Cirebon, RN Pekerjaan rumah kita dalam meningkatkan kualitas pendidikan memang masih banyak. Pandemi covid-2019 ini menyingkapkan sejumla...
Cirebon, RN
Pekerjaan rumah kita dalam meningkatkan kualitas pendidikan memang masih banyak. Pandemi covid-2019 ini menyingkapkan sejumlah persoalan genting yang harus segera diatasi karena menyangkut keberlangsungan dan kualitas pendidikan para murid serta kesejahteraan para murid guru.
“ Betapapun sulitnya, kita harus terus memperjuangkan dan mengawal proses pendidikan, sebagai kunci pembangunan sumber daya manusia.” Ucap Kepala Sekolah SMPN 1 Susukan Lebak Kab. Cirebon, H Nuarto SPd, baru-baru ini kepada Media RN diluar ruang pendaftara PPDB.
Menurutnya. Saat ini dalam penyaringan calon sisiwa baru banyak hal baru, dikatakannya, dan sampai saat ini Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang tercatat atau terdaftar baru mencapai kurang lebih 250 calon siswa. Namun pihaknya tidak merasa kecil hati dengan berkurangnya minat siswa masuk di SMPN 1 susukan Lebak. Karena selain memudahkan proses belajar mengajar anak didik terpantau dan juga mudah diarahkan sesuai keingianan sekolah.
“ Tercatat yang keluar kurang lebih 281 siswa, sementara masuk yang terdaftar 250 siswa sehingga kurang dari 8 kelas yang dinginkan, artinya untuk priode tahun sekarang SMPN 1 Susukan lebak menyisahkan ruang kelas kosong”. Ujar H Sunarto.
Akan tetapi, Kembali Beliau meneruskan. Persoalan itu buakan suatu polemik, namun sebagai acuan kedepan lebih baik lagi. Karena ada beberapa fakrtor berkurangnya minat calon sisiwa masuk di SMPN 1 Susukan lebak. Disamping jumlah kelulusan SD sedikit tidak sebanyak sebelumnya, posisi sekolah dihempit beberapa sekolah swasta yang berani dengan tanda kutip. Akan tetapi, pihaknya tetep sebelum jauh hari sudah melakukan berbagai upaya dengan bersosialisasi baik ditingkat Desa, Kecamatan dan Korwil Pendidikan.
Dan dikatakannya. Saat ini paling utama SMPN 1 Susukan Lebak tetep selalu menjaga kualitas dan mutu pendidikan dengan sumber daya manusianya. Karena berkeyakinan, pendidikan yang akan menentukan akan menyongsong masa depannya, beradab, cerdas dan siap beradaptasi dengan perubahan zaman. Terkait kualitas, pihaknya berupaya meningkatkan kualitas tenaga pengajar, kurikulum pendidikan, hingga tingkat daya saing pendidikan nasional.
Sementara. Dalam melaksananakan sistem pendidikan online dalam masa pandemic covid=19 sekarang tidak mudah. Di samping disiplin pribadi untuk belajar secara mandiri, ada fasilitas dan sumber daya yang mesti disediakan. Namun pihaknya bersyukur, masih mampu memfasilitasi anak kami untuk pendidikan jarak jauh, tapi masih mendengar keluhan banyak orangtua murid dan juga tenaga pendidik yang kesulitan, baik dalam menyediakan perangkat belajar seperti ponsel dan laptop maupun pulsa untuk koneksi internet.
“ Dengan kata lain, sistem pembelajaran online ini berpotensi membuat kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini terjadi, menjadi makin melebar saat pandemi. Dan dengan kondisi seperti ini, banyak orangtua kesulitan menyediakan kesempatan pendidikan yang optimal bagi anak-anak mereka. Dalam situasi yang lebih buruk, orangtua malah bisa berhadapan pada pilihan dilematis, memberi makan keluarga atau membiayai pendidikan anak” ucap H Narto.
Untuk itu Beliu berharap. Pemerintah perlu memperhatikan nasib para guru honorer (termasuk guru tidak tetap) yang jumlahnya cukup lumayan. Ketiadaan proses belajar mengajar di sekolah, secara langsung dan tidak langsung, menurunkan pendapatan mereka. (Hasan)
Pekerjaan rumah kita dalam meningkatkan kualitas pendidikan memang masih banyak. Pandemi covid-2019 ini menyingkapkan sejumlah persoalan genting yang harus segera diatasi karena menyangkut keberlangsungan dan kualitas pendidikan para murid serta kesejahteraan para murid guru.
“ Betapapun sulitnya, kita harus terus memperjuangkan dan mengawal proses pendidikan, sebagai kunci pembangunan sumber daya manusia.” Ucap Kepala Sekolah SMPN 1 Susukan Lebak Kab. Cirebon, H Nuarto SPd, baru-baru ini kepada Media RN diluar ruang pendaftara PPDB.
Menurutnya. Saat ini dalam penyaringan calon sisiwa baru banyak hal baru, dikatakannya, dan sampai saat ini Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang tercatat atau terdaftar baru mencapai kurang lebih 250 calon siswa. Namun pihaknya tidak merasa kecil hati dengan berkurangnya minat siswa masuk di SMPN 1 susukan Lebak. Karena selain memudahkan proses belajar mengajar anak didik terpantau dan juga mudah diarahkan sesuai keingianan sekolah.
“ Tercatat yang keluar kurang lebih 281 siswa, sementara masuk yang terdaftar 250 siswa sehingga kurang dari 8 kelas yang dinginkan, artinya untuk priode tahun sekarang SMPN 1 Susukan lebak menyisahkan ruang kelas kosong”. Ujar H Sunarto.
Akan tetapi, Kembali Beliau meneruskan. Persoalan itu buakan suatu polemik, namun sebagai acuan kedepan lebih baik lagi. Karena ada beberapa fakrtor berkurangnya minat calon sisiwa masuk di SMPN 1 Susukan lebak. Disamping jumlah kelulusan SD sedikit tidak sebanyak sebelumnya, posisi sekolah dihempit beberapa sekolah swasta yang berani dengan tanda kutip. Akan tetapi, pihaknya tetep sebelum jauh hari sudah melakukan berbagai upaya dengan bersosialisasi baik ditingkat Desa, Kecamatan dan Korwil Pendidikan.
Dan dikatakannya. Saat ini paling utama SMPN 1 Susukan Lebak tetep selalu menjaga kualitas dan mutu pendidikan dengan sumber daya manusianya. Karena berkeyakinan, pendidikan yang akan menentukan akan menyongsong masa depannya, beradab, cerdas dan siap beradaptasi dengan perubahan zaman. Terkait kualitas, pihaknya berupaya meningkatkan kualitas tenaga pengajar, kurikulum pendidikan, hingga tingkat daya saing pendidikan nasional.
Sementara. Dalam melaksananakan sistem pendidikan online dalam masa pandemic covid=19 sekarang tidak mudah. Di samping disiplin pribadi untuk belajar secara mandiri, ada fasilitas dan sumber daya yang mesti disediakan. Namun pihaknya bersyukur, masih mampu memfasilitasi anak kami untuk pendidikan jarak jauh, tapi masih mendengar keluhan banyak orangtua murid dan juga tenaga pendidik yang kesulitan, baik dalam menyediakan perangkat belajar seperti ponsel dan laptop maupun pulsa untuk koneksi internet.
“ Dengan kata lain, sistem pembelajaran online ini berpotensi membuat kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini terjadi, menjadi makin melebar saat pandemi. Dan dengan kondisi seperti ini, banyak orangtua kesulitan menyediakan kesempatan pendidikan yang optimal bagi anak-anak mereka. Dalam situasi yang lebih buruk, orangtua malah bisa berhadapan pada pilihan dilematis, memberi makan keluarga atau membiayai pendidikan anak” ucap H Narto.
Untuk itu Beliu berharap. Pemerintah perlu memperhatikan nasib para guru honorer (termasuk guru tidak tetap) yang jumlahnya cukup lumayan. Ketiadaan proses belajar mengajar di sekolah, secara langsung dan tidak langsung, menurunkan pendapatan mereka. (Hasan)
COMMENTS