Pencairan PIP SDN Ujungjaya Tak Diterima Siswa, Buku Simpel BRI Dikuasai Sekolah

Pandeglang, RN Sejumlah wali siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ujungjaya 1 Desa Ujungjaya Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Ba...

Pandeglang, RN

Sejumlah wali siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ujungjaya 1 Desa Ujungjaya Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten mengeluhkan atas pengelolaan Program Indonesia Pintar (PIP) oleh pihak sekolah yang dinilai banyak merugikan siswa. Pasalnya para siswa/ wali siswa tidak menerima bantuan sebagaimana mestinya, meskipun sudah memiliki buku tabungan simpanan pelajaran (simpel) BRI bahkan namanya terdaftar secara resmi di website Kemendikbud RI.

Seperti yang dikatakan Boyaudin salah satu aktivis di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang yang menuturkan bahwa PIP yang memiliki tujuan mulia dari pemerintah untuk membantu peserta didik dari keluarga miskin atau rentan miskin agar dapat mengakses pendidikan tanpa hambatan finansial namun dalam praktik pencairannya tidak diterima oleh siswa/wali siswa, sebagai contoh ada salah satu siswa bernama Aidil M Ramadan bin Darusman pernah menerima bantuan sosial PIP sebanyak 2 (dua) kali, tetapi bila dilihat di data rincian antara debet dan kredit di buku tabungan BRI Simpanan Pelajar (Simpel) sudah empat kali, bila tak sampai ke penerima program lalu siapa yang menikmatinya ?? Ungkapnya Boyaudin yang akrab disapa Boya, Senin (13/1/25).

Boya menjelaskan, hal yang sama terjadi pada siswa penerima PIP bernama Sunta siswa SD Ujungjaya 1 yang diketahui sejak tahun 2020 hingga Oktober 2023 lalu tercatat sudah 4 (empat) kali mendapatkan bantuan tetapi yang diterima oleh murid/wali murid hanya satu kali. Selain itu, masih banyak yang bermasalah, bahkan buku tabungan simpanan pelajaran (simpel) BRI milik siswa ditahan pihak sekolah"ujarnya Boya didampingi Arnan warga Desa Cigorondong Kecamatan Sumur di kediamannya.

Boya berharap, pengelolaan PIP di SDN Ujungjaya 1 harus segera ditangani secara serius oleh Korwil Disdikpora Kecamatan Sumur dan di awasi pihak Dinas pendidikan, kepemudaan dan olahraga (Dindikpora) Kabupaten Pandeglang, Inspektur Inspektorat Kabupaten Pandeglang termasuk pihak kepolisian Polres Pandeglang supaya benang kusutnya segera terurai dan terungkap siapa dalang dibalik misteri PIP tersebut ," katanya. 

Sementara, Euis Nasyitah, S.Pd Kepala SD Negeri Ujungjaya 1 saat dikonfirmasi mengatakan program PIP di tahun 2024 memang tidak diurus oleh operator.

"Perlu diketahui, saya menjabat sebagai Kepala SD Ujungjaya 1 baru sekitar 6 (enam) bulan, setahu saya pada tahun 2024 tidak ada yang mencairkan PIP lantaran pihak operator sekolah merangkap bendahara diam diam saja alias tidak diurus oleh yang bersangkutan" jelas Euis Nasyitah melalui telepon genggam. 

Menurut keterangan operator sekolah (OPS), program PIP di tahun 2024 memang tidak diurus lantaran kalau mengusulkan jumlahnya banyak tetapi yang dapatnya hanya sedikit jadi gak tega kepada yang tidak mendapatkan, kadang kadang wali murid mah tahu nya maido maido (mencela) aza, makanya tidak diurus yang tahun 2024 mah, namun masalahnya memang beragam dan itu terjadi pada jaman H Lukman sebagai kepala sekolah nya, sebelum saya jadi Kepsek dengan alasan, kata operator sekolah, wali murid hanya maido doang jadi ribet" ujarnya. 

Euis menjelaskan bahwa pihak operator yang merangkap sebagai bendahara bernama H Suyaman mengaku tidak pernah mencairkan dana tersebut sekalipun jelas tercatat dalam rekening Simpanan Pelajar (simpel) BRI milik siswa ada debet dan kredit nya di buku rekening yang berjumlah sekitar 20 buku. Adapun total nominal belum saya ketahui lantaran belum dirinci namun tidak menutup kemungkinan di luar masih ada, yang jelas saya tidak bisa menjawab secara jelas dan rinci lantaran pihak operator mengaku tidak pernah melakukan pengambilan uang PIP namun dan lebih jelasnya silahkan konfirmasi langsung kepada operator sekolah", pungkasnya. (Wan).