Tangkal Virus Corona,Pemdes Mulyasari Bersama Warga Gelar Tradisi Baritan

Subang, RN Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19), yang telah dinyatakan pandemi oleh World Health Orga...

Meriahkan HUT RI ke 77 Karangtaruna Sukoharjo Desa Kediri, Akan Menggelar Turnamen Bola Volly Gapoktan CUP

Pemdes Mulyasari,Cor Jalan Desa Dusun Jatibaru Rt,01-02 Rw 01 Dari DD Tahap II 2022

Resepsi Acara Pernikahan Putra Kedua H, Drs Iyon Cahyono Kades Mariuk Digelar Dengan Meriah

Subang, RN
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19), yang telah dinyatakan pandemi oleh World Health Organization (WHO). Dari upaya medis hingga sejumlah tradisi dan ritual yang berbau mistis.

Seperti yang Dilakukan Pemerintah Desa  Mulyasari Kecamatan Binong Kabupaten Subang.Bersama Warga Malam ini. Mereka menggelar tradisi Baritan, ritual tolak bala yang dipercaya masyarakat sekitar bisa menjadi penangkal dari segala marabahaya. Termasuk Penyebaran virus Corona atau Covid-19 yang kini makin merebak di Tanah Air.

Menurut Abu Bakar (47) Pembantu Desa Mengatakan, tradisi Baritan dilaksanakan pada Sabtu Malam (3/4/2020). menurut penanggalan Jawa. Ritual dilakukan setelah adanya tanda-tanda bahaya, seperti penyebaran virus mematikan Covid-19 belakangan ini.

“Intinya, kami berkumpul di sini untuk memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar dijauhkan dari segala keburukan. Ini merupakan tradisi leluhur yang dilaksanakan secara turun-temurun,” jelasnya.

Selain memanjatkan doa yang dipandu oleh pemuka agama setempat, masyarakat dengan sukarela membawa nasi tumpeng berisi lauk-pauk beserta lainnya. Sebagian tumpeng dimakan bersama setelah melaksanakan doa bersama di sekitar lokasi ritual, sambil mengumandangkan kalimat tauhid.

“Ini merupakan simbol pembebasan dari segala bencana. Itu merupakan warisan dakwah para waliyullah, salah satunya dilakukan oleh Syekh Syarif Durakhman,” tandasnya.

Namun, ia pun meminta masyarakat untuk tidak salah mengartikan pelaksanaan tradisi Baritan, yang bisa mengarah pada kemusyrikan. Selain sebagai upaya merawat dan menjaga kelestarian tradisi leluhur, ritual Baritan digelar sebagai ikhtiar manusia agar terhindar dari segala marabahaya.

“Semuanya kembali kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita sebagai manusia hanya berikhtiar melalui doa-doa yang dipanjatkan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, tradisi Baritan merupakan ritual masyarakat di pulau Jawa yang bertujuan sebagai penolak wabah penyakit menular di suatu wilayah. Ritual biasanya dilaksanakan di perempatan jalan, dengan menggelar doa dan zikir bersama yang dipimpin pemuka agama setempat. Tujuannya satu, yakni memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar dijauhkan dari musibah wabah penyakit, Ujarnya. (Staff)