Bermodalkan Perdamaian Dan Pencabutan Laporan Polisi "Proses Pengadilan Terhenti Ditangan Penyelidikan Polres Tebing Tinggi"

TebingTinggi, RN Diduga bermodalkan perdamaian yang berbuntut pencabutan Laporan Polisi tiga penyelidikan kasus dugaan tindak pidana itu ter...

TebingTinggi, RN

Diduga bermodalkan perdamaian yang berbuntut pencabutan Laporan Polisi tiga penyelidikan kasus dugaan tindak pidana itu terhenti ditangan Polres Tebing Tinggi.

Tiga Surat Tanda Penerimaan Laporan Polisi itu bernomor : STTLP/B/385/VIII/2023/SPKT/Polres Tebing Tinggi/Polda Sumatera Utara, STTLP/B/25/1/2024/SPKT/Polres Tebing Tinggi/Polda Sumatera Utara dan STTLP/B/288/VII/2024/SPKT/Polres Tebing Tinggi/Polda Sumatera Utara.

Kasus dugaan tindak pidana ini sempat viral dimedia sosial, yang mana ketiga kasus ini melibatkan Oknum DPRD Kota Tebing Tinggi.

Namun cukup setelah kasus ini viral dimedia sosial, kasus ini pun tiba-tiba senyap tanpa kejelasan perkembangan tindak lanjut penyelidikan dari pihak Polres Tebing Tinggi.

Salah satu kasus dugaan tindak pidana itu terkait tuduhan pada salah satu Oknum masyarakat yang berprofesi sebagai Juru Parkir (Jukir) yang diduga telah dianiaya bersama-sama oleh enam pelaku, hingga korban mengalami luka robek pada telinga, lebam pada mata dan sakit disekitar perut, akibat pukulan brutal enam oknum pelaku pada hari kamis 11 Juli 2024.

Atas kejadian ini korban membuat Laporan Polisi ditanggal 12 Juli 2024 yang terlampir pada Surat Tanda Penerimaan Laporan Polisi bernomor : STTLP/B/288/VII/2024/SPKT/Polres Tebing Tinggi/Polda Sumatera Utara.

Kronologi kejadian ini dijelaskan korban pada awak media bermula dari tuduhan atas dirinya melakukan pencabutan baliho Oknum Calon Walikota Tebing Tinggi bernama "Basyaruddin Nasution" dimana korban juga menyebutkan bahwa enam oknum pelaku pemukulan itu adalah anggota dari oknum bernama Basyaruddin Nasution.

Korban juga menceritakan bahwa kronologi tentang tindak pidana penganiayaan itu diduga direncanakan sebab  kejadian itu berawal dari ajakan Oknum Anggota Kepolisian Polres Tebing Tinggi yang membawa korban berkeliling kota naik kereta dengan meminta penjelasan dari korban atas hilangnya baliho Calon Walikota Tebing Tinggi yang berada di jalan veteran itu.

Namaun Korban menjelaskan pada Oknum Polisi itu, bahwa hilangnya baliho itu tidak diketahuinya dan Oknum Polisi kembali mengantar korban pada tempat ia bekerja sebagai juru parkir dilokasi jalan veteran.

Berselang beberapa menit korban sampai dilokasi tempat ia bekerja, muncul enam oknum pelaku langsung melakukan penganiayaan dan membawa korban pada sebuah Cafe yang juga berada di jalan veteran.

Keenam pelaku dengan beringas memaksa korban dengan berbagai pukulan pada wajah korban dan memaksa korban agar mengakui hilangnya baliho itu didepan istri wanita berinisial "D.Nasution" istri dari Oknum Calon Walikota Tebing Tinggi itu.

Konfirmasi awak media berlanjut pada keterlibatan Oknum Polisi berinisial "SG" yang membawa korban berkeliling sambil menanyakan korban saat kejadian, namun Oknum Polisi Berinisial "SG" menjelaskan melalui telepon mengatakan bahwa keterlibatannya itu atas Laporan masyarakat terkait hilangnya baliho pada Polres Tebing Tinggi.

Waktu pun berjalan hingga berbulan lamanya tetapi proses penanganan kasus dugaan penganiayaan enam oknum pelaku ini pun mandek ditangan Polres Tebing Tinggi tanpa ada tindakan persuasip atau penahanan pada enam pelaku penganiayaan itu.

Kasus dugaan penganiayaan ini sudah menjadi perhatian Insan Pers, hingga pemberitaan pun muncul dibeberapa mass media tentang dugaan penganiayaan itu.

Sementara hasil konfirmasi onum awak media pada Oknum Ketua DPRD Kota Tebing Tinggi yang juga sebagai Calon Walikota, menyatakan melalui telepon, bahwa Laporan Polisi atas kasus dugaan penganiayaan itu sudah dicabut korban sebab sudah dilakukan perdamaian dengan pelaku.

Namun saat awak media mencoba konfirmasi pada Humas, Kasat Reskrim dan pada Bapak Kapolres Tebing Tinggi melalui pesan whatshap, sampai berita ini dimuat belum ada keterangan didapat terkait pencabutan Laporan Polisi atas kasus dugaan penganiayaan itu. (S.Tambunan)