Paini Terus Serukan Tutup Tambang Tumpang Pitu Karena Dampak Abu Ledakan

Banyuwangi, radarnusanyara Paini ( 43) warga Desa Sumberagung seorang ibu energik yang terus getol menyuarakan  tolak/tutup  tam...

Banyuwangi, radarnusanyara

Paini ( 43) warga Desa Sumberagung seorang ibu energik yang terus getol menyuarakan  tolak/tutup  tambang  emas Tumpang Pitu  Pesanggaran. Peranya terus dilakukan diberbagai kegiatan tanpa harus menunggu  waktu tertentu atau demo , ini dilakukan karena dampak nyata saat ini di masyarakat sekitar tambang yang menjadi korban .

"Hampir setiap hari ada suara ledakan dari tambang,korban nyata masyarakat sekitar adalah merasakan bau , terkadang kami tidurpun memakai masker". Ucap Paini saat ditemui di Red island village  Pulau Merah.Rabu ( 13/11/19).

Diceritakannya, pada siang hari sesaat setelah dilakukan peledakan di area pertambangan debunya terbawa angin hingga kepermukiman warga sekitar. 

" Karena jarak yang begitu dekat dengan tambang sudah pasti debunya sampai kerumah warga." Ucapnya.

Tambang seharusnya peka tambah Paini,karena dengan keadaan ini, perlu dipahami keadaan hutan sebelum dilakukan pertambangan adalah hutan lindung,maka wajib dilindungi dan kalaupun mau di tambang dihitung jarak dari rumah pemukiman Minimal skitar 20 KM dan tidak berdekatan dengan lautan.

" Resiko yang terjadi adalah warga sekitar kena debunya ,terus kalau laut  tercemari sudah pasti  kehilangan penghasilan karena ikannya mati, masyarakat tambah mengalami resiko hidup selain kena debu dan lautan tercemari, tidak terbayang kan.apalagi kalau bkita mikir nasib  buat anak cucu kita nanti ."ungkap  paini.

"Jadi saya akan terus berjuang tanpa henti berusaha untuk menyakinkan semua warga Terdampak untuk menyerukan tutup tambang  sesuai kenyataan yang kami alami." Tambahnya. 

Sementara Humas perusahaan PT BSI belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini meskipun tim Media berusaha menghubungi melalui sambuangan dwashapp nya .( Eno/tim.)