BEKASI, RN- Siapa yang tidak kenal dengan sosok Tjetjep Achmadi, pria berkacamata yang identik dengan PDAM Patriot. Jauh sebelu...
BEKASI, RN- Siapa yang tidak kenal dengan sosok Tjetjep Achmadi, pria berkacamata yang identik dengan PDAM Patriot. Jauh sebelum dirinya menjabat sebagai Direktur Teknik di PDAM Patriot, Tjetjep adalah pegawai di Kementeria PU. Dirinya mengabdikan diri di Kementerian PU mulai pada tahun 1985.
Berbekal pengalaman serta keahliannya di bidang kontruksi dan teknisi, pria bertutur kalem ini di tugaskan Kementerian PU di Kota Bekasi pada tahun 2000.
Awal mula dirinya ditugaskan Kementerian PU yaitu untuk melaksanakan pengerjaan proyek kementerian terkait saluran, jalan, serta membangun rumah jompo.
"Selama tahun pertama saya tugas di Kota Bekasi saya ditugaskan untuk pengerjaan kegiatan kementerian,"ucap Tjetjep.
Perjalanan kedinasan Tjetjep di Kota Bekasi ternyata tidak berjalan lama, selang setahun yaitu di tahun 2001 dirinya diminta kembali ke kantor pusat Kementerian PU. Dan untuk membantu kegiatan pengerjaan proyek kementerian, Tjetjep di tugaskan oleh sang Menteri untuk mengawasi dan menjalankan proyek di Pontianak Kalimantan Barat.
Namun demikian, Surat Keputusan (SK) pemindahan tugas Tjetjep yang sudah ditanda tangani menteri PUPR saat itu harus di revisi, karena Tjetjep hatinya tetap berada untuk pembangunan di Kota Bekasi. Keputusan Tjetjep ini bukan kemauan dirinya sendiri, namun saat itu ia diminta langsung oleh Wali Kota Bekasi saat itu Nonon Sonthanie untuk mengabdikan diri di Kota Bekasi yang baru berusia 3 tahun.
"Padahal ternyata SK saya sudah jadi. Saya mau dipindah waktu itu kalau tidak salah ke Provinsi Kalimantan, tepatnya Pontianak," bebernya saat bercerita dengan awak media.
"Tapi saya menolak karena alasan istri saya yang kebetulan, istri saya tugas di Telkom gatot subroto jakarta,"tambah pria yang lahir pada tahun 1959 ini.
Setelah permohonan dirinya agar tetap mengabdi di Kota Bekasi disetujui Menteri PUPR. Tjetjep melanjutkan ceritanya bagaimana ia jatuh cinta dan terus ingin berbuat untuk Kota Bekasi.
Akhirnya dirinya menerima tawaran Wali Kota Bekasi. Dan pada saat itu ia ditugaskan di Pemda Kota Bekasi dibawah Pak Rayendra Sukarmadji atau akrab di sapa Roy. Saat itu Tjetjep menjadi bawahan Roy di Dinas Tata Kota.
"Nah saat saya bertugas di Dinas Tata Kota ada namanya proyek air bersih West Java Urban Sektor Projek,"jelasnya.
Menurut cerita Tjetjep proyek air bersih west java urban sektor awalnya adalah proyek untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan saat itu belum ada PDAM Tirta Patriot, namun adanya PDAM Bekasi.
"Namun proyek tersebut ditolak PDAM Bekasi dengan alasan PDAM Bekasi masih memiliki hutang dengan pemerintah. Dan mereka (PDAM Bekasi) tidak mau berhutang lagi,"kenang Tjetjep.
Menolaknya PDAM Bekasi terkait proyek tersebut harus disikapi dengan serius. Pasalnya kata Tjetjep program ini harus berjalan, hal ini karena pinjaman dari kementerian keuangan sudah disetujui dan tidak bisa dibatalkan begitu saja.
"Perjanjian ini antara G to G dari Asian Development Bank dengan Pemerintah Kota Bekasi. Dan agar tetap berjalan akhirnya di take over (diambil alih) yang tadinya pinjaman itu untuk PDAM dialihkan ke Pemda Kota Bekasi melalui Pak Wali Kota,"ucap Tjetjep sambil membuka memori saat itu.
Anak keempat dari tujuh bersaudara ini melanjutkan ceritanya, pinjaman Wali Kota Bekasi saat itu kata Tjetjep menjadi sablon agreementnya Pemerintah Kota Bekasi. Dengan revisi perjanjiannya, baru program ini bisa berjalan
"Proyek ini ada di Dinas tata kota dibawah pak Roy. Nah saya datang disuruh ngurus itu karena saya namanya prajurit jalan saja. Saya disitu sebagai asisten teknik dan Pimpronya saat itu pak Syafeii Muhamad,"jelasnya.
Pada akhir tahun 2005 proses pembentukan PDAM milik Kota Bekasi dipersiapkan. Hal pertama dilakukan saat itu kata Tjetjep setelah proses berjalan adalah pembebasan tanah disini (yang saat ini menjadi kantor PDAM Tirta Patriot). Kemudian, lanjut dia dirinya diminta membuat program untuk menyelesaikan sesuai dengan sablon agreementnya yang sudah di tanda tangani oleh kedua belah pihak dan sudah jalan proses lelangnya.
"Walaupun seperti kesandung sandung pekerjaanya saya dipanggil sana sini akhirnya jadi,"ungkapnya.
Dan di awal tahun 2006 sebelum proses pembentukan PDAM Tirta Patriot semua pihak seperti dari eksekutif maupun legislatif saat itu merapatkan persiapan pembentukan PDAM Tirta Patriot.
"Pembentukan PDAM TP di rapatin di Taman Safari dengan Dewan-dewan dan dilistlah siapa yang mau ikut kerja di PDAM tapi saya tidak daftar dan menyerahkan sepenuhnya kepada pimpin pak Dudi,"bebernya.
Yang menjadi sejarah tak terlupakan bagi Tjetjep adalah dirinya diminta untuk memberikan nama PDAM yang akan berdiri di Kota Bekasi.
"Saat itu saya usul nama PDAMnya Tirta Patriot. Hal ini tidak lepas dari filosofi Kota Bekasi adalah Kota Patriot, maka dibuatlah PDAM Tirta Patriot di tahun 2006. Saat itu pak Rahmat Effendi masih menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Bekasi,"ceritanya lagi.
Awal berdirinya PDAM Tirta Patriot, lanjut Tjetjep belum memiliki Direksi seperti saat ini. Untuk mengkoordinasikan serta menjalankan roda perusahaan yang baru berdiri di tahun 2006 ini di pegang oleh seorang koordinator dan saat itu Syaefi Muhamad dipercaya sebagai koordinator.
"Saat itu saya dipercaya sebagai tim teknis. Dan alhamdulillah saat masa transisi Pemkot Bekasi sudah memberikan suntikan dana bantuan operasional,"paparnya.
"Saya masih ingat saat itu gaji pegawai perbulan Rp. 350 ribu, sehingga untuk makan pegawainya sampai dibayarin pimpinan,"kenangnya.
Tjetjep pun kembali bercerita perjalanan PDAM Tirta Patriot dari tahun ke tahun terus berkembang dan mulailah terbentuk Direksi (pimpinan) yang dimulai dari Dadang, Ahmad Zulnaini, Syafei Muhamad, Jurdin.
"Dan saya saat itu sama sekali tidak terpikirkan untuk menjadi salah satu Direktur. Di benak saya hanya tertanam saya harus bekerja untuk perkembangan PDAM Tirta Patriot,"ucapnya.
Tahun terus berganti dan PDAM Tirta Patriot menanjak menjadi perusahaan penyedia air bersih Kota Bekasi yang berkembang dari sisi pelayanan.
Pada tahun 2012 di bawah kepemimpinan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi kata Tjetjep PDAM Tirta Patriot menjelma menjadi perusahaan plat merah dengan jumlah pelanggan yang terus meningkat. Di tahun ini pula dirinya diamanahkan Rahmat Effendi menjadi salah satu direksi.
"Tidak tahu bagaimana Pak Wali Kota (Rahmat Effendi) menunjuk saya untuk menjadi Direktur Teknik mulai dari tahun 2012 saya jalanin sampai tahun 2016. Alhamdulillah sekaligus ujian bagi saya di periode berikutnya kemudian saya diperpanjang tahap dua dan Pak Wali sendiri yang meminta saya lanjut,"kata Tjetjep.
Saat ini di bulan September 2020 diketahui jabatan Direktur Teknik PDAM Tirta Patriot dilakukan seleksi open bidding (lelang jabatan). Sebagai orang yang sudah berpengalaman di bidang Teknik, ia pun memiliki tanggungjawab untuk terus membesarkan PDAM Tirta Patriot. Tjetjep yang ikut kembali dalam proses seleksi Direktur Teknik ini menuturkan bahwa Visi dan Misi PDAM Tirta Patriot ini luar biasa. Menurutnya banyak program kedepan yang menjadi program besar untuk kemajuan PDAM Tirta Patriot.
"Program kedepan sangat luar biasa mulai dari Jatisari di kembangkan kemudian nanti regional Spam, ada lagi Mustikajaya Spam, ada juga Juanda satu Spam sangat luar biasa, apa lagi jika proses akusisi dari PDAM Tirta Bhagasasi ke PDAM Patriot sudah terjadi,"jelasnya.
Namun begitu pria yang memiliki dua anak ini menegaskan bahwa terkait masalah jabatan Direktur Teknik itu dikembalikan melalui proses seleksi. Ia pun memandang bahwa ia kembalikan kepercayaan serta kemampuan dirinya melalui pengujian tim penilai serta owner PDAM Tirta Patriot.
"Kalau saya dipercaya kembali ya mangga dan tentunya saya masih punya mimpi besar membangun PDAM Tirta Patriot menjadi perusahaan daerah Kota Bekasi yang maju sesuai visi dan misi Kota Bekasi untuk melayani masyakat Kota Bekasi lebih maksimal,"ucapnya sambil menegaskan bahwa dirinya sepenuhnya mengembalikan kepada proses hasil seleksi.
"Ya kalaupun bukan saya monggo temen temen yang lain silahkan. Yang penting saya sudah seperti ini (turut andil membesarkan PDAM). Perasaan saya sudah ada kepuasan tersendiri mulai dari awal membangun dan alhamdulilah sudah sebesar ini,"pungkasnya.
BIODATA
NAMA: H. Ir. Tjetjep Achmadi
TTL : Jakarta 1959
Anak ke empat dari tujuh bersaudara
Nama Istri: Retno Murdiati
Jumlah Anak : Dua
Hobi : Membaca
Motto hidup : Bekerjalah Sepenuh Hati dengan Penuh Dedikasi
COMMENTS