Riau,RN Dugaan Korupsi di Kanwil deroktorat Jenderal Pajak( DJP ) diduga sudah tercium oleh KPK, pasal ada ada tiga orang Oknum pejabat ...
Dugaan Korupsi di Kanwil deroktorat Jenderal Pajak( DJP ) diduga sudah tercium oleh KPK, pasal ada ada tiga orang Oknum pejabat (DJP) kanwil Riau diperiksa KPK dugaan korupsi. ” Mereka yang diduga diperiksa Dedi Suriono” bagian pemeriksaan wajib pajak Pekanbaru Kec Senapelan, Halim Hasibuan” Mantan Kepala pemeriksaan pajak kec Senapelan, “saat ini beliau menjabat Kabag Humas Kanwil DJP Riau.Yuldiga” mantan kepala pemeriksaan pajak kota pekanbaru, “saat ini beliau menjabat kabag Umum DJP Wilayah (Sumut) satu.”diantara mereka ada yang mengaku di periksa KPK terkait harta kekayaannya, seperti yang dilansir media Detakindonesia.co id beberapa bulan yang lalu
Menangapi hal tersebut Tim RN mendatang kantor direktorat jenderal pajak (DJP ) Kanwil Riau,jln sudirma pekanbaru Riau ( 29/7/19) namun kabag Humas tidak ada ditempat terang salah seorang pegawai DJP yang tidak diketahui namanya, didatangi esok harinya Halim Hasibuan( Kabag Humas) juga tidak ada di tempat, terkesan tertutup dari awak media.
Beberapa orang wajib pajak saat ditemui RN mangaku jadi ladang pemerasan oleh oknum pegawai Pajak, modusnya adalah diduga mengunakan data palsu wajib pajak yang dinilainya sendiri,melalui data intelijen dan penyidikan pajak, data tersebut diduga digunakannya untuk memeras dengan alasan perselisihan hitungan wajib pajak dengan hasil temuannya ucap salah seorang wajib pajak yang engan namanya ditulis di media ini,kadang mencapai Ratus juta Rupiah,bahkan samapi miliyaran kelebihan hitungan pejabat pajak di hitung oknum pejabat pajak, sekalipun data kita benar namun oknum pemeriksa pajak tersebut akan membuat data sendiri, ujung-ujungnya berdamai setelah mereka meneri uang secara pribadi terang wajib pajak pernah jadi korban dugaan pemerasan oknum pejabat DJP.
Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melarang keras penggunaan data pajak untuk memeras wajib pajak. Data tersebut seharusnya digunakan petugas pajak sebagai informasi untuk memungut setoran pajak ke kas negara.“Data intelijen dan penyidikan bukanlah sarana untuk memeras wajib pajak tetapi untuk organisasi kita untuk memahami berapa basis pajak kita dan apakah wajib pajak memenuhi kewajibannya,” tutur Sri Mulyani saat melantik Peni Hirjanto sebagai Direktur Intelijen penyidikan pajak 2016 lalu yang dilansir CNN.
Memang, lanjut Sri Mulyani, sistem pajak di Indonesia berdasarkan penilaian wajib pajak sendiri (self-assesment) tetapi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga harus memiliki data pembandingNamun demikian, wajib pajak jangan sampai merasa petugas pajak bisa secara acak mendatangi wajib pajak dengan membawa data palsu dan memeras wajib pajak demi memperkaya kantong pribadi.
Karena, selain melanggar aturan, tindakan itu bisa mencederai kewibawaan dan kewibawaan wajib pajak.“Kemampuan kita untuk mengumpulkan data intelijen dalam rangka mendapatkan kredibilitas pada saat bertemu dengan wajib pajak yang tidak patuh begitu sangat penting,” ujarnya
Secara khusus, Sri Mulyani meminta petugas pajak menegakkan kewibawaan DJP dengan cara membangun suatu sistem intelijen yang kredibel dan dihormati tidak hanya oleh jajaran internal DJP tetapi juga oleh wajib pajak.“Anda disegani karena kredibel, bukan disegani atau ditakuti karena Anda memiliki informasi yang tidak menguntungkan wajib pajak, apalagi untuk memeras mereka,” tegasnya. (Tim )
Menangapi hal tersebut Tim RN mendatang kantor direktorat jenderal pajak (DJP ) Kanwil Riau,jln sudirma pekanbaru Riau ( 29/7/19) namun kabag Humas tidak ada ditempat terang salah seorang pegawai DJP yang tidak diketahui namanya, didatangi esok harinya Halim Hasibuan( Kabag Humas) juga tidak ada di tempat, terkesan tertutup dari awak media.
Beberapa orang wajib pajak saat ditemui RN mangaku jadi ladang pemerasan oleh oknum pegawai Pajak, modusnya adalah diduga mengunakan data palsu wajib pajak yang dinilainya sendiri,melalui data intelijen dan penyidikan pajak, data tersebut diduga digunakannya untuk memeras dengan alasan perselisihan hitungan wajib pajak dengan hasil temuannya ucap salah seorang wajib pajak yang engan namanya ditulis di media ini,kadang mencapai Ratus juta Rupiah,bahkan samapi miliyaran kelebihan hitungan pejabat pajak di hitung oknum pejabat pajak, sekalipun data kita benar namun oknum pemeriksa pajak tersebut akan membuat data sendiri, ujung-ujungnya berdamai setelah mereka meneri uang secara pribadi terang wajib pajak pernah jadi korban dugaan pemerasan oknum pejabat DJP.
Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melarang keras penggunaan data pajak untuk memeras wajib pajak. Data tersebut seharusnya digunakan petugas pajak sebagai informasi untuk memungut setoran pajak ke kas negara.“Data intelijen dan penyidikan bukanlah sarana untuk memeras wajib pajak tetapi untuk organisasi kita untuk memahami berapa basis pajak kita dan apakah wajib pajak memenuhi kewajibannya,” tutur Sri Mulyani saat melantik Peni Hirjanto sebagai Direktur Intelijen penyidikan pajak 2016 lalu yang dilansir CNN.
Memang, lanjut Sri Mulyani, sistem pajak di Indonesia berdasarkan penilaian wajib pajak sendiri (self-assesment) tetapi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga harus memiliki data pembandingNamun demikian, wajib pajak jangan sampai merasa petugas pajak bisa secara acak mendatangi wajib pajak dengan membawa data palsu dan memeras wajib pajak demi memperkaya kantong pribadi.
Karena, selain melanggar aturan, tindakan itu bisa mencederai kewibawaan dan kewibawaan wajib pajak.“Kemampuan kita untuk mengumpulkan data intelijen dalam rangka mendapatkan kredibilitas pada saat bertemu dengan wajib pajak yang tidak patuh begitu sangat penting,” ujarnya
Secara khusus, Sri Mulyani meminta petugas pajak menegakkan kewibawaan DJP dengan cara membangun suatu sistem intelijen yang kredibel dan dihormati tidak hanya oleh jajaran internal DJP tetapi juga oleh wajib pajak.“Anda disegani karena kredibel, bukan disegani atau ditakuti karena Anda memiliki informasi yang tidak menguntungkan wajib pajak, apalagi untuk memeras mereka,” tegasnya. (Tim )
COMMENTS