Penjualan Buku Modul Di SMAN 1 Jambalang Dikeluhkan Walimurid

Cirebon,RN Buku modul salah satu bahan ajar dengan tujuan mempermudah pengajar dan peserta didik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Nam...

Cirebon,RN

Buku modul salah satu bahan ajar dengan tujuan mempermudah pengajar dan peserta didik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Namun sayang, keberadaannya dikeluhkan wali murid SMAN 1 Jamblang Kab. Cirebon, selain dijual belikan dilingkungan sekolah legalitas buku dipertanyakan.

" Saya selaku orang tua siswa merasa keberatan kalau di wajibkan atau di haruskan membeli buku modul bahan ajar yang notabennya buku tersebut bukan produk dari guru mata pelajaran yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP )." kata Wastija kepada medi Rabu (18/01/2023).

Seharusnya. Wastija meneruskan, dalam pengembangan bahan ajar modul penting dibuat oleh guru masing-masing untuk meningkatkan kualitas dan efesien pembelajaran. Dengan adanya modul hasil prodak guru bersangkutan sesuai dengan karakteritis siswa dan tujuan pembelajaran maka tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran akan meningkat.

"Guru atau pendidik adalah orang yang meyampaikan pesan materi ajar pada siswa dengan harapan dapat dipahami dan dimengerti apa yang telah disampaikannya." ujar Wastija juga sebagai masyarakar pemerhati pendidikan Kab. Cirebon itu.

Dan untuk buku modul sendiri. Menurutnya, dari 14 mata pelajaran, masing-masing mapel dihargai Rp 11 ribu, sehingga kalau dikalikan dari jumlah mapel dengan harga perbukunya, pihaknya harus membayar sejumlah Rp 165 ribu. Kemudian juga, sangat disayangkan dalam mekanisme penjualan buku tersebut seharusnya tidak diperkenankan koprasi dalam lingkungan sekolah menjualnya.

Terlebih. Kembali Wastija menegaskan, bahwa buku modul hasil percetakan PT Putra Kertonatan dari daerah Sukoharjo Jawa Tengah itu diduga belum mempunyai izin standar kelayakan ( ISBN ) sehingga buku tersebut tidak layak di edarkan ke sekolah-sekolah karena tidak mempunyai izin standar buku.

Terpisah. Kepala Sekolah SMAN 1 Jamblang H Iman Setiawan MPd melalui Wakasek Humas Ida. Membenarkan adanya buku modul untuk siswa-siswanya. Karena buku modul salah satu bahan ajar dengan tujuan yakni mempermudah pengajar dan peserta didik dalam menyampaikan materi pembelajaran.

"Terkait pendistribusian pembelian buku Modul atau LKS disekolah kami tidak tau apakah kepala sekolah ada bergiming apa tidak." terang Ida kepada media saat dikonfirmasi dikantornya.

Namun. Ida mengatakan, dalam persoalan penjulan buku Modul atau LKS jauh-jauh hari kepala sekolah melarang dan tidak diperkenakan untuk jual buku tersebut. Dan satu hal menurutnya, semua guru tidak memaksakan siswa untuk membeli buku Modul. Dan dibenarkannya koprasi sekolah menjual buku-buku modul tersebut.

Seperti diketahui, terkait buku modul terbitan PT Putra Kartonatan asal Sukoharjo yang diduga tidak memiliki ISBN (International Standard Book Nomber) seharusnya tidak boleh beredar dilingkungan sekolah. Karena selain legalitas hukumnya belum ada, nomor ISBN itu tidak bisa dipergunakan dengan sembarangan, diatur oleh sebuah lembaga tertentu. *(hasan)*