalu,1,rengasdengklok,1,rengat,1,Riau,199,Rohil,7,rokan,1,Rokan Hilir,56,rokan hulu,16,Rongurnihuta,1,rote ndao,1,Sabang,57,Samarinda,60,sambas,2,sambilan,1,sampang,76,SAMPI,1,Sampit,652,Sangatta kutim,1,Sanggau,16,Sangihe,2,sar,1,Sarolangun,460,sekadau,7,SELAT PANJANG,10,SELATPANJANG,2,Selayar,18,selong,3,Semarang,70,Semarapura,43,semende,1,SEMOGA,2,SEMOGA TENGGARA,1,SENTANI,2,sentul,1,Seram Bagian Barat,1,Serang,543,Serdang Bedagai,44,Sergai,33,Seruyan,19,SIAK,23,siak hulu,12,sian,1,sibau hulu,1,Sibolangit,1,Sibolga,166,siborongborong,1,sidikalang,1,SIDOARJO,8,SIDRAP,15,Sigi,103,Sijunjung,1,silaen,1,Simalungun,176,simpang apek,1,Singaparna,10,singaraja,58,SINGKAWANG,15,SINGKEP BARAT,1,singosari,1,Sinjai,6,sintang,44,situbondo,6,slawi,2,sleman,2,solo,10,SOLOK,18,Solok Selatan,9,Soppeng,38,Sorong,311,Sorong selatan,4,Sosa,1,Sragen,35,suabang,1,Subang,2402,SUKABUM,1,Sukabumi,577,sukawati,4,Sukoharjo,1,Sukra,1,Sulawesi,3,Sulawesi Selatan,34,sulawesi tengah,57,sulawesi tenggara,1,Sulbar,370,Sulsel,31,Sulteng,517,Sulut,451,Sumatera Selatan,6,SUMATERA UTARA,7,SUMB,1,sumba barat,1,Sumbar,79,Sumbawa,6,Sumbawa Barat(NTB),5,Sumedang,179,sumenep,52,sumsel,43,Sumut,109,Sungai Penuh,1,sungai tohor,3,Sunggal,2,SURABAYA,127,Surakarta,3,tabanan,893,tajabbarat,1,Takalar,209,talangpadang,5,TAMBANG,1,Tambraw,3,Tambraw - RN,6,tana toraja,1,tanah,1,tanah datar,2,TANAH JAWA,5,Tanah Karo,122,Tangerang,474,Tangerang Selatan,109,tangg,1,tanggamus,147,Tanjab Barat,974,Tanjab Timur,141,tanjabbar,1,Tanjabtim,1,tanjung agung,8,tanjung balai,4,tanjung benoa,1,Tanjung Enim,153,Tanjung Jabung timur,1,tanjung makmur,1,tanjung morawa,4,TANJUNG PINANG,14,tanjung samak,1,tanjung selor,1,tanjungenim,2,tanjungperak,1,TANOYAN,8,Tapanuli Selatan,7,Tapanuli Tengah,99,Tapanuli Utara,31,tapung,3,tapung hulu,4,tarakan,1,tarutu,1,tarutung,53,tasik,1,Tasikmalaya,458,tebi,1,tebin,1,tebing,1,Tebing Tinggi,154,tebing tinggi timur,1,tebingtinggi barat,11,Teekini,11,Teelini,1,Tegal,39,tekini,5,Telawang,1,teluk bintani,1,teluk buntal,1,telukuantan,5,temanggung,2,tembilahan,3,tembuku,2,Teminabuan,6,tenan,1,Tenggarong,1,ter,1,Terjini,3,TERJUN GAJAH,1,Terk,1,Terki,1,Terki i,3,Terkii,1,Terkiji,4,Terkimi,1,Terkin,9,Terkin8,1,Terkini,53250,Terkinii,3,Terkinin,1,TERKINIO,1,TERKINIP,2,Terkino,11,Terkinu,1,terkiri,9,TERKNI,3,Terkuni,2,Terkuuu,1,Terlini,2,Termini,4,ternate,1,Tetkini,14,Timika,3,Toabo,1,toba,41,toili banggai,6,Tokyo,1,tolikara,2,tolitol,3,Tolitoli,1493,tolotoli,3,TOMOHON,5,Touna,216,Trenggalek,20,Trkini,1,Tterkini,1,tuba,1,tuba barat,11,Tuerkini,1,Tulang Bawang,14,Tulang Bawang Barat,9,Tulung agung,2,Tulungagung,305,Twrkini,1,ubud,25,Undangan,1,Waibakul,1,Waisai,23,wajo,1,warseno,1,WAY KANAN,38,way tuba,1,wonosari,1,Yogyakarta,13,
ltr
item
RADAR NUSANTARA NEWS: Hutang Pemerintah RI Makin Membengkak
Hutang Pemerintah RI Makin Membengkak
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjqxHf7X0yDH0B1g14RaHHQ0dT3vDSufi9ZYbX546y4iBwW1mA1PbWFbDTSgdkKJc7A1p6ag_PtllY4I20_9WrgeDxIWlgqgcsiM0NS1Atn4f9Alif8Zf5qlqzIsHUaompA5m3mf4vN7s/s640/Aji.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjqxHf7X0yDH0B1g14RaHHQ0dT3vDSufi9ZYbX546y4iBwW1mA1PbWFbDTSgdkKJc7A1p6ag_PtllY4I20_9WrgeDxIWlgqgcsiM0NS1Atn4f9Alif8Zf5qlqzIsHUaompA5m3mf4vN7s/s72-c/Aji.jpg
RADAR NUSANTARA NEWS
https://www.radarnusantara.com/2019/09/hutang-pemerintah-ri-makin-membengkak.html
https://www.radarnusantara.com/
http://www.radarnusantara.com/
http://www.radarnusantara.com/2019/09/hutang-pemerintah-ri-makin-membengkak.html
true
8338290086939464033
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy