Lahat, RN Entah apa masalahnya, tiba tiba sekelompok massa diduga dari pihak yang mengaku sebagai pengelola pasar melakukan penghadangan ...
Lahat, RN
Entah apa masalahnya, tiba tiba sekelompok massa diduga dari pihak yang mengaku sebagai pengelola pasar melakukan penghadangan terhadap Dodo Arman selaku ketua Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Modern Serelo (PPPTMS) dijalan pintu keluar PTM Serelo Lahat, Rabu (08/07/2020) pukul 07.30 WIB.
Pristiwa ini terjadi saat Dodo Arman hendak mengantarkan anaknya berangkat sekolah. Namun sebelum sampai di pintu keluar tiba-tiba sekelompok orang menghadangnya dan langsung menghentikan mobil yang dikendarainya.
Sempat terjadi kericuhan karena mereka mengepung mobil yang dikendarai oleh Dodo dan memaksanya turun.
Dalam video yang beredar di media sosial nampak beberapa orang pelaku sempat memaksa Dodo untuk keluar dari mobil, bahkan tangan mereka sampai masuk ke dalam mobil menunjuk-nunjuk kearah wajah Dodo sambil berteriak-teriak.
Ditemui dikantornya, Dodo Arman menceritakan kronologi kejadian tersebut kepada wartawan. Dia membenarkan adanya kejadian tersebut. Kericuhan tersebut mereda setelah banyak pedagang yang mendatangi lokasi untuk membantunya. Akibat kejadian tersebut, mobil milik ketua PPPTMS tersebut mengalami kerusakan ringan.
"Benar, tadi pagi saya dihadang oleh beberapa orang di jalan pintu keluar PTM saat mau mengantar anak berangkat sekolah. Sempat terjadi kericuhan, mobil saya dihentikan dan dikepung oleh beberapa orang. Alhamdulillaah rekan-rekan pedagang segera datang untuk membantu saya", tutur Dodo.
Dodo juga menceritakan bahwa mobilnya mengalami rusak ringan, dan anaknya sempat "shock" akibat kejadian tersebut.
Dodo juga mengatakan, atas kejadian tersebut dirinya sudah melapor ke Polres Lahat untuk ditindak lanjuti.
"Saya tadi didampingi oleh Sekretaris PPPTMS sudah melaporkan hal ini ke Polres Lahat dan barang bukti juga sudah ditangan aparat penegak hukum, Ungkapnya.
Sebelumnya untuk ketahui bahwa PPTMS, yakni organisasi yang dipimpin Dodo Arman akan mengadakan unjuk rasa damai ke Kantor Bupati Lahat dan Gedung DPRD Kabupaten Lahat pada Kamis (09/07)2020).
Unjuk rasa damai ini terkait dengan keresahan pedagang dengab adanya pungutan yang dilakukan oleh pihak yang selama ini mengaku sebagai pemilik dan pengelola Pasar Tradisional Modern Serelo Lahat.
Pernasalahan pungutan ini, sebagaimana aspirasi yang diterima ketua PPTMS memang dianggap memberatkan pedagang yang ada di kawasan PTM Serelo Lahat, karena para pedagang selain sudah menunaikan kewajiban retribusi, mereka juga harus membayar lapak parkir mobil senilai Rp. 5.000.000,- dan biaya bulanan Rp. 350.000,-
Disinyalir ditengarai rencana unjuk rasa inilah, yang membuat Ketua PPTMS mendapat perlakuan aksi premanisme hari ini.
Dodo menyampaikan aksi damai tersebut Insah Allah dilaksanakan besok sesuai dengan surat yang sudah mereka layangkan ke Polres, Bupati, Ketua DPRD dan juga Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat.
" Semoga aksi damai yang dilakukan oleh PPPTMS besok bisa berjalan dengan aman dan kondusif serta menghasilkan keputusan yang adil sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia " Harap Dodo. (Tim)
Entah apa masalahnya, tiba tiba sekelompok massa diduga dari pihak yang mengaku sebagai pengelola pasar melakukan penghadangan terhadap Dodo Arman selaku ketua Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Modern Serelo (PPPTMS) dijalan pintu keluar PTM Serelo Lahat, Rabu (08/07/2020) pukul 07.30 WIB.
Pristiwa ini terjadi saat Dodo Arman hendak mengantarkan anaknya berangkat sekolah. Namun sebelum sampai di pintu keluar tiba-tiba sekelompok orang menghadangnya dan langsung menghentikan mobil yang dikendarainya.
Sempat terjadi kericuhan karena mereka mengepung mobil yang dikendarai oleh Dodo dan memaksanya turun.
Dalam video yang beredar di media sosial nampak beberapa orang pelaku sempat memaksa Dodo untuk keluar dari mobil, bahkan tangan mereka sampai masuk ke dalam mobil menunjuk-nunjuk kearah wajah Dodo sambil berteriak-teriak.
Ditemui dikantornya, Dodo Arman menceritakan kronologi kejadian tersebut kepada wartawan. Dia membenarkan adanya kejadian tersebut. Kericuhan tersebut mereda setelah banyak pedagang yang mendatangi lokasi untuk membantunya. Akibat kejadian tersebut, mobil milik ketua PPPTMS tersebut mengalami kerusakan ringan.
"Benar, tadi pagi saya dihadang oleh beberapa orang di jalan pintu keluar PTM saat mau mengantar anak berangkat sekolah. Sempat terjadi kericuhan, mobil saya dihentikan dan dikepung oleh beberapa orang. Alhamdulillaah rekan-rekan pedagang segera datang untuk membantu saya", tutur Dodo.
Dodo juga menceritakan bahwa mobilnya mengalami rusak ringan, dan anaknya sempat "shock" akibat kejadian tersebut.
Dodo juga mengatakan, atas kejadian tersebut dirinya sudah melapor ke Polres Lahat untuk ditindak lanjuti.
"Saya tadi didampingi oleh Sekretaris PPPTMS sudah melaporkan hal ini ke Polres Lahat dan barang bukti juga sudah ditangan aparat penegak hukum, Ungkapnya.
Sebelumnya untuk ketahui bahwa PPTMS, yakni organisasi yang dipimpin Dodo Arman akan mengadakan unjuk rasa damai ke Kantor Bupati Lahat dan Gedung DPRD Kabupaten Lahat pada Kamis (09/07)2020).
Unjuk rasa damai ini terkait dengan keresahan pedagang dengab adanya pungutan yang dilakukan oleh pihak yang selama ini mengaku sebagai pemilik dan pengelola Pasar Tradisional Modern Serelo Lahat.
Pernasalahan pungutan ini, sebagaimana aspirasi yang diterima ketua PPTMS memang dianggap memberatkan pedagang yang ada di kawasan PTM Serelo Lahat, karena para pedagang selain sudah menunaikan kewajiban retribusi, mereka juga harus membayar lapak parkir mobil senilai Rp. 5.000.000,- dan biaya bulanan Rp. 350.000,-
Disinyalir ditengarai rencana unjuk rasa inilah, yang membuat Ketua PPTMS mendapat perlakuan aksi premanisme hari ini.
Dodo menyampaikan aksi damai tersebut Insah Allah dilaksanakan besok sesuai dengan surat yang sudah mereka layangkan ke Polres, Bupati, Ketua DPRD dan juga Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat.
" Semoga aksi damai yang dilakukan oleh PPPTMS besok bisa berjalan dengan aman dan kondusif serta menghasilkan keputusan yang adil sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia " Harap Dodo. (Tim)
COMMENTS