Pekanbaru,RN Diduga tidak memakai alat pengaman, salah seorang Pekerja terpeleset dan jatuh dari lantai 4 saat mengerjakan proyek pembangun...
Pekanbaru,RN
Diduga tidak memakai alat pengaman, salah seorang Pekerja terpeleset dan jatuh dari lantai 4 saat mengerjakan proyek pembangunan RS (Rumah Sakit) Bhayangkara pekanbaru meninggal dunia.
Informasi yang diperoleh pewarta korban yang meninggal dunia Klara Tofannito Alias Acong sebagai pengawas proyek Pembangunan gedung Rumah Sakit RS Bayangkara di Jalan jenderal sudirman pekanbaru,sedangkan pelaksana adalah PT.Bina Artha Perkasa berdomisili di Semarang Jawa dengan Nilai kontrak Rp.49.476.155.762
Korban saat bekerja sebagai pengawas proyek pembangunan RS Bhayangkara pekanbaru terjatuh terpeleset dari lantai 4 kamis 14 november 2024 sekitar pukul 9 malam korban sempat gantungan,
untung cepat di tolong sama tukang lainnya.
Diceritakan istri korban,"Semenjak kejadian itu badan suami saya lemas,kemudian korban dilarikan fajri ke rumah sakit bayangkara pekanbaru.
Lebih lanjut kata istri korban, sebelum suaminya meninggal dunia, hasil pemeriksaan dari pihak RS Bhayangkara suaminya tidak ada penyakit apapun, sehingga korban tidak dirawat dan langsung di bawa pulang ke mes karyawan, namun hasil medis dari RS Bhayangkara secara tertulis sampai saat ini saya tidak lihat,"terang istri korban.
Namun Saat di dalam Mes di mes karyawan korban hendak ke kamar mandi meskipun susah berjalan namun tetap diusahakannya,
sehingga korban terjatuh dan berteriak minta tolong, saat itulah pekerja yang ada didalam mes karyawan menolong korban.
Kemudian esok harinya minggu
korban dipulangkan ke Jakarta di dampingi Rivaldo, korban diserahkan kepada kami di bandara halim dan di titipkan uang sebesar Rp 2 juta.Sedangkan untuk ongkos taksi Rp 329 ribu ditambah biaya pinjam kursi roda di bandara Rp 50 ribu ditanggung sendiri,"ujar istri korban.
Sementara itu kami butuh biaya Rp 2 juta lagi untuk membeli obat,dan saya coba hubungi Fajri,namun tidak direspon, pada tanggal 25 November 2024 saya kirim vidio suami saya kondisinya sudah tidak bisa apa apa lagi alias sekarat baru di kirimnya Fajri uang Rp 2 juta sambil menyarankan suami saya di bawa kerumah sakit, namu sayangnya belum sampai rumah sakit suami saya meninggal,"kata istri almarhum.
Sebelum suami saya meninggal dia almarhum pernah bercerita,"Kami seluruhnya bekerja siang dan malam, Karena kejar target, soalnya gedung ini harus selesai bulan Desember 2024, Saya berada di lantai 3 dan 4 (empat) mengawasi pekerjaan memasang cor semen Malam naas itu saya terjatuh di lantai 3 (tiga)," Kata istri Almarhum menceritakan keterangan suaminya.
Sementara itu pihak Disnaker Provinsi riau saat dihampiri pewarta menjelaskan kecelakaan kerja ini yang menangani pihak kementerian tenaga kerja, soalnya, perusahaan yang mengerjakan proyek RS Bhayangkara pekanbaru pelaksanaannya adalah PT.Bina Artha Perkasa berdomisili di Semarang Jawa, untuk pengaduan bisa disampaikan ke disnaker provinsi Riau, akan tetapi kita lanjutkan ke kementerian Disnakertrans.
Hingga berita ini dilansir, pihak pelaksana proyek RS Bhayangkara belum dapat dikonfirmasi, termasuk pihak terkait lainnya
Kamis, 28 November 2024 media Radarnusantara.com sudah melansir berita terkait persoalan proyek RS Bhayangkara Pekanbaru Dengan judul berita;
𝐇𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐊𝐨𝐫𝐛𝐚𝐧 𝐣𝐢𝐰𝐚,𝐂𝐨𝐫 𝐁𝐞𝐭𝐨𝐧 𝐏𝐫𝐨𝐲𝐞𝐤 𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐤𝐢𝐭 𝐁𝐡𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐉𝐚𝐭𝐮𝐡 𝐓𝐢𝐦𝐩𝐚 𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐖𝐚𝐫𝐠𝐚
Pembangunan gedung RS Bayangkara di Jalan jenderal sudirman pekanbaru dengan Nilai kontrak Rp.49.476.155.762 dengan pelaksana PT.Bina Artha Perkasa berdomisili di Semarang Jawa sepertinya tidak ada pengawasan,
sehingga matrial proyek jatuh menimpa rumah warga (26/11/2024).
Saat awak media melakukan investigasi dilapangan,Tidak ada terlihat batang hidung pengawas Teknik dan Pengawas K3, sehingga kejadian yang serupa pernah terjadi Terulang lagi sekitar jam 13.00 wib terjadi lagi insiden Beton cor balok kolom lantai 4 jebol menimpa rumah warga yang berdekatan dengan bangunan Rumah Sakit Bhayangkara.
Hampir terjadi korban jiwa soalnya,
seorang ibu rumah tangga warga sekitar sedang menjemur pakaian di sebelah ruangan tiba-tiba jatuh cor beton tersebut,untungnya Cor beton yang terbuat dari semen itu tidak menimpa dirinya.
"Atap rumah saya bocor akibat batu dan bahan lainya jatuh dari atas tempat mereka bekerja,Mereka kerja sampai 24 jam tanpa memikirkan ketenangan warga sekitar dan sekarang kejadian lagi rumah saya di timpa cor beton yang jatuh akibat bobolnya mal atau bekesting kolom,untung kejadian siang hari tidak ada korban jiwa.
Kami tidak nyaman lagi karna kejadian ini sudah berulang ulang terjadi,Apakah mereka tidak memiliki hati nurani?,Kemanakah kami harus mengadu?,Apakah pemerintah dan aparat penegak hukum hati nurani sudah tidak berfungsi,"Ujar Ibu tersebut yang menolak namanya ditulis dengan mata berkaca- kaca.
Kejadian serupa sebelumnya juga menimpa rumah dinas sosial dan di Mushola,ditimpa material bangunan beton mengakibatkan atap mushola jebol dan rusak parah.
"Insiden ini terjadi karena jebolnya mal kolom balok cor beton,
kebetulan dan petugas K3 tidak berada di tempat,nanti kita ganti dan perbaiki kembali rumah warga yang rusak itu,"Terang Kiwadi Manegar proyek saat dihampiri pewarta dilokasi proyek rumah sakit bhayangkara kemaren.
"Ini Bukan jawaban seorang manager proyek tidak ada yg kebetulan dalam pembangunan sebuah konstruksi harus ada perhitungan Quality dan Quantity ini jawaban untuk lepas tanggung jawab saja,"jelas Emlasmi S.T yang berprofesi sebagai konsultan menyikapi jawaban Kiwadi manager proyek tersebut.
Terpisah Petugas K3/HSE pak Kadafi tidak mengetahui kejadian tersebut karena saya tidak masuk karena lembur sampai pagi saya istirahat dan petugas K3/HSE cuma saya sendiri pak.saya kerja 24 jam tidak bisa saya kontrol semua pekerjaan,"ujar kadafi singkat.
Dengan alasan yang di lontarkan manager proyek"kebetulan" seolah-
olah mereka tidak peduli dengan Keselamatan pekerjan dan warga sekitar bangunan.Petugas K3 hanya 1 orang,sedangkan pekerja jumlahnya ratusan orang di mana tanggung jawab perusahaan terhadap keselamatan pekerja dan kenyamanan masyarakat sekitar bangunan?
Dalam hal ini dinas PUPRPP provinsi dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi Riau sepertinya tidak serius dalam menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja di proyek Pemerintah dan Keselamatan warga sekitar Bangunan,terbukti acap kali terjadi kecelakaan kerja,akibat kelalaian manusia.
Kami mintak bapak kapolda Riau untuk segera menekankan kepada kontraktor pembangunan rumah sakit bayangkara untuk memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja serta kenyamanan warga sekitar bangunan karena sudah berulang kali kejadian Serupa terjadi.,demikian diungkapkan Emlasmi S.T.,hingga berita ini dilansir pihak-pihak terkait lainnya belum dapat dikonfirmasi.(kumbang)
COMMENTS